"Memang, rasa penyesalan selalu berada di akhir. Jika berada di awal itu namanya pendahuluan".
*Kringgggg
Bel tanda masuk kelas pun tiba, kini saat nya para siswa dan siswi harus mengikuti kegiatan sehari-hari nya yaitu upacara bendera, yang dilakukan setiap hari senin.
"Lo yakin ga, nih, Cel?."
"Ga bakal pingsan kaya minggu
kemaren."Dengan suara yang terbahak-bahak, ia mentertawakan salah satu teman nya dikarenakan saat upacara minggu kemarin sempat jatuh pingsan.
"Lo ngeraguin gue,nih?."
"Gimana gue ga ragu sama lo, Cel."
"Tubuh lo itu lemah,makanya lo jangan sok-sok an ga makan pagi."
"Kalo gue makan pagi,yang ada nanti gue mau bab, kan repot jadinya!."
"Hei! Itu yang di barisan belakang kenapa masih main-main, mau saya suruh maju kedepan?."
"Udah ah, Bey. Udah di tegur tu sama Bu Siti buat ga main-main lagi."
"Lo jangan ngeledek gue terus dong!."
Gadis itu hanya tertawa kecil dan mencolek batang hidung milik teman nya sembari berbisik
"Kalo gue ga gangguin lo,terus yang gue ganggu siapa dong?."
Pertemanan diantara kedua sangatlah dekat,bisa terbilang bestie forever, mereka adalah Abeyya Gatha Tasaàne dan Cellya Amaretha. Mereka masih duduk di bangku 2 SMA, keduanya memiliki hobi dan karakteristik yang hampir sama. Bahkan, teman-teman mereka banyak yang mengira keduanya adalah anak kembar. Namun, Abey dan Cellya hanya sebatas teman rasa saudara. Keduanya telah bersahabat sejak mereka dalam kandungan. Karena Mamanya Abey dan Cellya dulunya adalah sahabat, sama seperti Abey dan Cellya dan bjsa dikatakan hubungan antara keluarga Abey dan Cellya sangat lah dekat.
⋆.˚✮✮˚.⋆
Dikala pagi itu,Abey berangkat dari rumah menuju sekolah lebih awal dari biasanya. Ia memutuskan untuk membaca novel yang ia bawa dari rumah untuk di baca di bawah pohon rindang yang berada tepat di depan kelas nya.
Suasana hembusan angin pagi yang membuat uraian rambut Abey menjadi berantakan membuat ia tidak mood, ia menutup kembali novel yang ia pegang dan berniat untuk melangkah kan kaki nya menuju toilet untuk merapikan kembali rambut nya.
Namun, langkah kaki nya terhenti saat ia mendengar dari kejauhan ada suara yang berteriak kepadanya.
"ABEY NANTI MALEM GUE KE RUMAH LO YAA!."
"LO MAU NGAPAIN KE RUMAH GUE MALEM-MALEM"
"MAU LIHAT BUAPAK MUU."
"HAHAHAHAHA."
"Kurang ajar lo!."
Abey hanya menggeleng kan kepalanya melihat tingkah laku sahabat nya itu. Namun, Abey heran melihat sahabatnya datang lebih awal ke sekolah.
"Tumben tu anak dateng lebih awal,biasanya juga telat."
Dari kejauhan,ia terus memperhatikan kemana arah langkah kaki membawa sahabatnya itu lari tergesah-gesah di area lorong sekolah yang pada saat itu yang terlihat oleh mata hanya ada Abey,Cellya dan kicau an suara burung-burung dari pepohonan.
Takut terjadi hal yang tidak di inginkan pada sahabatnya, Abey menyusul sahabat nya yang semakin menjauh darinya.
"CELL,TUNGGU GUE!."
Tak di hiraukan oleh sahabatnya, Abey berlari supaya tidak ketinggalan jauh dari sahabatnya dan mengetahui kemana arah pergi sahabat nya itu.
Dalam sekejap mata, sahabatnya menghilang dari arah yang Abey sesuai. Padahal, ia memang melintasi jalan ini namun menghilang begitu saja.
"Loh,Cellya kemana?."
"Apa...."
"Jangan-jangan itu bukan cellya?."
"Ya ampun, Bey."
"Masa iya ada hantu disini."
"Ngga ngga, tapi yang gue lihat pagi tadi beneran Cellya!."
Abeyya kebingungan hanya bisa mondar-mandir dan berfikir kemana hilang nya sahabat nya itu? Atau, ia belum datang ke sekolah?. Kan, memang kebiasaan Cellya selalu telat datang ke sekolah.
*tuk...tukkk...tukk
Suara langkah kaki terdengar di telinga Abeyya, Ia tidak menolehkan pandangan nya ke arah belakang dimana sumber suara itu berasal. Ia hanya melanjutkan langkah nya menuju ke depan untuk menghindari suara tersebut.
"DOOORRRRRR."
"HAHA! LO TAKUT YA?."
Tak disangka, yang membuat suara langkah kaki itu adalah sahabatnya sendiri yang sedang meng jahili Abeyya. Karna, ia tahu Abeyya tak sepemberani itu untuk hal-hal yang seperti ini.
"Anjirrr! Gue kira siapa."
"Lo kenapa gue susulin langsung ngilang, hah!."
Bentak Abeyya karna ia merasa sedang di permainkan.
"Santai dong, cees!."
"Gimana gue bisa santai coba, kalo terjadi hal buruk tentang lo gimana." Abey meredakan amarah nya.
"Amann, gue gapapa. Nih, buktinya ngga ada luka sama sekali, kan?."
"Lagian lo kenapa,tumben banget nyariin gue. Kangen lo ya?." Sahut Cellya sembari menyenggol bahu Abey.
"Iwww! Amit-amit gue kangen lo." Abey menunduk seolah-olah ingin memuntahkan apa yang ada dalam perutnya.
"Mang ea, kiw-kiw!."
"Awas deket lo ada hantu hihihihihi." Cellya berlari menjauh dari hadapan Abey, dan di ikuti Abey di belakang nya.