1

1.2K 110 9
                                    

"Sayang, bangun, ayo rapi-rapi. Yang lain udah pada rapi tinggal nungguin kamu. Kita mau makan malem di luar." Sutsujin menggoyangkan badan Rinz dengan pelan guna membangunkan pacar besarnya. Rinz mengerjap, membiasakan cahaya memasuki matanya kemudian melihat pacar kecilnya. Tersenyum kecil yang di balas kekasihnya, Rinz mendudukan dirinya, mengangkat tangan kirinya dan menepuk pelan kepala kekasihnya.

"Aku ke bawah duluan ya, kamu rapi-rapinya yang cepet, kasian yang lain kalau kelamaan." Melihat kepergian kekasihnya, Rinz melangkah ke arah lemari bagiannya dan dengan cepat mengganti baju serta membasuh wajahnya.

"Lama kali lekkk, dah lapar perut aku ini." Komentar Dyren ketika melihat Rinz turun yang Rinz tanggapi dengan cengiran. Skylar yang melihat mereka sudah lengkap pun berjalan mengambil kunci mobilnya. "Ayo lekk, biar ga malam kali nanti kita pulang." Berjalan keluar disusul Idok, Dyren, Sutsujin, dan Rinz. "Loh? Yang lain gak di ajak?" Tanya Rinz yang ditanggapi gelengan oleh Sutsujin. "Bang Kep sama Bang Khezcute lagi ga di GH, Lekk." Idok menjawab dan Rinz hanya mengangguk membalasnya. Bagaimana dengan Praba? Minggu ini adalah minggu UTS, jadi Praba pulang kembali ke rumahnya agar fokus pada UTSnya.

Dyren duduk di depan, bersebelahan dengan Skylar yang mengemudi. Idok di ujung kiri, Sutsujin di tengah, dan Rinz di kanan. Mobil melaju dengan tangan Rinz yang memainkan jari-jari tangan Sutsujin. "Cantik kali tangan lu, kohh. Pakai produk apa kau?" Sutsujin tersenyum kecil membiarkan Rinz yang sibuk dengan tangannya. "Ga pake apa-apa." Balasan bernada datar namun hatinya senang mendapatkan pujian kecil dari sang kekasih. Dyren melirik kearah belakang sekilas. "Memang cantik kali tangannya itu lek, ku sorot dari dekat waktu live kemaren pun tetap cantik." Dyren menimpali.

Mereka sampai, memesan dan menunggu makanan yang mereka inginkan ditimpali dengan candaan. Rinz yang duduk di seberang Sutsujin menendang-nendang kecil kaki kekasihnya sambil mengobrol dengan yang lain, menunggu kesabaran
kekasihnya habis. Sutsujin dan marah kecilnya adalah dua hal yang Rinz sukai.

"Ga live kau, Ren?" Skylar bertanya pada Dyren. Dyren menatap Skylar dan menggeleng. "Ga Lek, bising kali tempat ini." Dyren menengok ke arah Rinz, "Live kau itu gimana, Rinz? Mau banyak yang nonton tapi baru 5 ribu penonton dah kau matikan." Rinz tertawa kecil. "Ya mau gimana, Lek. Malu aku kalo banyak-banyak." Sutsujin tersenyum kecil atas fakta yang satu itu. Pacarnya memang plin plan dan menggemaskan di waktu yang bersamaan. Satu sisi ingin seperti Dyren yang livenya memiliki banyak penonton tapi di sisi lain Ia tak mau ditonton oleh banyak orang.

Merasa kaki Rinz tidak berhenti-berhenti menendang kecil kakinya, Sutsujin mulai merasa terganggu. Dengan kekuatan sedang Ia menendang tulang kering Rinz. Ga sakit tapi cukup untuk membuat Rinz terkejut dan berhenti dari acara isengnya. Rinz menatap Sutsujin, terkekeh kecil melihat raut wajah Sutsujin yang kesal.

Tak lama makanan datang dan mereka menyantapnya.

"Baby Ujin, langsung tidur kau? Ga mau main PS dulu?" Dyren melihat Sutsujin yang melangkah menuju tangga. "Ngantuk, naik dulu ya Ren." Tolaknya yang dibalas anggukan oleh Dyren. Rinz melirik kekasihnya, Ia ingin mengikuti Sutsujin tapi tidak mungkin karena yang lain pasti akan menahannya untuk bermain PS. Permainan dilakukan dengan seru, hingga jam menunjukkan pukul 3 pagi dan mereka menyelesaikan permainan mereka, pergi ke kamar menyusul Sutsujin yang sudah terlelap.

Rinz tidak langsung tidur, Ia membersihkan dirinya terlebih dahulu. Keluar dari kamar mandi Rinz melihat teman-temannya sudah terlelap. Berjalan kearah tempat tidur Sutsujin dengan pelan, takut ada yang terbangun.

Rinz menatap wajah bayi kesayangannya dengan senyum yang terukir tulus namun perlahan ada setitik sendu. Seandainya pacar kecilnya tidak meminta untuk backstreet maka dapat Rinz pastikan Ia akan memamerkan Sutsujin kepada semua orang. Betapa bangga dan beruntungnya Ia menjadi pemenang hati pacar kecilnya. Jiwa pamernya meledak-ledak, namun harus ditahan karena permintaan pacar kecilnya. Rinz menurunkan tubuhnya, mengecup permukaan bibir kesukaannya dan mengelus pucuk kepala Sutsujin dengan sayang berharap pacar kecilnya berubah pikiran.

Secret Love Song (Natal x Selatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang