Secret Love Song (Natal x Selatan)

6

"Guys, seperti yang udah gua announce dari yang lalu-lalu kalau hari ini kita bakal ada photoshoot trus malemnya kita scrim buat persiapan lawan AE sama Geek. So, please kalian rapi-rapi karena setelah makan siang kita bakal berangkat." Bang Xo selaku manager mengingatkan kembali serangkaian kegiatan yang akan dilakukan Hoshi. Semua mengangguk paham dan berangsur bubar hendak bersiap dan menikmati makan siang sebelum melakukan pekerjaan mereka.

"Alamak, wangi kali makanan kita ini." Skylar yang telah selesai bersiap segera menuju meja makan, menemukan makan siang mereka yang sudah tersedia dan segera melahap bagiannya.

"Enak lek?" Idok melangkah dari anak tangga menuju ruang makan. "Enak lah, liat ni makan ku aja udah bernapsu gini."

"Aku yang ga napsu karena liat kau makan." Goda Idok, menghasilkan dengusan sebal dari Skylar. "Diam aja lah kau, makan sana."

Satu persatu mulai turun, menikmati makan siang mereka. Hingga ajakan bang xo ketika mereka selesai makan terdengar. "Yuk semuanya kita jalan." Dengan itu mereka berangkat menuju tempat photo shoot.

Sepanjang perjalanan Sutsujin asik mengganggu Rinz, leher yang digelitik hingga pinggang yang dicubit kecil dari sela kursi, suasana hatinya sedang baik hari ini. Rinz hanya bisa sabar, kekehan kecil Sutsujin yang sesekali terdengar membuatnya membiarkan Sutsujin melakukan apapun pada dirinya.

Tapi pemikiran bahwa orang lain akan curiga bila ia terlalu sabar menghampiri Rinz. Maka ketika jari-jari Sutsujin kembali memberi sensasi geli pada lehernya, Rinz dengan cepat menangkap tangan Sutsujin dan menggigitnya pelan. Perlakuan Rinz menimbulkan pekikan kecil dari Sutsujin, si kecil jelas kaget dengan gigitan tiba-tiba yang ia terima.

"Terus terus, kau ganggu terus aku ya baby Ujin." Sutsujin terkekeh, Rinz terlihat protes bagi orang lain tapi tidak bagi dirinya. Melihat bagaimana Rinz langsung mengecup dan mengelus bagian yang ia gigit. Tak terlihat oleh mata yang lain, hanya Sutsujin.

"Jail kali baby ujin, udah mulai mode satwa liar dia." Dyren berkomentar dengan mata yang tertutup namun telinganya tetap aktif mendengar.

Mereka sampai, disambut oleh beberapa crew yang ada di sana dengan ramah. Asik menyapa, Sutsujin tersadar akan kehadiran beberapa talent dan BA yang juga hendak melakukan photo shoot. Matanya bahkan langsung terfokus pada Syalma yang kini berusaha mendekati Rinz. Mulai dari menyapa, Syalma berusaha memulai dan mempertahkan obrolannya bersama Rinz.

Selamat tinggal mood baik Sutsujin.

Senyum terpaksa ia keluarkan pada sesi fotonya. Untungnya ini tak berlangsung lama. Perasaannya kembali membaik ketika Rinz langsung mendatanginya dan memberikan baju miliknya untuk diganti. Senyum manis Rinz berikan, mengobati panas hati si kecil.

"Makasih ya." Sutsujin mengambil bajunya, berlalu menuju ruang ganti setelah membalas senyum kekasihnya.

Rinz tidak buta dan ia peka akan perasaan Sutsujin. Mata Sutsujin terus meliriknya dari awal Syalma membuka obrolan dengan dirinya. Rinz tersenyum kecil, siap menghadapi kekasihnya yang tengah cemburu, maka dengan sadar ia mengikuti Sutsujin ke arah ruang ganti karena masih ada 2 orang lagi sebelum dirinya memulai sesi foto dengan Syalma.

Tap

Rinz tahan pintu ruang ganti yang hendak Sutsujin tutup, ia masuk dan mengunci pintu. Aksinya dibalas tatapan heran dari Sutsujin.

"Aku mau ganti baju, keluar dulu." Rinz abai, malah merangkul pinggang dan menaikkan dagu Sutsujin, menatap mata Sutsujin yang layu.

"Kenapa moodnya turun gitu, sayang?" Sutsujin mencebik sejenak, siap mengeluarkan aduannya. "Syalma."

Rinz terkekeh, mengecup bibir Sutsujin yang kembali mencebik. "Professional sayang, cuman kerjaan ga lebih. Ngobrol-ngobrol ringan biar nanti photo shootnya ga canggung. Kalo lebih mah yang di depan aku ini." Tangan Rinz beralih ke tengkuk kekasihnya, menekan maju mempertemukan belah bibir keduanya.