5

949 114 32
                                    

Jari Sutsujin menari-nari aktif di atas layar telepon genggam milik kekasihnya, sedangkan Rinz asik dijadikan sandaran bagi si kecil. Tangan kirinya melingkari bahu Sutsujin sambil sesekali memainkan rambut halus si kecil atau mengelus pipinya.

"Seneng banget kamu bacain chat cewe-cewe ga jelas gitu, koh." Memperhatikan bagaimana si kecil keluar masuk ruang obrolan miliknya. Membacanya sambil terkekeh.

"Seru bacain chat mereka yang coba deketin kamu. Udah kayak asrama perempuan aja ponsel mu ini."

"Asal ga tiba-tiba overthinking aja kau, koh." Sutsujin melirik sinis pada Rinz. "Dih, ga akan." Rinz terkekeh gemas, menggigit pipi kanan si kecil main-main yang dibalas Sutsujin dengan mendorong wajah Rinz.

"Apasih gigit-gigit. Sesama pipi bakpao gosah gigit-gigit." Rinz tertawa melihat reaksi Sutsujin. Tangan kirinya ia bawa menahan kepala si kecil, membuat Rinz semakin gencar menggigit main-main pipi Sutsujin.

"RINZZZZ" Tawa Rinz semakin pecah. Tangannya bertukar tugas dengan mulutnya, kini membelai pipi Sutsujin yang telah memerah.

"Ish marah-marah ishh, keluar aslinya." Sutsujin menatap garang kekasihnya. "Menurut lo aja anjir." Kalau bukan pacarnya, dapat dipastikan tangan Sutsujin kini sudah bertengger indah menjambak rambut lawan bicaranya.

Rinz kecup pipi kekasihnya yang masih memerah. "Maaf ya baby Ujin, makanya jangan gemes-gemes." Sutsujin mendengus, mengalihkan perhatiannya kembali pada ponsel kekasihnya.

Drrttt

Sebuah notif muncul dengan nomor telepon yang tertera. 'Rinz, ini Syalma. Sv back ya'

Sutsujin langsung menoleh ke arah Rinz, tatapannya heran dan jengkel yang membuat Rinz spontan mengelus bahu si kecil.

"Udah kayak anak RP aja 'sv back sv back' an gitu." Rinz merangkul Sutsujin lebih erat. "Koh, ih. Tobat."

Sutsujin kembali menoleh ke arah telpon genggam kekasihnya ketika ia merasakan getaran lanjutan. 'Kamu udah di kasih tau belum? Kita bakal ada foto shoot bareng.'

Mata sipit milik Sutsujin membesar, menatap Rinz menuntut penjelasan. Rinz panik, bang xo mengatakan padanya kemarin pagi dan ia lupa total untuk memberitahukan Sutsujin.

"Bae itu.. bang xo kasih tau kemaren, tapi aku lupa banget bilang ke kamu. Maaf." Rinz menatap mata Sutsujin, memberikan tatapan semelas mungkin berharap kekasihnya luluh dan tak mempermasalahkan ini lebih jauh.

Drrttt

'Kalau aku minta jemput, kita berangkat bareng, Rinz mau ga?'

"Anjing" Sutsujin langsung melemparkan ponsel Rinz pada sofa di sebelahnya. "Bales tu cewek lu." Rinz berusaha tenang, tidak langsung meraih ponselnya, ia raih pinggang Sutsujin dan mengelusnya.

"Sayang, aku beneran lupa banget. Maaf ya. Ga lagi-lagi aku kayak gitu. Ga bakal aku jemput juga nanti anaknya, Sayang." Sutsujin menjepit bibir Rinz yang memaju dengan telunjuk dan ibu jarinya. "Ga usah memble gitu. Bales tuh chatnya."

Rinz meraih ponselnya, membuka ruang obrolannya dengan Syalma. 'Oke gua simpen. Gua ga bisa jemput ya.' Rinz menunjukkan balasannya pada Sutsujin, ditanggapi dengan anggukan dan jepitan pada bibirnya yang terlepas.

"Ini tuh photo shoot yang baju baru itu loh, yang minggu depan." Sutsujin kembali mengangguk dan beranjak dari posisi nyaman mereka.

"Ih mau kemana sayang? Masih ga mood?" Rinz menahan tangan Sutsujin. "Apasih, mau rapi-rapi. 'Kan mau nontonin kamu futsal bentar lagi." Tangan Sutsujin ia lepaskan dan cengiran khasnya muncul di wajahnya. "Oh iya, di temenin pacar ya aku mainnya ya." Sutsujin hanya tersenyum kecil dan berlalu.

Idok, Dyren, dan bang Khezcute memasuki GH. Mereka akan berangkat bersama dari GH. "Udah rapi-rapi lekk?" Dyren berbasa-basi dengan Rinz, melihat Rinz masih santai di ruang tamu. "Aman lekk. Dah ku taro tas semua."

"Sutsujin nanti ikut ya." Lanjut Rinz yang di balas heran oleh Dyren. "Kau apain dia sampe mau ikut." Rinz menggeleng. "Ga ada, cuman ku ajak biasa aja."

"Ada maen ini. Baby Ujin mana pernah mau ikut futsal. Ada maen kau ya." Rinz memutar bola matanya malas dan beranjak mengambil tasnya. "Apasih pendo." Idok dan bang Khezcute hanya duduk dan memainkan ponsel mereka.

Lapangan yang mereka sewa telah ramai oleh anak-anak RRQ. Baik dari Sena dan Hoshi, semua berkumpul dan siap dengan baju futsal mereka.

"Aku main dulu ya, jangan kemana-mana. Nanti semangat aku ilang." Rinz berbicara pelan pada Sutsujin yang dibalas anggukan ringan.

Permainan di mulai, terbagi menjadi dua tim yang di isi dengan acak. Fun match tanpa memperdulikan kemenangan karena anggota tim yang terus berganti.

Sutsujin menatap Rinz yang berlari mengejar dan menggiring bola. Sama sekali tak mengerti, ia hanya menikmati Rinz yang kini terlihat 'panas' di matanya. Bajunya menjeplak apik lekuk badan Rinz karena keringat yang bercucuran, membuat badan tegapnya terpampang nyata.

Ketika mata Rinz bertemu tatap dengan miliknya, pria itu mengerling menggoda Sutsujin. Sutsujin hanya mampu membalasnya dengan senyuman, wajahnya kian memanas menatap prianya yang semakin menawan. Sutsujin mengambil ponselnya, membidik prianya dan tersenyum puas atas hasilnya.

Sutsujin menyodorkan botol minuman ketika Rinz menghampirinya yang diterima Rinz setelah melepaskan bajunya.

"Ngapain dilepas? Mau pamer?" Rinz menggeleng pelan sambil meminum air yang diberikan kekasihnya. "Enggak loh, koh. Negatif aja. Panas banget ini." Sutsujin mengalihkan pandangannya. Bukannya tidak suka, tapi ia memalu melihat badan Rinz. Pacarnya ini memang agak berisi, tapi tak mengganggu, bentuk badannya tegap dengan dadanya yang bidang, otot-ototnya belum jadi tapi sudah mulai terlihat, Sutsujin suka.

Sutsujin beranjak dari tempatnya, bisa-bisa ia kelepasan mengelus dada Rinz bila terlalu lama melihatnya. "Nanti di GH aku mau pegang ya." Sutsujin berkata lirih sambil melewati Rinz. Rinz terkejut, hanya sesaat, karena detik berikutnya seringaian terlihat menghiasi wajahnya.

Idok yang memperhatikan interaksi mereka hanya menggeleng. 'Ada gila-gilanya hubungan mereka ini.'

————————————-
Ini kenapa pada mau Rinz, gada yg mau baby ujin hah??😭🫵

RRQ? Jaya Jaya Jaya

Secret Love Song (Natal x Selatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang