Chika masih saja menangis, Olla dan Eli membiarkan Chika meluapkan emosinya lebih dulu. Percuma mereka menghujani Chika dengan pertanyaan yang tidak akan dijawab oleh Chika.
Sekitar satu jam Chika masih betah menangis, sampai-sampai satu kotak tisu pun ia habiskan hanya untuk membuang ingus dan menyeka air matanya. Olla dan Eli mereka menahan kantuknya, bahkan Eli sempat tertidur sejenak saking bosannya menunggu Chika berhenti menangis."Chik, udah apa Chiik...gue ngantuk, hoaaammm!"ucap Olla sambil menguap. "Lu kapan ceritanya kalo nangis terus? Noh liat Kak Eli udah kaya gitu." Helisma alias Eli, kini ia sudah tertidur lelap. Tubuhnya bersandar ke sofa. Mulutnya sedikit terbuka, dan mengeluarkan suara dengkuran yang cukup keras.
"Hiks... hiks...kenapa mami sama papi gue jahat banget ya Laaa..."
"Coba lu ceritain dari awal kaya gimana."pinta Olla, meskipun matanya sekarang sudah 5 watt tapi ia tidak bisa membiarkan Chika begitu saja.
"Hiks...hiks... Lu tau kan tadi gue makan malam sama temennya papi gue?"tanya Chika.
"Iya, terus?"
"Nah, bener apa kata lu. Gue disana di kenalin sama anaknya temen papi. Gue sama sekali gak kepikiran mereka buat jodohin gue. Ya meskipun ada beberapa obrolan yang mengarah kesitu, tapi mereka semua kaya gak serius gitu ngomongnya. Tapi tadi pas gue___"
Flashback
Chika sudah menyelesaikan aktivitas mandinya. Dan sudah berganti pakaian. Saatnya menunggu kedatangan Shani. Yang tadi sudah berjanji padanya akan kembali ke kamar setelah berganti pakaian.
Namun sang mami belum juga datang. Chika masih berusaha menahan kantuknya, meskipun matanya sudah tertutup tapi pikiran serta pendengarannya masih terjaga menunggu Shani.
"Lama banget sih mii..."gumamnya, dengan suara rengekan khas Chika.
"Ngantuk!"Chika pun misuh-misuh, ia membolak-balikan tubuhnya.
"Apa jangan-jangan, papi gak bolehin mami kesini lagi?"tebaknya. Karena penasaran dan juga kesal Chika pun pergi ke kamar orangtuanya. Namun saat ingin membuka pintu, Chika mendengar semua obrolan Shani dan Cio tentang dirinya yang akan dijodohkan dengan Tian.
Chika pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam. Tanpa berpikir panjang ia pun langsung pergi dari rumah karena rasa kecewanya pada Shani dan Cio.. Bahkan Chika tidak membawa ponselnya ikut serta.
Flashback end
"Jadi gitu Laaa, hikss...gue gak mau..."ucap Chika jujur.
Olla dia hanya terdiam, mencerna ucapan Chika. Setengah tidak percaya, tapi mungkin itu kenyataan yang Chika hadapi saat ini."Lu yakin gak salah denger Chik?"tanya Olla.
"Nggak hiks, orang gue denger jelas banget pake kuping gue sendiri gimana sih lu La! Lu gak percaya sama gue?"
"Bukan gitu, Chik. Apa coba tujuannya papi sama mami lu tiba-tiba jodohin kaya gitu?"
"Yang gue hikss denger, katanya supaya gue gak manja lagi. Tapi masa iya gue harus kawin dulu supaya gue gak manja Laaaa??? Hiks...hiks...emang gue dari sono nya kaya gini mau gimana lagi coba! Ko papi sama mami gak ngertiin gue? Mami juga bukannya belain anaknya malah ikut-ikutan, hiksss..."tangis Chika sambil menutup wajahnya.
"Suuttsss udah, Chik. Gue ngerti ko apa yang lagi lu alami."ucap Olla mengusap punggung Chika.
"Lu gak ngerti La! Karna lu gak ngalamin apa yang gue alami!"
"Iya iya sorry, ya terus gue harus gimana dong? Gue gak bisa ikut campur urusan keluarga lu, Chika."keheningan pun terjadi diantara mereka, hanya suara isakan kecil Chika saja yang terdengar dan juga dengkuran Eli yang semakin menggelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kulkasku CH2 [Slow Up]
أدب المراهقينGimana sih rasanya nikah sama orang yang gak kita cinta??? Manis, asem, asin rame rasanya!!! wait...wait..wait... dia cuman punya satu rasa yaitu DINGIN, brrrrrr!!!