3.

182 28 3
                                    

Kedatangan seorang Shani Indira natio, membuat pihak sekolah langsung memberikan kursi spesial yg tepat brada paling depan.

Pertunjukan theater sudah berlangsung hampir se jam, shani tak bisa melunturkan senyum nya melihat drama yg anak nya dan teman² sekolah nya bawakan.

Shani tidak tau saja bahwa senyum nya membuat semua manusia di sana tertekan, karena mereka berusaha tampil cool, dan tenang agar bisa mencuri perhatian Shani.

"Hay bu shani"

Shani sebenarnya malas mengalihkan pandangannya dari panggung theater hanya untuk menatap orang yg memanggil nya.

"Iya, ada apa?"

Pria itu memperbaiki gestur duduk nya dan tersebut ke arah shani.

"Boleh berkenalan?"

"Boleh"

Jawab shani dengan mata yg sesekali mencuri pandang ke panggung theater.

"Saya kevin, salah satu donatur di sekolah ini" kevin menjulurkan tangannya.

"Oh, shani" shani meyebutkan namanya begitu saja.

Malu?, ya kevin malu merasa tidak di anggap begitu penting.

"Saya dengar kamu, juga donatur di sekolah in ya"

Kevin kembali bersuara, untuk mencari celah agar mereka akrab.

"Ah, iya.. maaf apa kita bisa berbicara lain kali?, saya kemari untuk menonton acara theater putri saya "

Skak, kevin tersenyum malu, ia mengangguk aneh, lalu bergumam.

Shani yg tidak peduli kembali memfokuskan perhatian nya pada acara itu.


***

"Keren banget anak buna, bisa jadi aktris nih"

"Hahah, iya dong, buna nya aja sempurna pasti anak nya bisa apa aja"

Shani terkekeh lalu berniat menjahili putri nya itu.

"Emang nya selain akting adek bisa apa?"

Freya membusung kan dada nya dengan sombongnya berkata.

"Makan, tidur, manja ke buna, dan terakhir... Nen"

Shani melotot kan matanya mendengar ucapan frontal sang anak.

"Ayo masuk"

Ajak shani panik takut ada yg denger, dan kedua nya masuk ke mobil.

Cukup grecio aja yg sudah tau kalau Freya masih minum susu, walau ia tau nya susu formula bukan nen.

Kan aneh kalau orang lain denger.

***

Freya bermain game online di ponsel nya, sedangkan Shani bekerja.

Keduanya saat ini brada di ruang kantor shani, setelah pulang dari sekolah tadi, mereka mampir untuk makan siang di restoran bintang tiga.

"Freyana, ga boleh ngomong gitu"

Freya dengan wajah yg cemberut mengangguk patuh, apa yg ia bilang?, entah lah dia bergumam dan hanya shani yg dengar.

Tok

Tok

"Masuk"

Gadis langsing nan tinggi berjalan anggun menghampiri meja shani.

"Hay sayang, bagaimana theater anak kita?"

Shani hanya menggeleng pasrah dengan kelakuan teman tantrum man nya itu.

"Hay nak, bagaimana theater hari ini, apa buna mu memarahi mu?" Tanya eli saat melihat wajah cemberut freya.

"Jangan ganggu cue elii!"

Shani langsung menoleh dan benar saja seperti yg freya teriakan, eli sedang menganggu nya dengan mencubit gemas kedua pipi nya.

"El jangan di ganggu dulu"

Eli mendekat kan wajah ke wajah freya, sangat dekat.

"Bau susu basi, huek"

"Ceu elii!!"
















Parah sih, baca tapi ga kasih like, bintang² itu.

Komen dong, komen nya jangan cuma bilang ( lanjut thor, gw tungguin kok) taik!

Komen tuh begini (thor kenapa belum up, lo belum mati kan?)

Atau begini (thor up dulu baru makan)

Tapi author lebih seneng kalau begini (Thor up entar gw follow ig lo) ril di follow, jangan cuma komen!

sweet as caramel child Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang