5.

209 28 0
                                    

Pagi² sekali shani sudah di kejutkan dengan pelukan sang buah hati.

Ia masih tertidur di kasur dengan selimut menutupi tubuh nya, dan tiba-tiba gadis karamel itu masuk ke selimut dan berbaring di atas tubuh shani sambil memeluk nya.

Wajahnya tepat brada di belahan dada shani, ia terlihat begitu kehausan, tunggu!, apa yg freya lakukan?.

Mulut kecil itu terlihat serakah dengan dada sang ibu, ia menyesap nya hingga shani sesekali meringis.

"Jangan di gigit, adek"

Freya melepaskan mulutnya dari nipple dada shani.

"Iya buna, ga gigit kok"

Shani melanjutkan tidur nya, sedangkan freya melanjutkan aksi nya.

Padahal ia sudah besar, bahkan ia sudah memiliki dada sendiri tapi kenapa ia masih nen ke shani?.

Tak apa lah selagi shani tak keberatan, shani juga senang.




***




Shani melajukan mobilnya menuju sekolahan  freya.

Kenapa?, ini sudah jam empat freya sudah pulang sekolah.

Mobilnya berhenti, mata yg melihat shani turun dari mobil manatap kagum dirinya.

Hingga seorang gadis melotot kan matanya dan berjalan menghampiri shani.

"Cici?"

Shani menoleh ke samping, wanita cantik dan berwajah imut itu tersenyum Dengan tatapan penuh rindu ke arahnya.

"Cici lupa sama aku, ya?"

Tanya gadis itu lagi, karena shani tidak memberi kan respon apa pun.

Shani mengerutkan keningnya, jika di lihat dari pakaian nya ia terlihat... Masa iya dia bekerja di perusahaan dengan tampilan seperti ini.


 Masa iya dia bekerja di perusahaan dengan tampilan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Zee?"

Gadis bernama zee itu tersenyum lalu mengangguk.

"Beneran azizi?, ya ampun kamu udah besar ya, xixixi"

Shani mencubit gemas pipi azizi dengan gemas lalu memeluk nya.

"Ah, ahaha.. sakit cii"

Shani melepaskan pelukan mereka lalu menatap zee.

"Kamu ngapain di sini?"

"Jemput ponakan"

"Oh ya, siapa?"

"Buna"

Kedua wanita itu menoleh secara bersamaan, zee tersenyum dan melambaikan tangannya.

Tapi lihat tatapan freya. Ia tak menghadap ke zee, tapi sudut mata nya menatap tajam zee.

Shani yg menyadari itu langsung merangkul pundak freya.

"Zee, kenalin.. ini freya anak cici"

Zee tersenyum dan kembali melambaikan tangannya menyapa freya.

"Hai, frey.. aku azizi"

"Iya tau"

"Sayang ga boleh gitu.. buna sedih loh"

Freya memeluk tubuh shani lalu mendongak.

"Buna maaf, freya janji ga gitu lagi.. ini freya baik lagi kok"

Freya kembali manatap zee lalu tersenyum.

Deg

Senyum paksa freya saja mampu menghipnotis seorang azizi safa asadel.

"Ka zee"

Mereka menoleh dan terlihat lah siswa cowo dengan mata sipit berdiri di sana.

"Hay, ci shani, hay ka freya"

Shani tersenyum begitu pun freya yg takut pada kesedihan shani.

"Ah, oline"

Menolog zee.

"Ya udah kita pulang duluan ya zee, dan.. olin?" Ucap shani. Oline mengangguk.

"Permisi"

Shani membawa freya ke mobil dan meninggalkan zee, dan oline yg masih diam.

"Beneran cantik.. walaupun udah tante²"

Plak

"Apaan sih, ka zee sakit loh"

"Udah ayo pulang"












sweet as caramel child Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang