1.

313 33 0
                                    

Shani menatap sedih putri nya yg tertidur di kasur, dengan perlahan tangan nya terulur mengusap buliran keringat di wajahnya.

"Buna"

"Iya sayang"

Senyum shani membuat jantung freya bergetar, ia bangkit dan memeluk tubuh sang ibu.

"Ada yg sakit, hm?"

Freya menggeleng, dan semakin mendusel kan wajahnya di ceruk leher shani.

"Buna ada kerjaan, tapi buna pulang cepet.. adek sama ka tina di rumah ya"

Freya mempererat pelukannya, tanda ia menolak.

"Terus gimana?" Shani bertanya usulan freya dengan lembut.

"Ikot"

Shani menempelkan punggung tangan nya di kening freya, lalu meraih ponsel nya dari tas nya.

"Halo eli, ubah lokasi pertemuan nya, jadi di kantor saja"

"..."

"Iya, bye"

"..."

Tutt..
Tut..

Shani menatap kepala freya yg kini berada di dada nya.

"Yuk, ganti baju dulu"




***



Di ruang Dengan nuansa putih dan terlihat begitu elegan, shani mem pat² kepala freya yg duduk di pangkuan nya nya dengan wajah nya ceruk leher shani.

Di ruang itu ada delapan kursi yg mengelilingi satu meja panjang, dengan bantalan empuk di kursi, agar membuat nyaman orang yg mendudukinya.

"Udah bobo?"

"Belum"

"Bobo gih, udah siang"

Freya mengangguk dan beringsut mencari posisi ternyaman.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi shani, lalu masuklah Pria dengan stelan formal.

"Selamat siang, shani"

"Siang.. silahkan duduk"

Pria itu duduk di kursi yg ada di depan sebelah kanan shani, jarak kedua nya hanya dua meter.

Pria itu tersenyum mata nya menyipit melihat seorang gadis mendekap shani, menurut nya gadis itu sangat beruntung.

"Dia, sedang sakit, bisa kita berbicara pelan?"

"Tentu, tapi mengapa kamu membawa nya jika dia sedang sakit?"

Tanya nya dengan wajah khawatir.

"Dia tidak mau ditinggal"

"Kamu bisa mengatakan nya, dan kita bisa mengundurkan pertemuan ini"

Shani tersenyum melihat rekan kerja nya itu, sungguh baik dan penuh perhatian menurut nya.

"Terimakasih cio, tapi freya tidak sakit separah itu, ia hanya masuk angin"

Grecio membuka mulutnya, dan terkekeh.

"Ouhh.."

"Baiklah mari kita bicarakan"

Shani memperlihatkan layar laptop nya pada pria itu, tapi di saat sedang fokus fokus nya mata shani beralih ke wajah tampannya dan...




"Dia Shania grecio Harlan, dia setahun lebih muda dariku, tapi ia memiliki sifat dewasa.. dia juga sangat baik, dan penyayang, terutama kepada freya.." batin shani.







Tak sampai se jam pembicaraan mereka selesai, grecio menggendong Freya ala bridal style, membawa nya ke ruangan shani.

"Masuk saja, tidak perlu melepaskan nya"

Grecio tersenyum dan tetap melepaskan sepatu nya, lalu melangkah masuk ke ruang pribadi shani yg ada di ruang kerja kantor nya.

Di ruang itu ada kasur, grecio meletakkan tubuh freya dengan perlahan ke kasur.

"Terimakasih banyak, ge"

Kekehan grecio membuat Shani manatap datar dirinya, karena Shani tau grecio mengejek nya karena tidak bisa menyebut r dengan baik.

"Haha.. maaf ya, soalnya lucu banget ci"

"Iya, ya-" "bunaa"

Grecio dan shani secara kompak menoleh ke freya yg menggeliat dalam tidur nya.

"Kenapa sayang?"

Shani mendekat dan mengusap kepala freya.

"Susu.."

Deg

Shani terdiam tak berani menoleh ek belakang, di mana grecio berdiri.

'apa dia mendengar nya?'  batin shani.

"Ci buruan, freya udah kehausan tuh"

Denger, dia bahkan menyuruh shani segera memberikan susu ke freya.























***

Follow ig author tobiyuji

Kalo engga ga mau up🗿











sweet as caramel child Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang