Ep. 3

178 28 4
                                    

Tidak perlu meminta-minta, tapi siapa sih yang kalau dikasih tuh nggak mau? Pasti semua orang juga mengharapkan kebaikan dari orang lain. Aku juga tidak memaksa Calvin harus bersikap baik padaku, bisa jadi itu kemauan dia sendiri. Aku tidak menyalahgunakan rasa suka dia ke aku sebagai senjata untuk memanfaatkan dia. Contohnya, aku menolak Calvin membayar semua kebutuhan aku saat di mal sebelum nya. Dia bersikeras untuk membayar, tapi ini adalah keperluan aku sendiri dan barang yang memang aku butuhkan untuk di kosan, tentu saja Calvin tidak perlu repot-repot.

Bahkan saat di dalam mobil diperjalanan pulang kembali ke kosanku dan rumah pria itu, Calvin diam dengan wajah yang serius memperhatikan jalanan. Pria itu mengemudi dengan fokus bahkan tidak melirik ke arahku, apakah dia marah? Padahal aku cuman tidak mau kalau harus dibilang memanfaatkannya. Hal itu wajar kan, toh aku juga memang awalnya mau melakukan semuanya sendiri, tapi tiba-tiba entah kenapa Calvin mau mengantarku ke mal sebelumnya.

"Kamu marah?" Tanyaku sambil menengok ke arahnya meski pria itu tidak balas menatap ku.

Pria itu menghela nafasnya dengan berat, "Aku hanya berpikir, semakin kamu menolak apa yang aku ingin berikan, maka aku ngerasa kamu semakin sulit ku gapai. Kamu memang berbeda dari yang lain, biasanya..."

"Biasanya mantan kamu sebelum nya menerima semua yang kamu berikan gitu? Ya nggak semua orang seperti itu. Tapi seharusnya kamu tau dan bisa membedakan antara dimanfaatkan dan memang mereka bahagia di sisi kamu. Nggak semua orang bisa mencintai kamu juga dengan cara yang sama." Aku langsung memotong ucapan dia, oh ternyata dia sedang berpikir sesuatu yang sebenarnya nggak harus dipikirkan.

"Tapi aku yakin kamu nggak akan jahat seperti mereka. Aku tau itu!" Suaranya agak tinggi sekarang, aku nggak tau kalau dia sebenarnya sedang kesal saja.

Aku pun diam karena pria itu menaikkan nada bicaranya. Nggak marah sih aku, cuman memang sepertinya pendekatan dulu lebih baik.

"Maaf, aku nggak maksud..."

"Iya nggak apa-apa, aku tau kok kamu marah." Lanjutku yang kembali menyerobot ucapan pria itu.

Selebihnya aku memilih diam dan membuang pandangan dari Calvin. Aku hanya memperhatikan jalan lewat jendela mobil di sebelahku. Terasa kalau pria itu memegang tanganku tapi aku langsung menggeser seolah menolak karena tidak ingin membahas apa-apa lagi sekarang.

•••
•••
•••

Sorenya selepas dari perjalanan aku bersama Calvin ke Mal sebelumnya, aku belum bicara apa-apa lagi sama dia. Tapi terakhir dia bilang kalau malam bakalan temuin aku lagi, dia bilang itu sebelumnya sih pas di Mobil cuman aku nggak terlalu banyak merespon. Sebaiknya sekarang aku menyiapkan barang dan semuanya yang harus aku bawa besok saat kuliah. Sebagai mahasiswa pindahan aku yakin nggak bakal mudah bersosialisasi di awal, tapi semoga orang-orang disana bisa menerima aku.

Aku nggak tau kalau kompor listrik bisa semudah itu, membuat sesuatu lebih praktis tanpa gas dan takut kebocoran. Hal yang paling aku suka adalah tinggal di klik tombol langsung panas otomatis. Pantas saja harganya lumayan, kadang berpikir dua kali seharusnya memang biarin aja Calvin yang bayar, heheh~ tapi jangan, aku cuman takut pandangan dia ke aku malah jadi gampang menerima sesuatu.

"Nahh, bentar lagi siap." Aku bergumam ketika mendapati telur ceplok yang aku buat sudah mau matang. Aroma garam dan micin yang aku masukkan membuat telur itu terlihat sedikit berwarna. Oh atau aku yang salah? Karena sepertinya telur itu biasa-biasa saja, cuman aku aja yang bilang teksturnya bagus dalam hati. Setelah selesai, aku langsung mematikan kompor dan segera menghidangkan bersama nasi hangat yang sudah aku buat sebelumnya. Urusan menanak nasi sebenarnya pasti semua orang udah paham pastinya.

Tiba-tiba bunyi pesan masuk dari WhatsApp aku, aku melihat dari layarnya. Sambil mengunyah makanan sore itu, aku melihat chat dari siapa itu.

["Aku juga di daerah situ kok, beda arah jalan sedikit aja."] -Farhan Senior SMA.

Armastus - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang