Ep. 1

450 47 11
                                    

Dari Jakarta ke Tangerang emang agak jauh ya. Kayak mau pindahan rumah aja, padahal aku baru kali pertama ini kuliah di salah satu universitas negeri di kota Tangerang. Aku akan menjadi anak pindahan dan mungkin bakalan sedikit sulit berbaur dan membutuhkan waktu pastinya. Yang sekarang aku lakukan adalah sedang mencari kos-kosan atau rumah tinggal murah yang ada di dekat daerah kampus. Aku menemukan aplikasi yang bakalan mempermudah kita untuk mencari kosan di daerah-daerah sekitar sini. Sebelumnya aku udah nemu kontak di salah satu rumah kos dekat kampus, cuman beberapa menit, aku ingin segera survei malam ini biar besok aku langsung coba kemas barang dari koper dan mendekorasi ulang kamar kosan tersebut. Karena lusa aku langsung masuk kuliah, makanya ini bisa terbilang dadakan banget sih aku pindah. Loh, kenapa aku pindah? Ya karena aku dapat beasiswa di sini, orangtua aku mengajukan nilai kuliahku yang katanya bagus, padahal aku pikir diriku ini biasa saja kalau soal pelajaran, tapi ternyata aku lolos beasiswa dan masih semester dua jadinya belum terlalu jauh untuk kembali belajar, mumpung masih semester awal.

Malam ini terasa capek banget, sedih sebenarnya karena orangtua aku nggak bisa ikut tinggal di Tangerang, karena mereka berdua kerjanya memang daerah Jakarta. Bakalan makan waktu banyak kalau mereka bolak-balik, apalagi Ayah orangnya paling nggak bisa soal waktu yang ngaret gitu. Ayah memang orang yang disiplin, berbeda dengan ibu yang terkadang masih bisa mentolerir hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

Akhirnya aku sampai di salah satu rumah kos, jadi rumah pemilik kosnya tuh besar banget dan tinggi, sedangkan tepat di sebelahnya ada gedung bangunan cukup besar yaitu kamar-kamar ruangan kos yang beliau sediakan bagi pendatang yang mau ngekos. "Permisi.." Aku berdiri di depan gerbang, membunyikan bel yang tersedia disitu, karena ini area perumahan elit gitu, jadi nggak banyak yang lalu-lalang. Tapi beberapa masih ada lansia yang lari malam, ada juga anak muda yang membawa anabul nya jalan-jalan malam, yah layaknya kawasan perumahan pada umumnya.

Beruntung aku dikasih uang cukup untuk menyewa kamar kos yang mumpuni, aku terimakasih banget sama ayah dan ibuku, karena masih mempertahankan uang jajanku diluar dari biaya menetap diriku di Tangerang.

"Oh iya, Nak Levi ya?" Nggak lama keluar seorang ibu-ibu yang ramah sekali wajahnya, bahkan dia tak berhenti tersenyum ketika melihat aku. Beliau mulai membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan aku masuk ke dalam.

Sambil menggeret koperku, aku memandang sekitar halaman kosan dan rumah yang begitu asri serta nyaman. "Iya Bu, saya Levi yang mau ngekos disini. Tadi aku udah chat Ibu di WA ya." Kataku melanjutkan.

"Iya-iya ibu inget, ayo sini masuk biar liat-liat kamar kosnya. Nyaman kok disini, kebetulan ada kosong 2 kamar. Biasanya penuh terus, cuman syukur ini kosong dua."

"Yang kosong dimana aja ya Bu?"

"Oh ada yang di lantai atas, ada juga yang di lantai dasar. Kebetulan ini kan cuman dua lantai, nah yang sebelah itu rumah ibu, yang sini rumah kos kalian. Jadi gampang kalau ada apa-apa kabarin ibu atau suami ibu aja." Sungguh ramah banget ibunya menjelaskan dengan cara yang lembut, "Dan oh iya, di sini kosan khusus pria saja ya. Nggak boleh ada perempuan atau teman perempuan yang main. Tidak boleh, karena menjaga agar tetap aman dan nyaman seperti itu." Oh begitu, jadi ini kosan khusus laki-laki saja toh.

"Oh begitu Bu. Yaudah nggak apa-apa bu. Aku kayaknya di lantai dasar aja deh, soalnya biar gampang gitu nggak harus naik tangga." Aku pun mulai mengikuti ibunya,

Beliau mengantar aku ke sebuah pintu bertuliskan nomor 5. Jadi kamar kosku nomor lima. Kami berduapun masuk dan aroma wangi tercium. Kasur yang empuk dan bersih, ada lemari dan kamar mandi dalam. "Kamu nomor lima ya berarti Nak Levi, yang di atas ada tuh kosong nomor 8. Ya kali kalau ada temenmu yang mau ngekos juga, bisa kontak ibu. Oh iya ini semua sudah dibersihkan dan seprei sudah diganti yang baru, nanti Wi-Fi dikirim password nya lewat WA ya." Oh ada Wi-Fi juga, mantap banget. Sesuai sih sama harganya yang cukup untuk anak-anak kuliahan seperti aku.

Armastus - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang