Bab Lima : Copen Gila

51 24 30
                                    

Catatan: Telia dan Tania adalah dua orang yang berbeda. Telia adalah roh yg masuk ke dalam raga Tania.

***

Dua hari sudah berlalu sejak jiwa Telia memasuki tubuh milik seorang gadis yang bernama Tania. Saat ini, Telia diperbolehkan pulang. Sebenarnya, Telia yang memaksa dokter untuk memperbolehkannya pulang lebih cepat. Dan kalian juga tau siapa dokter yang ia bujuk itu. Benar, dia dokter Fahri. Padahal dokter Fahri bukan dokter yang menangani pasien rawat inap.

Tapi karena jurusan mimik muka Telia yang diubah bagaikan anak kucing jalanan yang kurang perhatian, dokter Fahri pun terbujuk dengan syarat kalau Telia harus tetap menjaga kesehatan dan minum obatnya secara teratur.

Telia merenggangkan kedua tangannya ke atas. Suara retakan tulang-tulang membuatnya bernapas lega. Akhirnya ia bisa pulang. Kini ia sudah mengganti pakaiannya dan menunggu om Tania untuk menjemputnya di pagi ini—itu yang diucapkan dokter Fahri yang sudah menghubungi Yahya kalau ia sudah diperbolehkan pulang besok.

"Akhirnya gue bakal terbebas dari makanan rumah sakit."

***

Telia berjalan-jalan di area rumah sakit tersebut. Sudah tiga jam lamanya ia menunggu jemputan om Tania namun masih belum juga pria itu menunjukkan batang hidungnya. Akhirnya Telia memilih berjalan-jalan di sekitar area sini.

Sesekali Telia menyapa ramah tamah orang-orang di sekitarnya. Terutama pada seorang lansia, orang tua yang sudah lanjut umur tersebut.

"Hai nenek! Hai kakek!"

Mereka, sepasang suami istri yang sudah berumur yang disapa pun ikut tersenyum.

Melihat mereka, Telia jadi teringat dengan neneknya.

Menghirup dalam napasnya dan menghembuskannya, Telia berusaha meyakinkan diri jika semuanya akan baik-baik saja selepas menyelesaikan masalah yang ada di pemilik raganya ini.

"Gara-gara lo Tania gue jadi trauma mau nolongin orang lagi."

"Awas aja lo kalau nggak balik lagi ke raga lo nanti."

Telia terus berjalan. Ia sudah mau balik lagi ke kamarnya. Ia pikir mungkin om Tania sudah datang mengingat sudah satu jam ia berkeliling. Sungguh, Telia tidak tau akan menghabiskan waktu selama itu. Padahal niatnya cuma sebentar.

Telia membuka pintu kamarnya. Ia terdiam dalam kebingungan pada seseorang yang sedang celingukan di dalam kamar inapnya. Sosok tersebut adalah seorang anak lelaki berseragam sekolahan. Telia dibuat kebingungan akan hadirnya sosok tersebut.

"Woy! Siapa lo?!"

Karena suara Telia, nampak anak lelaki tersebut tersentak karena terkejut.

Lelaki yang tadinya membelakanginya kini membalik ke arahnya.

"Lo Tania, kan?" tanya lelaki tersebut.

Telia memicing tatapannya dan menganggguk.

"Ah, gua Taro, gua dipercayaiin sama om lo buat anterin lo pulang." Taro menyulurkan tangan kanannya, berniat memperkenalkan dirinya.

Tatapan Telia tak memicing lagi. Sekarang ia mengangguk paham akan alasan orang ini ada di kamarnya. Ia berjalan dan membalas uluran tangan Taro. Taro tersenyum sipu.

"Gua baru tau kalau Bobo Yahya punya ponakan kayak dia. Manis sekali~." Seperti itulah batin Taro saat ini melihat ekspresi wajah yang sempat gadis berambut pendek di depannya tunjukkan.

Telia memicing tatapannya dan menganggguk.

"Lo pendek ternyata ya. Lebih pendek dari gue." Tangannya yang tadi bertaut dengan tangan Taro sengaja Telia lepas. Telia membekap mulutnya, menahan kikikan tawanya. Entah kenapa Telia senang karena sekarang tubuhnya lumayan tinggi daripada tubuhnya yang asli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain Brings StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang