Gadis itu masih saja tidur di mejanya sampai bel masuk terdengar, guru mulai masuk ke kelas dan duduk di mejanya, gadis itu bangun dari tidurnya lalu melepas headset yang biasa dipakai, mereka mengikuti kelas seperti biasa, saat pelajaran berakhir guru tersebut minta si gadis untuk ikut dengannya mengambil buku tugas yang sudah dinilai dan membagikan ke teman teman sekelasnya, gadis itu mulai membaca nama dari pemilik buku buku tersebut, sampai di buku dengan nama Gracia Revaldi Harlan, gadis itu langsung menuju meja sang pemilik buku itu, siapa yang tak mengenal Gracia? salah satu teman kelasnya yang ceria dan sangat berisik, semua orang tau jika Gracia menyukai salah satu siswa di kelas unggulan, saat memberikan buku itu, siapa sangka kalau Gracia mengenal gadis itu?
"Makasih ya Shani"
"hemm"
Ya, gadis itu bernama Shani Elgantara Natio, Semua orang yang mengenalnya selalu memanggilnya Shani, tau darimana Gracia nama Shani? walaupun sekelas, tapi mereka sama sekali tak pernah memperkenalkan diri satu sama lain, mungkin baca dari name tag yang terpasang di seragamnya, shani tak terlalu memperdulikan hal ini, kenal maupun tidak baginya tak akan berpengaruh apapun pada hidupnya.
sekarang sih mikirnya gitu, gak tau nanti.
Setelah membagikan buku, ia langsung kembali ke mejanya untuk melanjutkan aktivitas yang biasa dia lakukan, selain tidur dan mendengarkan musik, Shani biasa membaca novel, nggak jarang juga dia menonton anime di komputer fasilitas sekolahnya, saat sedang asik menikmati kegiatannya, ada beberapa wadah kaca sepertinya bekas tempat cat yang mengarah padanya dan mengenai punggung serta kepalanya, sungguh Shani sangat marah saat ini, kepalanya sangat sakit sekali rasanya, ia tau siapa yang melempar barang itu tapi shani tak memperdulikannya dan lebih memilih untuk lari ke kamar mandi, ia mengecek kepalanya yang sedikit mengeluarkan darah akibat terkena lemparan itu, Shani membersihkan lukanya lalu kembali ke kelas seakan tak terjadi apa apa, saat ia sampai di mejanya Shani menghela nafas panjang karna apa yang dia lihat, seperti sudah lelah dan terbiasa terjadi, headset yang biasa Shani gunakan itu sudah bercampur dengan cat dan rusak tak bisa digunakan lagi, Shani tak banyak bicara langsung membuang headsetnya dan membersihkan mejanya.
begitulah keseharian Shani, ntah berapa luka yang sudah ia terima selama ini, berapa banyak barang miliknya yang dirusak oleh teman teman kelasnya itu, tapi shani tak pernah sekalipun membalas mereka semua.
Next part..
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything in my life is only about you >GRESHAN<
FantasyTerimakasih sudah hadir dalam hidupku... Jika bukan karna adanya keberadaanmu, mungkin aku akan kehilangan nyawaku ditanganku sendiri, sekarang jangankan menyakiti diriku sendiri, bahkan aku tak rela mati dan meninggalkanmu... Uluran tanganmu saat i...