Authors pov
Revan langsung memarkirkan mobilnya didepan pintu utama rumahnya,dan masuk ke dalam rumah dengan langkah santai.
Saat hendak menuju dapur,revan dikagetkan oleh seorang wanita berbadan indah walaupun dengan umur yang sudah berkepala 3.
Wanita itu sedang membuat sesuatu didapur,menggunakan apron berwarna burgundy kesukaan ibunya.
"Masa sih bibi berani make apron kesukaan mom?" Batin revan seraya mengkerutkan dahinya.
"Tapi masa bibi badannya bisa berubah jadi bagus gitu? Diet apaan,cepet banget kurusnya" batinnya lagi
Akhirnya,revan mendekati wanita itu dan langsung memelototkan matanya.
Wanita itu adalah ibunya.bukannya karna dia tidah pernah bertemu ibunya,hanya saja ibunya 'jarang' berada dirumah.
"Mom? Ngapain disini?" Tanya revan to the point
"Gak ada pertanyaan yang lebih bagus? Ini kan rumah mom juga" jawab ibunya santai sambil sesekali memasukkan beberapa sendok gula ke dalam adonan yang sedang dibuatnya
Saat ibunya menoleh ke arah revan,ibunya sontak memberhentikan aktivitasnya dan memegang muka revan dengan hati-hati.
"Kamu kenapa bisa babak belur gini? Kamu berantem lagi disekolah baru? Ya ampun io,kamu baru beberapa hari masuk sana,masa udah punya musuh?" Tanya ibunya khawatir.
Io,adalah panggilan revan dirumah.revan dan ibunya tidak terlalu mempunyai hubungan yang baik.menurut revan, ibunya hanya mementingkan dirinya sendiri dan pekerjaannya sebagai seorang desainer dan model untuk baju-baju nya sendiri.
Revan hanya mendengus lalu berlalu meninggalkan ibunya.sebelum melangkahkan kakinya keluar dapur,revan menghentikan langkahnya "bibi mana? Aku laper" tanya nya.
Ibunya hanya menghembuskan nafas panjang dan menatap punggung revan yang sedang diam didepannya "kamu gak bisa sekali aja akur sama mom?"
"Akur? Emang maunya mom,io gimana? Io 'kan udah sekolah,gak bolos.selalu makan dan gak pernah telat makan,selalu pulang tepat waktu.walaupun mom sendiri gak tau" jawab revan enteng
"Io,bukannya mom gak tau.mom tau kok aktivitas kamu dirumah apa aja."
"Dari bibi kan? Apa mom gak pernah mau ngecek langsung keadaan revan dirumah?"
"Mom tentu mau,sayang.tap-"
Revan langsung memotong omongan ibunya "Tapi sayangnya,io bukan prioritas dihidup mom." Ucap revan santai
"Io,Kamu selalu menjadi prioritas dihidup mom,tapi kamu juga harus mengerti pekerjaan mom disini.itu juga kan buat kebaikan kamu dimasa depan."
"Kebaikan aku dimasa depan? Aku lebih memilih mengikuti jejak dad di german dan menjadi penulis buku"
Ibu dan ayah revan memang sudah berpisah,sejak 2tahun yang lalu.ibu revan yang sudah tidak sanggup karna tinggal dengan seorang penulis buku yang hidupnya selalu berkutat dengan mesin ketik dan buku-buku,sehingga tidak pernah mengurusi keluarganya,akhirnya menggugat cerai suaminya dan tinggal di indonesia bersama revan.
Sayangnya,melinda -ibu revan- juga melakukan hal yang sama seperti mantan suaminya dulu,terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Revan yang sudah terbiasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya,menjadi anak yang seenaknya.walaupun ia sendiri,tau batasan.
Revan rindu german,rindu ayahnya.yang selalu meluangkan waktunya jika revan sedang membutuhkan dirinya.hanya saja ibunya salah kaprah,dan mengira ayahnya terlalu larut dalam pekerjaan.
Hanya dengan buku-buku terbitan ayahnya yang sudah tersebar ke penjuru dunia,revan melampiaskan rasa rindunya.membaca bukunya,meresapi amanat-amanatnya dan membayangkan wajah ayahnya.
Revan rindu ayahnya.sangat rindu.begitupun dengan gadis kecil-nya.
Tidak pernah terlewatkan satu malam pun oleh revan untuk berdoa dan berharap pada sang pencipta agar cepat dipertemukan dengan ayah juga gadis kecil-nya.
"Io? Ayo duduk dulu,biar mom obati lukanya" usapan ibunya dikepalanya membuat revan terbangun dari lamunannya
Usapan lembut yang bahkan revan lupa bagaimana rasanya,membuat ia nyaman dan menuruti perintah ibunya.
"Mom gak ada kerjaan di butik?" Tanya revan yang sesekali meringis karna sentuhan obat dibeberapa lukanya
"Ada,cuman mom biarin dulu sampe lusa"
Revan mengkerutkan dahinya bingung.tumben sekali ibunya rela membiarkan pekerjaannya.
"Tumben.emang sekarang sampe lusa mau ada apa?"
Momnya lalu tersenyum kecil "sekarang mom mau coba-coba buat kue sama makanan buat lusa"
"Emang lusa mau ada apa? Arisan?"
Revan benar-benar bingung,biasanya jika ada arisan dirumah.ibunya tidak pernah turun tangan sampai ke dapur.
"Mom punya janji sama orang special" jawab ibunya dengan tatapan jail
"Pacar?" Tanya revan.Dan sontak langsung mendapatkan pelototan dari ibunya
"Sama temen mom dulu"
"Ohh"
"Kamu besok bantuin mom masak ya?"
Revan yang sedang memainkan hp nya langsung menoleh ke arah wanita didepannya.
Revan masak? Oh sungguh keajaiban dunia baginya.
"Gak ah"
"Kenapa? Emang besok kamu ada acara?"
"Enggak.io gak bisa masak,dan gak akan pernah mau masak"
"Kan yang masak bibi sama mom,kamu cuman bantuin aja"
Io memutarkan matanya "Sama aja"
"Buat tamu special lho"
Revan melirik ke arah ibunya lalu mengedikkan bahunya tidak peduli dan kembali berkutat dengan hp nya.
"Buat za'"
Jantungnya seperti berhenti berdegup saat ibunya menyebutkan nama gadis kecil-nya
Sontak ia menatap ibunya dengan tatapan tak percaya
"Lusa,za sama mom-nya mau kesini" jawab ibunya enteng
Reaksi ibunya dan revan benar-benar bertolak belakang.
Revan masih menatap ibunya tak percaya dan hampir menjatuhkan hp nya,jika ibunya tak kalah cepat menangkap hp nya.
"Mom kapan ketemu za?" Akhirnya revan kembali sadar
"Mom gak ketemu za,cuman sama mom & dad-nya aja."
"Ok,io besok bantuin masak" jawab revan mantap.
Ibunya bahagia,karna ia tidak pernah melihat revan sebahagia ini semenjak tinggal diindonesia.
Begitupun revan,hatinya sangat berbunga-bunga sekarang,perutnya terasa geli menggelitik,dan pipinya sedikit merona.ia akan bertemu gadis kecil-nya.
Gadis kecil yang selalu ia cintai dan dia harap-harapkan kedatangannya.
***
A/n
Weyyyyyy akhirnya tentang io! Itu dimulmed foto dia yaa.
Gue sebenernya pengen berentiin aja nih ceritanya,karna votes sama yg baca beda jauh bgt:') tapi karna niat awal gue bikin ginian buat menghibur diri sendiri jadi gajadi gue hapus deh.. tapi ya kalo bisa vote sih vote aja XD sekalian share kalo bisa HEHE mwah
Love,
Dans.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY
Teen Fictionpernahkah lo merasa seperti kehilangan selera untuk mencintai siapa-siapa? pernahkah lo merasa seperti orang asing didepan teman kecil lo? pernahkah lo berantem sama seseorang sampe satu haripun tanpa berantem sama dia ngebuat diri lo merasa kurang...