"Udah makan belum?" Hasta kini sudah berada di kosan Sofia. Baru saja tiba.
Sofia yang baru saja bangun dari tidur pun hanya menggeleng dan mengucek mata sambil membukakan pintu untuk Hasta. Setengah sadar.
"CK, nggak bosen Lo kesini Mulu? Gue masih ngantuk, Kak." Sofia protes karena merasa kalau tidurnya diganggu.
Padahal pulang dari party di rumah Noren itu pukul 2 pagi. Sekarang masih pukul 9 pagi.
Hasta tidak banyak bicara dan langsung duduk di karpet bulu tempat biasa ia duduki. Meletakkan makanan diatas meja belajar. Lalu, Hasta menarik tangan Sofia hingga jatuh ke atas pangkuannya.
"Astaga!" Sofia terkejut. "Apa-apaan sih, Kak! Kalau gue jatuh gimana? Rese deh." Sofia mencoba bangun tapi sama Hasta ditahan.
"Cerewet amat sih." Hasta mengecup bibir Sofia singkat.
Sofia yang terkejut lagi, hanya bisa menahan tubuh Hasta dengan kedua tangannya. "Emm—" Sofia menggeleng cepat.
"Kenapa? Nggak boleh?" tanya Hasta.
"Bukan gitu."
"Mau bilang lagi kita ini sepupu dan ini salah? Gue tau kok," jelas Hasta.
"Bukan itu, gue blm sikat gigi," elaknya. Padahal sebenarnya tadi Sofia mau benar-benar mau menjauhi Hasta. Tapi, entah mengapa, harum tubuh Hasta begitu candu.
"Ya nggak apa-apa. Tapi sumpah, Lo itu wangi." Hasta mencium leher Sofia, membuat Sofia bergidik geli.
"Kak, ih ngapain sih. Geli tau." Sofia mendorong tubuh Hasta dan menahannya. "Jangan ngelunjak ya. Cukup yang semalam aja. Nggak usah lebih." Sofia mencoba kembali berdiri dan kali ini Hasta membiarkannya.
"Padahal gue yakin semalam Lo juga nggak tahan. Iyakan?" Tebak Hasta sambil melipat tangannya ke dada.
Sofia menoleh dan hanya mampu mengedikan bahu. Menggantung jawaban supaya Hasta tidak berharap lebih.
"Lo kesini mau nganterin makanan buat gue kan? Makasih lho. Udah sana pulang, gue mau nerusin tidur gue yang udah Lo ganggu." Sofia mengusir supupunya tanpa rasa takut sedikitpun.
"Ih apaan sih ngusir-ngusir. Gue kesini itu disuruh mami Lo. Kalau nggak ya pasti gue juga lagi tidur di kosan. Sumpah gue ngantuk, Sop. Gue rebahan sebentar, abis itu gue balik. Mata gue sepet." Hasta mengambil bantal dari atas kasur dan mencari posisi yang pas sebelum merebahkan tubuhnya.
"Kenapa nggak tidur di kosan Lo sendiri sih!" Gerutunya.
"Jangan bawel. Nanti juga gue pergi sendiri."
Sofia tidak tega juga melihat Hasta yang sepertinya sangat mengantuk. Karena belum sampai 5 menit, pria itu mendengkur halus. Sofia hanya bisa menggelengkan kepalanya saja dan membalas pesan maminya.
{Sofia : Mi, lain kali nggak usah repotin Kak Hasta. Kasian tau dia bolak-balik nganterin makanan. Aku kan bisa masak atau pesan sendiri.}
Sofia belum selera makan, jadi ia naik lagi ke atas kasurnya dan kembali merebahkan tubuhnya untuk kembali menyambut mimpi.
{ Mami : lho Mami khawatir sama kamu. Cuma Hasta yang bisa mami andalkan selama kamu jauh dari mami. Pokoknya kamu jangan banyak protes. Karena hasta sendiri nggak protes tuh. Kamu aja yang terlalu bawel. }
Pesan balasan itu dibaca Sofia sejam kemudian setelah bangun dari tidurnya lagi. Itupun ia terbangun karena Hasta yang sudah tidur sambil memeluknya. Pria itu telah pindah dari lantai ke kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPANAN SEPUPU
RomanceSiapa yang akan menyangka Sofia akan menjadi simpanan sepupunya sendiri. Hasta. Mereka tau ini salah, tapi mereka sadar kalau mereka saling menyayangi bukan hanya sekedar sepupu. tetapi, sayang yang saling ingin memiliki. Namun, semua tidak mungkin...