Happy Reading.
•••
Sheila melipat kedua tangannya menatap datar ke depan, dia menghelah nafas pelan dan menyandarkan tubuhnya di meja sambil menatap senjata yang ada di dinding. Sheila menggeleng singkat menatap senjatanya.
"Senjata yang gue curi dari Grandpa kebanyakan kayanya, sampai menuhin markas,"gumam Sheila.
Krek
Sheila mereganggkan tangannya sehingga tulang-tulangnya berbunyi, dia menarik kursi hitam untuk menghadap ke senjata tajam miliknya.
"Tapi salah Grandpa sendiri kayanya, dia kan yang terlalu banyak beli senjata di Los Angeles,"gumam Sheila.
"Mau lo buat apa senjatanya? Sampai sebanyak ini loh, La, kalau ketahuan Grandpa gimana? Bisa-bisa dikejar lo sama si Tua."
Sheila mengalihkan pandangannya menatap Vraka yang berjalan masuk, dia menggeleng singkat dan menatap kembali senjatanya dengan pandangan datar.
"Mungkin sesekali gue buat lumpuh kaki orang,"kata Sheila.
"Sinting!"maki Vraka malas.
Sheila memutar bola matanya malas dan melipat kedua tangannya di atas dada, dia memutar tubuhnya dan menaikkan satu kakinya di atas meja dengan satu tangan kanannya yang mengambil permen kaki dari dalam saku celananya.
"Setahu gue, senjatanya Grandpa mahal semua, dan itu nggak pernah disentuh siapa pun kecuali lo,"cerca Vraka malas. "Sentuh dikit, berakhir di kandang Lion."
"Kaya nggak tau Grandpa aja sih lo, Grandpa terlalu sayang sama senjatanya. Gue aja heran,"ujar Sheila terkekeh pelan.
Vraka mengerutkan dahinya sambil melirik Sheila sekilas, dia mendongak menatap senjata yang ada di depannya itu.
"Herannya?"tanya Vraka.
"Herannya senjata punya Grandpa bagus semua, jadi mau gue ambil haha,"balas Sheila tertawa keras.
"Sama aja kaya Grandpa lo anjing,"kata Vraka mengumpat kasar.
Sheila terkekeh pelan, dia melirik Vraka sekilas dan menatap ke depan dengan tatapan datarnya. Tangannya terulur mengambil senjata tajam yang ada di meja. Sheila menatap senjatanya dengan kekehan kasar.
"Kemarin lo lihat Veno, Baby Girl?"
Sheila melirik sekilas Sarga, Eza dan Bara yang berjalan mendekatinya, dia mengangguk singkat dengan pandangan datarnya yang menatap senjata tajam yang ada di tangannya. Sheila menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dengan satu kakinya yang ada di atas meja.
"Lo berniat bebasin Veno?"tanya Bara.
"Ya, tapi dia nggak sebebas dulu, Bara. Dia tetap ada di pengawasan gue,"balas Sheila.
"Gue kira lo bebasin Veno, dia tetap bebas kaya sebelumnya,"ucap Sarga terkekeh pelan.
"Nggaklah anjing, gue nggak gila bebasin kriminal kaya dia. Lagian ada untungnya juga gue bebasin dia nantinya,"ujar Sheila menyeringai sinis.
Eza menggeleng singkat menatap wajah datar Sheila. Dia mengangkat tangannya merangkul bahu Sheila sambil menatap ke depan dengan pandangan datarnya.
"Kambing hitam?"tanya Eza.
"Enggaklah, seenaknya jadiin Veno kambing, jadiin dia tumbal pembunuhan kaya tahun lalu aja,"balas Sheila terkekeh pelan.
"Oke, otaknya Alsheila sekarang lagi panas, jadi mikirnya ke pembunuhan terus,"sinis Vraka.
Sheila melempar senjata tajamnya ke arah Vraka dengan pandangan tajam, dia mendengus kasar dan melirik sinis cowok itu.
"Lo kira otak gue apa hah?"sentak Sheila.
YOU ARE READING
Psychopathic In Romance : ALSHEILA 3
Teen FictionAlsheila Eltheiera Alderxye, cewek berhati beku dengan tingkah cuek. Cewek yang tidak pernah membuka hati untuk siapapun setelah kejadian peperangan dulu dan juga setelah membunuh kedua sahabatnya. Cewek yang selalu menempati tahta tertinggi dari ke...