"Kak Hesa! Kak Hesa!" Panggil makhluk mungil milik Hesa.
Hesa menaikkan alisnya sebagai jawaban, ekspresi Ricky masam seketika ia berharap bahwa Hesa akan menjawab "Kenapa Ricky? Sayangnya kak Hesa?" bukan menaikkan satu alisnya.
"Ck! Ricky mau keluar main sama Ajun.. Boleh gak?" Tanya Ricky dengan nada melas.
"Sekarang jam setengah delapan, jam sembilan harus udah di rumah ya?" Jawabnya, Ricky yang tadinya memelas sambil menggambar pola abstrak pada sprei kasur kini tersenyum senang.
"YEYY!! Serius kak?!!" Tanya Ricky
"Iyaa Ricky.." Bilangnya sekali lagi.
***
Ricky sudah di rumah Ajun dari lima menit yang lalu, kini ia sedang bermain game bersama Ajun di kamar.
Beberapa menit bermain Ajun mendapatkan notif dari handphone nya.
Ajun membaca pesan tersebut sambil mengunyah keripik.
"Ky, gue mau ke bar, ikut gak??" Tanya Ajun.
"Boleh aja, kapan emang?"
"Sekarang sih.. Kuy lah"
"Sipp."
Ricky dan Ajun pergi keluar rumah dan jalan menuju bar, untung bar nya tak jauh dari rumah Ajun, enam menit sampai.
Suara musik terdengar sampai luar bar saat Ricky dan Ajun sampai, mereka masuk kedalam dan melihat banyak orang yang sedang minum atau cipokan.
Ajun pergi menuju kursi ujung diikuti Ricky, ia melihat temannya sendiri, Satya dan Azka.
"Loh? Kalian berdua ke bar juga?" Tanya Ricky dan di balas anggukan oleh keduanya.
"Udahlah Rick, yok minum sampe tepar!" Ucap salah satu orang.
Mereka minum minum sampai Ricky sendiri lupa jam, ia menghabiskan waktunya selama tiga jam.
Ricky sudah mulai tepar, pandangannya buram kepalanya pusing dan ia sudah terangsang.
"Rick? Mau pulang gak??" Tanya Ajun, ia kasihan melihat Ricky yang tepar.
Ricky mengangguk, Ajun berdiri dan membantu Ricky untuk keluar dari bar.
Di mobil Ricky terus menyebut nama Hesa sampai Ajun sendiri gedek dengernya.
"Bisa stop gak sebut nama Hesa?!" Teriak Ajun dalam mobil, tapi Ricky hanya diam dan terus menyebut nama Hesa.
Ajun melajukan kecepatan mobilnya. Sampai di depan rumah Ricky, Ajun membantu Ricky keluar mobil.
Ajun meninggalkan Ricky di depan pintu rumah nya dan ia segera kembali ke bar.
Ricky menekan bell berkali kali, akhirnya sangat pemilik rumah membukakan pintu.
"Tadi di bilang apa? Tadi gue bilang pulang jam berapa? Lo lewat dua jam tau gak." Ucap Hesa.
Hesa menyium aroma alcohol dari tubuh Ricky, dia mabuk?
"Lo mabok Rick? Sialan lo ya!"
"Kak.. Gak kuat.."
"Oke, kalo sakit jangan salahin gue. Ayo"
***
"Sakithh!.. Sakithh.. Ahh.. Ahh.. Pelanhh.."
"Shtt, diem Rick.."
"Hiks.. Sakithh.. Pelanhh.. Pe-ahh.. Pelanhh.."
"PELANHH! PELANHH!! SAKITHH!! SAKITHH!! KAK HESAHH STOPHH DULU!!.." Ricky terus meminta untuk pelan pelan pada Hesa.
Keadaan yang sangat kacau membuat aura semakin panas, keringat di masing masing tubuh, rambut lepek, sprei berantakan dan lengket.
Wajah Ricky memerah sampai ke telinga telinga. Air keringat bercampur dengan air mata itu membuat Ricky semakin menggoda.
Dua jam bermain, Ricky sudah sepenuhnya tepar, ia lelah ia menyesal mengajak Hesa untuk bermain.
*Teparkan lo* Batin Hesa.
Hesa merebahkan dirinya di sebelah Ricky, wajahnya menatap wajah Ricky yang terlihat begitu lelahnya.
Wajah merah, bibir bengkak, rambut lepek, keringat di sekujur tubuhnya.
"Lucu."
TBC
I'm back! Berapa hari nih gak up? Pasti lelumutan nunggu (?)
Seperti yang kalian tau, Rara makin sibuk akhir akhir ini..
Vote n komen yeahh 😋🧸🧸