Chap 9 - Pain 🔞

561 26 18
                                    

Sudah beberapa minggu semenjak Hesa menulis kata Is mine pada punggung Ricky, Hesa kini masih terbakar oleh cemburu, belum normal sampai sekarang, jika ia melihat Ricky rasanya ia ingin menyiksanya seperti beberapa minggu lalu.

Menghela nafas kasar Hesa memutuskan pergi ke kamar mengambil stok camilan dan soda. Kemudian Hesa membuka pintu melihat Ricky yang masih tertidur pulas ia masih ingat betapa tersiksa nya Ricky minggu lalu.

Flashback on

Ricky memberontak saat Hesa ingin menggores bagian di sekitar nadi nya, dengan susah payah Ricky memberontak walaupun menguras banyak tenaga, tapi akhirnya Ricky berhasil menendang tangan Hesa yang memegang cutter sampai jatuh ke bawah kasur.

"LO INI NGERTI HUKUMAN GAK SIH!! LO MAU GUE TAMBAHIN HAH?!! LEBIH DARI INI MAU?!!!"

"E-enggak.. Lepasin kak.." Ya, Ricky masih sempat sempat nya memanggil Hesa dengan sebutan "Kak"

Hesa mengabaikan suara yang ingin di lepaskan dan ia lanjut mengambil cutter yang jatuh ke bawah sana. Baru beberapa menit Hesa melihat Ricky tertidur pulas.

Nafas lelah ia dengar dari mulut Ricky dia kelelahan? Tapi ia memilih bodo amatan. Hesa meraih tangan Ricky melihat lihat tangan bersin dan kinclong itu, sayang jika tak ada coretan sama sekali, lama melihat Hesa menggerakkan tangannya menggores pelan cutter yang mengenai kulit lembut itu, satu persatu ia gores membuat Ricky bergerak gelisah saat tidur.

"Enghh.. Akhh! Sakith.. Kak.. Tolong berhentih.. Sakit.."

"Emang gue peduli? Lo udah ngebuat gue kebakar cemburu, Ricky!" Kata Hesa.

Selesai dengan kegiatannya Hesa melihat bagian tubuh Ricky yang belum tercoret, bagian paha, kaki, kening, pelipis, bibir, pinggang bagian samping, dan bagian bawah dagu.

"Masih banyak yang gue belum coret.."
"Bagian.. Ini aja lah.."

Hesa mencubit keras bagian pinggang samping membuat Ricky nangis keras dan berusaha menlepaskan cubitan itu dari pinggangnya.

"HUAAAA!!! JANGAN CUBIT! SAKIT KAK! HIKS.. HUAAAAAA!!" Ricky menangis deras menggeleng gelengkan kepalanya, rasanya sangat sakit lebih sakit dari pada cubitan biasanya.

"Lo diem atau gue sumpel mulut lo?!" Ancam dirinya pada Ricky.

"TAPI INI SAKIT!! JANGAN SIKSA RICKY KAYAK GINI LAGI! RICKY GAK KUAT!!"

Ricky terus menangis dan memohon untuk mengakhiri siksaan ini, tapi, Hesa ya tetep Hesa si manusia bodo amatan kalo di suruh.

"Mau nangis terus tapi gue tetep nyubit lo atau gue bakar kaki mulus lo ini?" Tanya Hesa memberikan pilihan untuk Ricky, Ricky terkejut setengah mati yang bener aja pilihannya kayak gitu.

"Gak tau.."

"Ck! Tinggal ngomong bego ngomong!"

"Gak mau dia duanya!"

"Yaudah."

"AHHKKKK!! JANGAN DI TEKEN! JANGAN! PLEASE! IYA RICKY MINTA MAAF!! MAAFIN RICKY KAK!! HUUEEEEEE!!"

Hesa hanya bersiul siul seperti tidak terjadi apa apa, ia hanya melihat bagaimana tersiksa nya seorang Ricky, bergerak tak nyaman, berusaha melepas cubitan nya, wajah memerah, seluruh tubuh penuh luka, dan rambut yang lepek.

Bagian yang menjadi kesukaannya adalah mulut dan bibir Ricky, bibir penuh dan mengeluarkan suara kesukaannya juga.

"Hmphh! Mphhm!" Hesa mencium Ricky brutal, Ricky yang sudah lelah di buat lebih lelah lagi oleh Hesa.

Flashback off

Hesa menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kan mengambil beberapa cemilan dan juga beberapa soda.

Berjalan menuju pintu tinggal beberapa langkah lagi Hesa mendengar suara yang memanggilnya.

"Kak Hesa?.. Kak.. Ricky minta maaf.. Jangan siksa Ricky kayak gini lagi.."

"Ricky udah capek.. Gak kuat.."

"Brisik, pake baju, LEMAH!" Perintah Hesa menyuruh Ricky untuk memakai baju sambil menekan kata Lemah yang ia lontarkan pada Ricky.

Ricky menangis sejadi jadinya saat Hesa sudah keluar, ia tahu bahwa dirinya lemah tapi ia sudah berusaha kuat saat Hesa menyiksa dirinya. Namun, siksaan Hesa yang brutal dan tak main main membuatnya pasrah entah dirinya lemah atau kuat yang pasti ia masih hidup sampai sekarang.

***

Jam menunjukkan pukul 23:27 sudah malam saatnya ia membangunkan Hesa agar pindah ke kamar.

Ricky jalan dengan susah payah menuju ruang tamu terlihat Hesa nyenyak tidur si sana cemilan dan soda juga masih dimeja dengan keadaan berantakan. Dirinya berlutut di sebelah badan Hesa dan menggoyang goyangkan tangan Hesa.

"Kak.. Pindah ke kamar.. Disini dingin.." Kata Ricky menyuruh Hesa pindah tempat.

Hesa terusik karna Ricky menggoyangkan tangannya, ia membuka mata dan melihat kearah Ricky, wajah polos dan baik sedang melihat ke arahnya.

"Emang kamar udah lo bersihin?"

"Udah.."

"Tapi.. Gue masih nyium bau sperma, lo yakin emang lo bersihiinnya sampe bersih?"

"Iya.. Aku yakin.."

"Kalo yakin kenapa masih bau sperma?

TBC

Gak jelas.

Vote n komen biar semangat up ini book 🤭🤭🤍

Vote n komen biar semangat up ini book 🤭🤭🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini book baru yang bakalan up nanti

Ini SUNGJAKE yaa..

IS MINE! || [ HEEKI ] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang