9. haru+hoon -part.3 🔞

512 24 2
                                    

haruto × jihoon
🔞

Namun sebuah suara, menarik perhatiannya. Bersumber dari pintu yang paling ujung berada disebelah kanan. Ia mendekat dengan perlahan. Semakin dekat suara yang terdengar semakin jelas, membuat Jihoon meremang seketika. Suara desahan yang salah satunya Jihoon tahu pasti. Itu suara Haruto. Terlarut dalam fikirannya sendiri sampai Ia tidak menyadari ada seseorang yang berdiri tepat di belakangnya "Apa yang kau lakukan disini?" Jihoon seketika membeku. Tamatlah riwayatnya.

Jihoon menengok kebelakang dengan perlahan "O-oh hai Yoshi. A-aku sedang mencari toilet dan sialnya aku tersesat. Ya salah sendiri rumah ini begitu luas sampai-" "Kau benar-benar ingin mati ya? Kau pikir, kau disini sedang menginap di hotel bintang 5? Kau tahanan Jihoon, sesuatu yang buruk dapat terjadi kapanpun padamu" Jihoon terdiam. Yoshi menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan "Mari kembali sebelum ada yang melihatmu" Ketika ingin berbalik, pintu yang menarik perhatiannya terbuka.

Otomatis membuat mereka berdua membalikkan tubuh dan Yoshi dengan segera menunduk hormat. Haruto muncul di balik pintu dengan rambut berantakan dan kemeja yang kancingnya sudah terbuka sampai bawah. Satu tangannya menumpu di sisi pintu sebelah kiri dan tangan yang lain memegang dagang pintu. "Wah, lihat siapa yang mencariku malam-malam." Jihoon tidak menjawab, matanya fokus kearah lelaki di depannya yang sedang menyunggingkan senyum padanya, matanya tak terlihat tertutupi dengan helaian rambutnya. "Maaf, Bos kami lalai menjaganya, akan segera kami bawa kembali-" "Bawa dia ke kamarku"

Yoshi masih setia menunduk dan mencoba membalas perkataan Haruto "Maaf Bos. Malam ini waktunya Jihoon melakukan screening awal. Sebaiknya aku antar-" Haruto mengubah posisinya menjadi tegak dengan raut wajah datar. "Kau membantahku Kanemoto?" Yoshi masih setia dengan posisinya menjawab "Tidak Bos" "Maka dari itu segera bawa dia ke kamarku dan persiapkan" "Tidak mau" Haruto menaikan satu alisnya "Aku tidak mau. Lebih baik kembali ke kamarku dari pada harus bersama denganmu"

Baru ingin membalas perkataan Jihoon, namun Ia rasakan sebuah tangan melingkar di perutnya "Haru... Kenapa lama sekali?" Suara halus itu mengintrupsi mereka. Laki-laki itu kemudian menolehkan kepalanya mengintip dari belakang punggung Haruto. "Oh halo. Siapa laki-laki menggemaskan ini? Aku baru melihatnya" Sapanya sambil tersenyum manis. Jihoon mengkerutkan kening tanda tak suka dengan perkataan lelaki di hadapannya. Menggemaskan? Apa matanya rabun? "Ya dia baru datang. Tunggu aku di sana sebentar ya?" Ucapnya sambil mengelus kepala lelaki itu dan mengecupnya perlahan. "Ya Haru. Aku Asahi, ku harap kita bisa bertemu lagi lain waktu" Ucap Asahi sebelum melepas rangkulannya di pinggang Haruto dan berjalan menuju sofa di sudut kamar.

"Hei bedebah aku-" Pintu langsung ditutup oleh Haruto. Membuat Jihoon luar biasa kesal. "Ya! Manusia tidak memiliki adab! Kau kira kau hebat hah?! Buka pintunya! Akan ku ajari kau sopan santun! Ya Haruto!" Jihoon sudah mengambil ancang-ancang ingin menendang pintu di hadapannya, namun Yoshi dengan sigap membekap mulutnya dan menariknya menjauh "Cukup. Tenggorokanmu akan sakit nanti. Mari pergi" Jihoon masih memberontak dan mulutnya tidak berhenti menyumpah serapahi Haruto sampai akhirnya Yoshi memukul belakang kepalanya membuatnya tak sadarkan diri. Betul-betul merepotkan.

xxx

Disinilah Ia berada. Di kamar yang Ia asumsikan adalah milik Haruto. Dengan kemeja putih satin yang menutupi bagian tubuh atasnya serta celana panjang berwarna senada. Jihoon sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Memikirkan apa yang akan terjadi dengannya nanti, di tambah ia menjadi sedikit terfikir dengan perktaan Yoshi tadi. Kalau begitu, bagaimana pun Ia harus keluar dari tempat ini. Secepat mungkin.

Jam terus berdenting. Sudah menunjukan pukul 12 malam namun Haruto belum datang juga. Jihoon merebahkan tubuhnya mengganti posisi berulang kali. "Kemana bedebah itu?" Eh? tunggu tunggu. Mengapa aku mencarinya? Bangun Jihoon. Kemudian Ia menampar pipinya pelan. "Haah... Lebih baik ku tidur saja. Persetan dengan laki-laki itu" Jihoon mencari posisi nyaman bersiap untuk tidur.

xxx

Sinar matahari masuk melewati celah gorden, membuat Jihoon menggeliat dalam tidurnnya. Matanya mulai membuka perlahan, mengerjap beberapa kali sampai sepenuhnya terbuka. Ia menengok ke arah belakangnya, spreinya masih rapih menandakan bahwa laki-laki itu tidak mengunjunginya malam tadi. Masih setia memandangi kasur itu, tiba-tiba pintu di buka menampilkan Junghwan diikuti dengan para maid. "Pagi. Bos menunggumu dibawah untuk sarapan bersama dan kau akan dibantu oleh para maid" Setelahnya Junghwan berbalik untuk pergi. Jihoon menutup kepala dengan bantal sambil mengumpat. Brengsek, lelucon apa lagi ini.

tbc.

narrative of ours -Treasure.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang