Me Time

141 44 14
                                    

Jaemin tuh lagi burn out. Isi kepalanya penuh sampai nggak sanggup mengeluh. Tugasnya banyak sekali, deadlinenya tiap hari sampai nggak punya waktu nikmati hari. Moodnya kacau dan Haechan jelas paham kondisi sang teman.

Bayar hutang tidur itu cuma akal-akalan Jaemin aja. Bangun pagi cuma buat sarapan bubur dilanjut tidur sampai matahari mau ijin mundur. Maaf, Jaemin cuma hiperbola. Tapi bangun siang tanpa ada agenda sungguh nikmat rasanya.

Si manis Na mengecek ponselnya, dapati notifikasi dari Haechan yang katanya cantolkan sebungkus ayam kremes di pintu kosnya. Dengan wajah penuh kantuk Jaemin lantas buka pintunya, dan satu senyum ringan terulas di bibirnya.

Hari ini Jaemin mau me time aja. Santap ayam kremesnya lantas bereskan kamarnya, pilih pakaian untuk ia kenakan sebelum akhirnya beranjak untuk bersihkan diri. Jaemin tatap diri di depan cermin, semprotkan parfum ke kulitnya dan Jaemin siap buat naikin moodnya.

Energi Jaemin sebenarnya nggak seberapa. Energi sosialnya jelas tak sebanding dengan milik sang teman. Terkadang berpegian sendiri tanpa tujuan pasti buat beban di hati bisa pergi.

Di gerbang kos Jaemin berjumpa dengan sang teman, Haechan awalnya tak katakan apa-apa tapi pilih untuk usak ringan rambut sang teman lantas peringati untuk hati-hati. Haechan tak berniat ganggu sama sekali, karena memang begitu cara Jaemin isi energi.

Niat Jaemin sih cuma jalan-jalan. Naik ojol lima belas menit untuk sampai di tempat tujuan. Entah kenapa Jaemin pengen pergi ke kebun binatang, kali aja ketemu kembaran (rusa). Kalau kata Haechan matanya kaya rusa, emang iya?

Berbekal kamera, Jaemin ambil foto hewan yang ada. Kebun binatang di akhir pekan memang ramai, tapi nggak apa-apa. Jaemin bahkan suka lihat interaksi orang tua yang sibuk jelaskan soal hewan pada anaknya.

Ah, Jaemin jadi kangen Bunda.

Lama berjalan kakinya pegal juga. Lihat bangku yang tersedia untuk pengunjung buat Jaemin daratkan pantat diatasnya. Tenggak air mineralnya sembari lihat hasil fotonya. Hari makin beranjak sore dan Jaemin putuskan untuk berlalu pergi. Kakinya bawa ia berjalan ringan ke arah sungai di kotanya. Senjanya cantik sekali diujung sana dan Jaemin tentu tak bosan ambil foto sebanyak yang ia mau.

"Kakak mau foto?"

Jaemin ditanya begitu lantas tolehkan kepala.

"Hah?"

"Kalau kakak mau foto biar kita yang fotoin. Tapi nanti boleh nggak kak gantian fotoin kita?"

Sepertinya dua remaja di depannya adalah sepasang kekasih. Jaemin tersenyum simpul untuk tanggapi. "Boleh." Lantas Jaemin berikan kameranya dan berpose sesuai yang dia mau.

Foto diri yang Jaemin kehendaki jumlahnya tak banyak. Jaemin lantas bergantian ambil foto sepasang kekasih itu dengan ponsel salah satu dari mereka. Keduanya tampak manis, Jaemin diam-diam meringis.

"Makasih ya kak, maaf ganggu me timenya."

"Nggak ganggu kok. Makasih juga ya udah difotoin tadi."

"Sama-sama kak. Btw kakak cantik banget. Jangan lupa makan ya kak."

Dan pipi Jaemin merona sebab dipuji oleh eksistensi lainnya.

Perutnya minta diisi. Sambil menimbang apa yang harus ia makan, Jaemin kepikiran. Pulang nanti balik minimarket dulu beli Japota kali ya. Udah lama nggak makan Japota soalnya kebanyakan makan tugas kuliahnya.

Ramalan cuaca bilang hari ini terang seharian. Tapi apa-apaan, Jaemin baru keluar dari minimarket dekat kosnya saat dapati hujan turun dengan deras. Kursi-kursi didepan minimarket sudah penuh terisi, tapi mungkin ini salah Jaemin sendiri kenapa tak bawa payung sebab terlalu percaya pada ramalan cuaca.

Untungnya perut si manis Na kenyang selepas makan. Bibir itu maju-maju dan belum lima menit berlalu, Jaemin dapati Haechan berdiri di depannya dengan payungnya.

"Loh?"

"Dikabarin Heeseung katanya ada kucing ilang depan minimarket."

Kurang ajar. Selain suka menyamakan kekasihnya (Jongseong) dengan kucing hitam, Heeseung dan agenda kucing yang ia derita pun masih sering samakan Jaemin dengan kucing.

Jalan kaki hujan-hujan begini buat dadanya lega. Entah kenapa. Mungkin sebab ada Haechan yang berjalan bersamanya, mungkin juga sebab tangan Haechan lingkari pinggangnya.

"Abang?" Panggilan dari Jaemin buat langkah mereka tertahan. Keduanya berhadapan dan senyum Jaemin buat Haechan mau terbang.

"Makasih ya."

Haechan eratkan genggaman di gagang payungnya. Mematung bak orang dungu lantaran bibirnya di kecup sedetik yang lalu. Haechan tak halu. Di jalan yang nyala lampunya temaram, pipi temannya merona malu. Haechan pun sepertinya begitu. Jadi lelaki Lee hanya balas dengan sama-sama tapi rangkulan tangannya di pinggang Jaemin makin mesra.

Selepas mandi Jaemin mau langsung tidur. Lihat kucingnya yang sudah pulas Jaemin urungkan niatnya. Hujan masih deras dan semoga Haechan mau bergelung bersamanya.

"Masuk aja."

Jaemin nyengir sambil buka pintu kos milik temannya. Ia bisa lihat Haechan yang tengah asik seruput mie kuahnya.

"Kirain udah bobo."

"Mau dipeluk."

Maaf kalau Haechan sampai batuk.

"Sini, mau mie nggak?" Haechan tepuk space kosong disebelah kiri.

"Udah sikat gigi."

"Ya nggak apa-apa. Nanti gue bantu sikat gigi lagi."

Bak anak kecil Jaemin kegirangan. Semangkuk mie itu mereka habiskan berdua. Pun setelahnya Haechan tepati ucapannya. Selepas bersihkan diri sendiri, Haechan bantu Jaemin untuk gosok gigi lagi.

Jangan tanya kenapa Jaemin punya sikat gigi di kamar mandi milik temannya. Hubungan mereka ya begini adanya.

"Mulutnya buka."

Jaemin buka mulutnya, menghadap Haechan yang telaten bersihkan giginya. Jangan tanya Haechan kenapa perutnya jadi geli, memang dia bisa antisipasi kalau Jaemin tatap dia kaya gini.

"Kumur dulu." Pun Jaemin turuti tanpa bantah apa-apa. Biarkan Haechan menuntunnya. Bibirnya di lap dengan handuk, senyum lelaki Lee terulas manis dapati Jaemin yang sudah tahan kantuk.

Hari ini Jaemin benar-benar isi energi. Kepalanya udah nggak berisik lagi. Di akhir hari dipeluk Haechan erat-erat, Jaemin suka dipeluk sambil dipukpuk. Bisik yang Haechan beri buat Jaemin jatuh ke alam mimpi. Katanya sih aku sayang kamu, kalau gitu Jaemin setuju. Sebab ia pun begitu. Sayang Haechan sejak awal temu.

By: mlikteaas

📎 hi, kalau ada yang udah baca beberapa hari yang lalu udah aku post di twitter soalnya😆 silahkan dinikmati lebih bebas disini ya <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 8 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Temen Tapi DemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang