❀
❀❀
❀❀❀
❀❀
❀
❃.✮:▹Happy reading◃:✮.❃
❀
❀❀
❀❀❀
❀❀
❀
"Nyunda Nertaja!" Panggil larasati yang mulai kelelahan mengikuti langkah cepat nyundanya itu.Karena merasa dirinya terpanggil namanya, Dyah Nertaja menghentikan langkah kakinya dia sungguh lupa akan larasati yang tengah dia gandeng pergelangan tangannya. Sungguh dia tidak sabar ingin mengajak larasati untuk mengelilingi keaneragaman yang ada di Majapahit.
"M maafkan, nyunda rayi." Sesal Dyah Nertaja lekas memutus tautan genggaman diantara mereka berdua.
"Tidak apa-apa, nyunda Nertaja." Ujar Larasati mencoba menghibur Dyah Nertaja.
Dyah Nertaja menundukan kepalanya saat melihat warna merah yang membekas dipergelangan tangan rayi manisnya. Sungguh bodoh rasanya Dyah Nertaja karena tanpa sengaja menyakiti rayinya.
Menghela nafas berat itu yang larasati lakukan saat melihat tingkah nyunda angkatnya itu. Ya, memang cukup nyeri pergelangan tangannya ditarik paksa oleh nyundanya itu sedangkan tubuhnya cukup lemah untuk anak berusia 10 tahun.
Hanya satu cara yang dapat menaikan mood nyunda angkatnya itu. Mau tidak mau larasati harus menggunakan cara pamungkasnya hadeuh sungguh memalukan apalagi ini masih di lingkungan istana banyak prajurit dan dayang yang hilir mudik melakukan pekerjaan mereka.
"Nyunda Nertaja~" Panggil larasati dengan nada suara yang mendayu dia memanggil nama Dyah Nertaja. "Lihatlah, Laras tidak apa-apa,nyunda. Laras mohon nyunda jangan bersedih lagi. Sakit rasanya hati laras melihat nyunda menyalahkan diri, nyunda." Sambung larasati.
Perlahan larasati mendekati Dyah Nertaja dengan sedikit effort larasati menjinjitkan kakinya akan bisa sejajar dengan tinggi nyundanya.
Cup
Satu kecupan manis berhasil mendarat dipipi mulus Dyah Nertaja. Ya, itulah cara yang paling ampuh larasati lakukan untuk mengembalikan mood orang tapi bukan sembarangan orang mendapatkan kecupan manis darinya.
'SangHyang Widhi. . . Apakah hamba-Mu tengah bermimpi? Tapi kenapa terasa nyata?' batin Dyah Nertaja ngeblank sesaat mendapatkan serangan manis dari Larasati.
Cup
Lagi dan lagi larasati mendaratkan kecupan manis dipipi Dyah Nertaja sekalian menyadarkan nyundanya yang tengah melamun sebenarnya larasati ingin sekali tertawa saat melihat reaksi nyunda angkatnya ini.
"Nyunda, sampai kapan anda melamun seperti itu?"
"A ah... E eumn . . . S sebaiknya kita lekas bergegas ke keputren rayi a ada sesuatu yang ingin nyunda berikan kepadamu." Dyah Nertaja menjawab pertanyaan larasati dengan gelagapan. Sungguh dia amat salah tingkah waktu mendapatkan perlakuan manis dari adik angkatnya itu. Jantungnya makin berdetak kencang saat melihat senyum larasati yang amat meneduhkan relung hatinya itu.
Lalu mereka berdua pun berjalan beriringan menuju keputren tempat tinggal para keturunan wanita majapahit.
Tak terasa mereka telah tiba di dalam kamar yang Dyah Nertaja tempati terlihat amat sangat rapi dan larasati dapat mencium semerbak aroma bunga yang menenangkan.
"Duduklah disini dulu rayi, nyunda pergi sebentar mau mengambil sesuatu yang ku persiapkan, untukmu." Kata Dyah Nertaja kepada larasati.
Dengan mengangguk patuh larasati mematuhi perintah dari nyunda angkatnya itu. Dia mendaratkan pantatnya ke kursi yang tersedia dikamar nyunda nya sambil menunggu kedatangan nyunda yang pergi ntah mengambil apa padahal ada dayang yang setia mengikutinya namun nyundanya itu tidak mau merepotkan para dayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Historical FictionTahu ndak dek? Rasanya terlempar ke zaman nenek moyang? Jangan ya dek~~~ perjalanan waktu yg dialamin oleh seorang gadis yang tengah berlibur di sebuah kota yang penuh akan sejarah. Namun, krna rasa penasaran yg tinggi akan mitos yg berendar akan c...