bab 1 keterlambatan dan pesona manik coklat.

70 28 4
                                    

"Saat pertama kali kita bertemu. Aku langsung jatuh terhadap pesona mu."

-renjana




Baskara telah bertandang dengan elok nya diujung cakrawala. Menghiasi semesta penuh lara ini. Hari ini hari senin dimana aku akan melaksanankan upacara disekolah baru ku.

Hari ini hari pertama aku masuk sekolah. Jantung masih berdebar sedari tadi. Jalan jalan di kota solo sangat ramai oleh kendaraan bermotor. Tak lupa daun daun yang menari dengan alunan angin. Air air yang mengegenang karena hujan yang datang kemarin malam menjadi pemandangan pertamaku. Aku tak sempat sarapan karena jam sudah di angka 06.40 sementara upacara dimulai pukul 07.00. jarak antara rumah ku dan sekolah adalah 25 menit. Jantung terus berdegup kencang. Di tambah jalan yang macet.

Tak terasa aku sudah di depan gerbang. Banyak siswa yang sedang berbaris rapi didepan gerbang sekolah. Ya betul mereka telat. Aku pun langsung berbaris di barisan kedua. kami harus mendengar ceramah panjang lebar dari guru bk sebelum kami di bariskan di samping bendera. Keringat sudah bercucuran didahiku. Rambutku mulai lepek akibat keringat.

Setelah mendengar ceramah gratis, kami pun menulis nama kami dibuku catatan bk. Kami pun digiring ke tengah lapangan, sorakan demi sorakan dintunjukan untuk kami. Siulan serta makian ditunjukan kepada kami. Tangan ku sudah gemetar karena takut. Dan kami semua baris disamping bendera. Dan syukurnya aku baris dibarisan  kedua jadi tak terlalu panas.

"Baru pertama kali masuk sudah telat aja kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baru pertama kali masuk sudah telat aja kalian. Coba kalian liat temen temen kalian yang lain mereka datang tepat waktu."

Begitulah ucapan menyakitkan dari kepala sekolah kami. Menyakitkan tapi itu fakta harus bagaimana lagi

Pandangan ku terpaku kepada seorang remaja yang tak jauh dari ku. remaja dengan manik coklat tua dengan rambut hitam legam tak lupa dengan kulit nya yang putih seputih susu. Aku yang berkulit sawo matang iri dengan lelaki itu. Dia sedang menunduk dengan tangan saling mengaitkan.

"Dia siapa?" Tanya ku ke salah satu teman yang dekat dengan ku sejak smp. Dia bernama mentari. Aku lumayan dekat dengan mentari. Dan aku terkejut ketika dia bersekolah di sma yang sama. Apa lagi saat aku melihat dia yang telat. Jadi semakin terkejut. Karena saat smp mentari bisa dibilang sangat jarang terlambat.

"Dia kakak kelas kita. klo ga salah namanya zein tadi aku liat namanya dibuku bk. kenapa kamu naksir" Ucapnya dengan nada geli.

"Ga apaan sih"

"Awas aja nanti klo km beneran naksir"

"y" jawab ku kesal.

"Kok kamu tumben telat." Lanjutku

"Iya nih tadi disuruh nyariin kacamata bapak."

"Terus udah ketemu?."

"Udah lah dan kamu tahu dimana ketemunya?."

"Dimana?." Aku balik tanya

"Di atas kepala bapak, padahal udah cape nyarinya ternyata diatas kepala bapak kesel aku, terus tadi bapak dimarahi ibu gara gara udah telat nganterin aku." Ucapnya dengan nada kesal.

"Haha. Udah sabar jangan marah marah."

"Eh tadi kamu tanya tentang kakak itu yaa." Tunjuk metari kearah cowo tadi.

"Iya tapi lupain aja."

"Tapi kalau dilihat dilihat. Kamu cocok deh sama dia."

"Mana ada."

"Mukamu merah ren kamu engga bisa bohong." Tunjuk mentari kewajahku yang lumayan memerah.

"Stop."

Entah apa yang di otak mentari. dia sering menggoda ku dengan menjodoh kan ku dengan cowok random.

akhirnya hukuman kami selesai. siswa siswi berbondong bondong meninggalkan lapangan. entah kekantin atau pun langsung kekelas. aku bersama mentari langsung menuju aula untuk melaksanakan mpls. Tangga menuju aula sangat ramai hingga kami duduk dulu sebentar dilapangan.

"Eh tari. Kira kira nanti kita sekalas lagi engga yaa." Ucapku memulai percakapan.

"Entah tapi aku harap kita sekelas."

"Semoga."

"Eh Ren aku tadi liat mas mu lho."

"Terus?."

"Ganteng banget gilaa."

"Kamu suka." Mentari hanya diam saja dengan cengiran yang terpasang diwajahnya.

"Kira kira mas mu udah punya pacar belum yaa."

"Entah."

"Kamu kan adiknya Ren. Ya kali engga tau."

"Kamu tanya sendiri aja sana." Lalu aku berjalan meninggalkan mentari sendirian.

"Renjana tungguuuu." Dia berlari mengejarku.

Dan aku menuju kearah aula untuk kegiatan mpls. Aku memperhatikan guru yang menjelaskan latar belakang, visi dan misi sekolah ini. Dan bisa dilihat mentari yang menguap sejak tadi. Nampak nya dia mengantuk.

tak terasa sekarang saatnya untuk istirahat. sebenarnya mentari mengajak ku untuk kekantin tapi aku tidak mau karena aku membawa bekal.

"eh ren. tau ga tadi aku ketemu orang ganteng bangett. hehe" ucap mentari sambil senyum senyum tak jelas.

"heh. baru pertama sekolah lho udah ngelirik sana sini"

"hehe. yaa maap makanya kamu tadi ikut aku ke toilet."

"seberapa ganteng sih dia. bisa bisanya buat kamu kaya orang gila"

"ganteng banget banget" Ucapnya yakin.

"Dasar mata keranjang."

"Biarin." Ucapnya kesal.

"Jadi kamu milih mas ku atau cowo tadi."

"Kalau bisa dua duanya kenapa harus satu." Dengan cengiran yang membuatku merinding dia berucap demikian.

"dasar betina. "

"Apaan. Drupadi aja yang punya suami 5 aja enggak kenapa kenapa."

"Itu kan drupadi, dia cantik jadi wajarlah."

"Jadi kamu bilang aku jelek gitu." Ucapnya dengan nada marah.

"Engga. Siapa yang bilang kamu jelek. kamu cantik kayak putri salju. Sampe bosen aku lihatnya"

"liat aja aku akan memiliki 2 orang itu." Ucapnya serius tapi wajah nya membuatku tertawa. Wajah dia susah dibuat serius membuatku tertawa jika mengingatnya.

"Stop halu mentari. Udah ah udah bel itu lho ayo balik ke aula, emang kamu mau dimarahi sama kakak osis."

"Iya iya."


jangan lupa vote and coment makasih. Engga jelas banget.

Belenggu Kasih Dikota Bengawan (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang