(20)

542 83 2
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca
*
*
*
*
*
Rencana Matheo untuk memberikan pengawal pribadi bagi Calle benar-benar terwujud. Setelah mengadakan seleksi secara langsung, ia akhirnya memilih salah seorang bodyguard muda untuk menjadi pengawal pribadi sang anak.

Calle awalnya sempat keberatan dengan keputusan ayahnya. Ia pikir akan terlalu mencolok bila ada seseorang yang selalu mengikutinya ke mana pun. Namun, akhirnya Calle terpaksa luluh setelah melihat wajah khawatir sang ayah. Matheo benar-benar tau cara mendapatkan kata 'setuju' dari Si kecil.

Hari ini, semua penghuni rumah tengah beraktivitas seperti biasa. Hanya ada Calle di mansion, karena Matheo belum mengizinkannya untuk sekolah. Remaja kecil itu mulai merasa bosan. Tayangan kartun di depannya sudah tak menarik perhatiannya lagi. Calle kemudian mengalihkan pandangan ke arah seorang pria muda yang berdiri tak jauh dari tempatnya berbaring.

Setelah mendudukkan diri, Calle memanggil pria yang tak lain adalah pengawal pribadinya, "Kak Devin."

"Anda butuh sesuatu, Tuan kecil?" tanya Devin sambil berjalan mendekati Calle.

Calle menggeleng sambil cemberut. "Panggil 'Calle' saja, Kak. Jangan 'Tuan kecil'."

Devin tersenyum tipis, membalas ucapan Calle, "saya tidak bisa, Tuan kecil."

"Ah, ya sudah lah," desah Calle pasrah. "Adek bosan, Kak. Ayo jalan-jalan ke luar."

"Akan saya tanyakan pada Tuan Matheo lebih dulu," ucap Devin, lalu membawa langkahnya menjauhi Calle.

Sembari menunggu, Calle berniat meminta susu kesukaannya pada Suster Mira. Dia pergi menghampiri sang pengasuh yang mungkin sedang berkutat di dapur bersama beberapa maid lainnya.

"Suster," panggil Calle sambil menoleh ke sekeliling, mencari pengasuhnya.

Bibi Elda yang kebetulan berada di dapur pun langsung mendekat. "Anda mencari Suster Mira, Tuan kecil?"

Calle mengangguk sambil menjawab, "iya, Bibi. Bibi tahu di mana Suster Mira?"

"Suster Mira sedang berbelanja. Ada yang bisa saya bantu?" Bibi Elda tersenyum gemas melihat Calle yang nampak malu-malu.

"Hehe, Adek mau susu pisang," jawab Calle sambil tersenyum.

Bibi Elda terkekeh, kemudian mengangguk. Calle tersenyum lebar saat menunggu Bibi Elda yang mengambilkan minuman kesukaannya. Ia juga beberapa kali melayangkan sapaan pada para maid maupun bodyguard yang tengah berlalu lalang.

"Tuan kecil," panggil Devin yang datang bersamaan dengan Bibi Elda.

"Tuan Matheo meminta Anda menyusul ke kantor. Apa Anda mau?" tanya Devin setelahnya.

"Mau, Kak Devin antar 'kan?" tanya Calle balik dengan binar keantusiasan di matanya.

Anggukan dari Devin semakin membuat Calle senang. Ia meminta tolong pada Bibi Elda untuk menyiapkan makan siang yang akan dibawanya ke kantor sang ayah. Bibi Elda tentu dengan senang hati menyanggupi permintaan si kecil.

Tiga kotak bento telah selesai disiapkan. Tak lupa Bibi Elda menyisipkan beberapa camilan dan susu Calle ke dalam tas yang ia berikan pada Devin.

"Hati-hati di jalan. Jaga Tuan kecil baik-baik," ucap Bibi Elda dengan wajah serius.

"Baik, Ibu. Aku mengerti," balas Devin sambil tersenyum.

Devin segera menyusul Calle yang telah lebih dulu berada di luar. Remaja kecil itu begitu bersemangat untuk mengunjungi kantor ayahnya. Ini adalah kali pertama Calle pergi ke luar selain bersama keluarganya, dan ia merasa sedikit antusias.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Calle (Ganendra's Precious Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang