🏠ome | 08

7 1 0
                                    

Tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya bahwa ia akan bertemu kembali dengan ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya bahwa ia akan bertemu kembali dengan ibu. Rupanya yang masih sama. Masih cantik walau ada sedikit keriput diwajahnya.



"Ibu saka ngantuk," ucap seorang anak kecil dengan tangannya yang mengusap mata.

Ibu, yang dipanggilnya pun mendekat. "Ayo ke kamar. Ibu akan bacakan tentang anak serigala yang bertahan diantara para harimau." Duduk dengan menyender pada head board, menyelimuti anaknya yang berbaring dengan memeluk guling.

Kalimat demi kalimat dibacakannya. Mengusap dengan lembut pucuk kepala Saka berharap anak itu semakin cepat tertidur.

"Nak, walaupun anak serigala itu lebih tidak berdaya diantara banyaknya harimau yang memangsa, tapi dia selalu berusaha dan yakin bahwa dia bisa selamat. Walaupun terkena cakaran juga gigitan yang sangat kuat, anak serigala itu tetap mencoba bertahan. Walaupun dia takut, dia tetap mencoba terlepas dari sakitnya gigi taring yang menancap ditubuhnya. Karena dia percaya- bahwa sekalipun dia lemah, belum tentu dia akan kalah."

Matanya mengerjap dengan pelan. Tak kuasa lagi dengan kantuk yang menyerang. Telinganya masih mendengarkan apa yang diucapkan oleh ibunya. Hatinya berseru, mengatakan anak serigala itu hebat masih bisa bertahan walaupun harus merasakan sakit terlebih dahulu untuk bisa terlepas dari semua itu.

Cuph

"Selamat malam anak ibu. Selamanya ibu sayang kamu."



Dinginnya udara malam membuatnya semakin memeluk tubuhnya. Jaket tebal yang dipinjamkan Tante Oliv ternyata tak mampu mengalahkan dinginnya malam ini.

Langkahnya yang pelan membawanya pulang. Jam sudah menunjuk pukul 11 malam. Jam tutup kafe ditempatnya bekerja.

Saka menggosok telapak tangannya. Sesekali meniupnya berharap dapat menghantarkan rasa hangat.



"Lihat ayah bawa apa?!"

Seolah ada gemerlap cahaya berkilauan dimatanya, Saka tersenyum lebar. Berlari menghampiri ayahnya dengan sang ibu yang mengikuti langkahnya dibelakang.

Dengan cepat membuka bingkisan dengan tak sabar. "Wahhh robot! Hahahaha Saka suka, ayah!!!"

Dirga, ayahnya pun tertawa lucu melihat reaksi dari anaknya itu. Dia menghampiri istrinya tak lupa mencium seluruh wajah dari pujaan hatinya. Menyerahkan tas kerjanya untuk dibawa sang istri ke kamar.

Saka tampak fokus memainkan mainan barunya. Melayangi ke kiri ke kanan seolah-olah mainan itu memiliki sayap. Tangannya yang mungil itu dengan sigap melingkar kan dileher sang ayah. Terkejut tak kala ia tiba-tiba digendong. Hahaha tapi Saka senang.

Wajah yang saling menatap dengan senyuman lebar. Tertawa bahagia tak kala ayahnya itu memutar mutar dengan mengayunkan badannya. Dia bagaikan pesawat.

Diujung sana ibunya memegang ponsel, memvideokan momen manis antara ayah dan anak.



"Meong~"

Saka menunduk. Melihat seekor kucing kecil yang menggeliatkan tubuhnya pada kakinya. Melihat-lihat sekitar siapa tau ada indukannya. Tapi tak ada satupun kucing dewasa disekitar sini. Sepertinya kucing ini dibuang oleh seseorang.

Ia berjongkok. Mengelus kucing itu yang mana membuatnya semakin mendusel manja.

"Meongg~"

Ah lucunya-Tapi ia merasa kasian. Dengan segera menggendongnya. Anehnya kucing itu tidak memberontak, malahan mencari posisi nyaman.



"Selamat ulang tahun, kami ucapkan. Selamat panjang umur dan bahagia~"

Huftt~

"Yeayy selamat ulang tahun sayang." Ibu mencium kedua pipinya. Begitupun ayahnya yang mencium pucuk kepala miliknya.

"Aaaa!"

Dirga tertawa melihat cream berwarna biru yang berada diujung hidung Saka. Dia pelakunya.

Tak ingin kalah, Saka pun melakukan hal yang sama kepada ayah dan ibunya. Mereka bertiga pun tertawa dengan bahagia.

"Ayo foto dulu. Buat kenang-kenangan." Dirga mengambil handphone. Membuka aplikasi kamera dan mengarahkan nya pada mereka. Dia merangkul pundak istrinya, sedang Saka sudah tersenyum lebar dengan menyender pada dada bidang ayahnya. Ibunya pun memegang kue yang terdapat angka 4 di atasnya. -ckrek.

"Saka pulang, ayah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang