Malam gelap dengan cahaya rembulan juga bintang yang bertabur di sekelilingnya menjadi teman bagi para penduduk bumi bagian Korea Selatan malam ini.
Jam yang kini menunjukkan pukul 7:30 secara tidak langsung menjadi pertanda jika jam makan malam sudah di mulai.
Layaknya keluarga harmonis pada umumnya, di dalam sebuah rumah bergaya American Classic yang di huni oleh ayah, ibu serta anak tunggalnya. Malam ini ketiga nya tampak sedang menikmati makan malam mereka dengan hidmat, tidak ada obrolan apapun selama makan malam itu berlangsung, hanya suara dentingan alat makan yang terdengar di ruangan itu.Ya, karena memang itu kebiasaan yang di terapkan di rumah itu, dimana tidak ada satupun yang boleh berbicara saat aktivitas makan sedang berlangsung , entah itu pagi, siang ataupun malam, jika sedang makan maka mereka harus fokus pada makanan di hadapannya, dan baru boleh mengobrol jika semua orang sudah selesai.
Seorang laki-laki berusia tiga puluh tahun yang duduk berhadapan dengan wanita paruh baya di depannya menjadi orang pertama yang menyudahi aktivitas makannya, suara sendok dan sumpit yang di taruh kembali di atas meja ternyata mengundang perhatian dua orang lain yang juga berada di sana, laki-laki itu kemudian duduk bersandar pada punggung kursi seraya bersedekap dada menunggu penghuni yang lain juga selesai dengan makanan mereka.
Beberapa menit kemudian kedua orang yang lain juga ikut menyudahi aktivitas makan malam mereka, terlihat orang-orang itu mengelap bibir mereka dengan tisu sebagai pertanda jika mereka juga sudah selesai.
"Eomma sudah membuat janji untuk kencan buta mu besok pagi" ucap wanita paruh baya yang akrab di sebut nyonya Kim itu, dia langsung mengatakan inti dari apa yang ingin dia bicarakan, tanpa basa-basi sedikit pun dan memang selalu seperti itu.
"Ya, baiklah" saut laki-laki bernama Kim Soohyun yang merupakan anak tunggal dari tuan dan nyonya Kim.
Tunggu! Apa katanya? Baiklah? Semudah itu dia mengiyakan permintaan ibunya? Dia tak melakukan drama penolakan atau semacamnya?
Ya, lebih tepatnya dia sudah malas untuk menentang keinginan ibunya itu, ketahui lah sebelum Soohyun menjadi anak yang penurut seperti sekarang ini, dia juga pernah menjadi anak yang pembangkang, selalu menentang bahkan menolak dengan keras saat sang ibu memintanya untuk bertemu dengan wanita pilihannya itu. Karena sejujurnya Soohyun memang sudah memiliki kekasih, dan dia merasa tak adil bagi kekasihnya jika dia masih terus bertemu dengan wanita-wanita lain sementara dia sudah memiliki wanita pilihan nya sendiri.
Dia selalu menolak, dan mengatakan jika dia sudah punya pilihan nya sendiri, namun karena kedua orangtuanya sangat menjunjung tinggi kesetaraan, hubungan mereka itu tak pernah di restui karena sang kekasih yang berasal dari keluarga menengah kebawah juga hanya bekerja sebagai sekertaris pribadi nya sendiri di kantor.
Beribu penolakan sudah sering kali ia katakan, namun pada akhirnya apa yang terjadi? dia harus tetap pergi dan keputusan itu tak bisa di ganggu gugat oleh siapapun. So? Karena laki-laki itu sudah berada di titik lelahnya, akhirnya dia lebih memilih untuk mengikuti setiap alur kehidupan yang sudah di ciptakan sang ibu untuk dirinya, dengan catatan kedua orangtuanya tak akan memaksa Soohyun melanjutkan perkenalan itu jika dia merasa tak cocok dengan wanita yang di kenalkan padanya.
"Kirimkan saja lokasi dan jam pertemuan nya" lanjut Soohyun dengan santainya.
"Kali ini kalian tidak akan kencan berdua, karena aku dan Appa mu juga akan ikut" kata nyonya Kim seraya menyisip wine miliknya.
"What?" Pekik Soohyun tidak mengerti dengan perkataan ibunya. Apa maksud ibunya? Mereka akan menemani dia berkencan buta? double date maksudnya?.
"Maksudnya kali ini kau tidak akan bertemu dengan wanita itu di luar melainkan di rumahnya, jadi kami akan ikut untuk bertemu dengan orang tuanya juga" jelas tuan Kim. Alright, sekarang Soohyun mengerti maksudnya, laki-laki itu kemudian menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika dia sudah paham.