Bab 20

366 46 6
                                    

⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶



Rey menatap ke arah Arsyad yang sedang berbicara dengan seseorang dan di belakang seseorang itu ada 4 pemuda lainnya yang tak di kenal oleh Rey.

Menatap waspada saat keempat pemuda yang di liat Rey berjalan ke arah Rey.

"Kau menyadari nya? " tanya Jo yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Rey.

"Siapa mereka? " tanya Rey bingung.

"Mereka... " menggantung ucapannya dan menatap Rey dengan senyum miring.

"Kau akan tau nanti" lanjut Jo yang senang melihat wajah Rey yang penasaran.

Jo berjalan ke arah Archie dan Ellka yang naik wahana bianglala. Saat melihat Archie dan Ellka turun ia langsung menarik keduanya untuk mendekati Rey.

Kini Rey, Ellka, Archie dan Jo sudah ada di samping Arsya. Mereka berempat ada di belakang Arsya yang menatap datar seseorang di depannya.

"Leon" panggil Arsya, yang bernama Leon pun mendekati Arsya.

"Bawa mereka pergi pulang" kata Arsya tanpa menjawab Leon pun langsung membawa Rey dan yang lainnya.

Setelah melihat Rey dan yang lainnya pergi kini Arsya sudah ada di mobil berbeda dengan pemuda yang berbisik kepadanya.

Di sebuah mansion mewah seorang pria tampan yang memantau Rey dan Arsya kini sedang duduk di sofa ruang tamu menunggu kehadiran tamu yang  sudah di jemput.

Tak lama datang lah tamu yang sudah di nantikan, berdiri dan langsung menyambut tamunya.

"Welcome Arsya, kamu datang juga, apa kamu membawanya? " tanya Si pria tampan mendekati Arsya yang baru saja masuk di ikuti oleh yang lainnya.

"Hmm" jawab Arsya dingin.

"Kamu masih sama saja" jawab si pria tampan.

"Kenapa kau menyuruhku membawa Rey" tanya Arsya yang mulai duduk, sedangkan Rey yang merasa namanya di sebut menoleh ke arah Arsya.

"Kenapa terburu-buru begitu, bagaimana kalau kita bersantai" jawab si pria tampan.

"Max" suara Arsya makin dingin dan tatapan yang biasanya humble kini terlihat dingin.

Rey menatap pria tampan itu dan merasa tak asing dengan pria tampan itu, ia juga merasa ini sedang apa? Kenapa ia merasa kalau ia masuk ke dalam novel yang penuh akan teka-teki.

Bahkan readers aja sampek bingung ya kan 😏

Sungguh Rey merasa kalau ia seperti orang bodoh yang masuk ke novel tanpa tau endingnya bagaimana.

Bukankah ia hanya masuk ke dalam novel tentang kedua orang tuanya tapi kenapa makin kesini ia merasa kalau ini seperti bukan cerita tentang kedua orang tua nya saja tapi tentang dia juga.

Makin sialnya lagi ia tak mendapatkan ingatan dari si tubuh seluruhnya, itu yang membuat ia benci berada di dunia yang tanpa bisa di prediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Lalu ia juga merasa bingung dengan kehadiran Arsya dan yang lainnya seperti beberapa novel  yang saling berhubungan dan saling terikat satu sama lain, dan kini ia ikut di dalam novel itu tanpa tau peran dia yang sesungguhnya.

Oke guys....

Karena banyak yang bingung ama nih novel. Aku bakal kupas satu persatu ya guys, jadi harap bersabar dengan banyak nya teka-teki para pemeran Cowoknya.

Ok back ke Arsya dan Rey.

Pria tampan ini adalah Maxilian Zelfion seorang CEO terkenal di usia nya yang masih terbilang muda, karena dia masih berusia 22 tahun.

Max adalah sepupu dari Arsya yang mencintai Rey sejak kecil dan dia bertemu Rey saat masih berusia 8  tahun di rumah Arsya yang sedang melakukan perayaan ulang tahun si Arsya yang ke 4 tahun.

Sedangkan Rey saat itu masih berusia 3 tahun. Melihat keimutan Rey, Max mulai mendekati Rey dan mengajaknya bermain bersama Arsya.

( Rey gak dapet ingatan tentang Max dan Arsya ya guys, karena ingatan masa kecilnya masih burem )

Pertemanan mereka berlanjut sampai si Max berusia 10 tahun, Arsya 6 dan Rey 5 tahun. Dan itulah pertemuan terakhir bagi mereka bertiga.

Max memberikan sebuah bonek ke Rey sebagai tanda kalau si Rey akan selalu menjadi miliknya dan Rey di larang untuk mencintai laki-laki lain.

Itu adalah sebuah janji, Rey mulai mendapatkan ingatannya si Rey asli mulai memegang kepalanya karena sakit.

Arsya mendekap tubuh Rey karena ia tau bila sekarang Rey mendapatkan ingatan si tubuh asli.

"Tarik nafas, keluar kan, kamu masih bisa bertahan atau mau istirahat? " bisik Arsya lembut.

"Mau sama abang saja" balas Rey memeluk Arsya erat.

"Ya udah, aku temenin aja ya, apa mau di gendong ama tunangan mu semasa kecil" bisik Arsya dengan jail.

"Kamu tau bang" kata Rey menatap Arsya.

"Tau lah, kamu lupa aku itu punya ikatan dengan kamu dan Max itu sepupu aku, dan ya kau tau selama ini kau selalu di awasi dia, bahkan sebelum kita sampai sini dia juga tau" bisik Arsya santai namun tidak dengan Rey.

"Kau bercanda bang" bisik Rey.

"Apa aku terlihat bercanda" dengan satu alis terangkat.

"Kenapa kalian berbisik di depanku" tanya Max dengan dengusan kesal.

"Diem lo, lo tuh gak di ajak" jawab Arsya sinis.

"Ck, menyebalkan" gumam si pria tampan aka Max.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maxilian Zelfion



Oke guys....

Cukup buat hari ini Next aku bahas soal pemuda tampan lainnya ya, dan semoga kalian gak bingung dulu karena penjelasannya bakal agak rumit ya.

Bila masih ada yg bingung boleh sini tanya ke gue ntar gue jawab di next chapter.

2.11.24

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Seorang FudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang