: tidak menjanjikan EYD.
Selamat membaca.
***
Mereka pantas untuk mati seperti itu. Morana bagaikan penyihir yang secara tiba tiba menghilang di balik kepulan asap tadi. Acara PromNight ini dibuat begitu sangat kacau terlebih kehadiran Morana Cruell yang mendadak hilang misterius. Beberapa CCTV untuk menjadi sumber kemunculan nya pun rusak ketika para pihak sekolah memeriksa seluruh CCTV yang ada, sebagian CCTV yang berada di toilet maupun ruang baju ganti.
Mengejutkan nya mereka melihat sosok yang tak asing itu terkapar di ruang baju ganti dengan darah yang mengalir dari tangan nya, dengan dugaan yang pasti sudah tentu ini merupakan ulah Morana.
Semua dibuat penasaran dengan bergerumul sampai pada akhirnya Rose menobros segerombolan yang hanya melihat saja tanpa memberi bantuan sampai pada akhirnya ia bisa melihat sendiri dengan sangat jelas bahwa sahabatnya tergeletak disana.
“Hiks... Hikss... Anni.. bangun Anni...”
Anni dalam keadaan tak sadarkan diri serta Rose berusaha menepuk nepuk pipinya hingga ia bisa sadar dari pingsan nya. Tepukan pelan itu mampu menyadarkan Anni, penglihatan nya yang buram itu dapat melihat sahabatnya yang memandanginya khawatir.
“Syukur Ni, lo udah sadar” dengan hati kecilnya yang merasa lega dan beberapa sekumpulan orang tak berguna tadi berusaha membawa tubuhnya keruang kesehatan untuk melakukan pengobatan pada tangan nya yang terluka.
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu menanyakan dengan perasaan yang khawatir tentang kemunculan sosok misterius di acara ini dan paling tidak menyangka adalah Anni yang menjadi korban dari gadis misterius tersebut.
Luka yang berada di tangan nya sebagai bukti kuat jika Anni memang korban dari Morana Cruell sampai ketika Rose masih memeluknya itu menimbulkan senyum licik dari bibirnya, rencana yang ia buat berhasil menipu mereka bahkan termasuk menipu Rose sahabatnya sendiri.
Marvis menatap Anni dengan penuh tanda tanya tapi disisi lain ia kagum dengan rencana liciknya membuat seolah olah ia merupakan korban yang selamat dari pembunuhan.
Anni yang licik mampu menipu semua orang yang berada di dekatnya, tentu akan kesulitan jika Morana akan kabur begitu saja dan jelas tidak mungkin, dengan CCTV yang telah ia rusak memudahkan ia meninggalkan jejaknya dan kepura puraan nya menjadi korban.
Karena kondisinya ini Anni tak dapat pulang dengan motornya, ia harus dibonceng belakang dan harus pula ada yang menyetir motornya. Rose hanya jelas jelasan tidak bisa pakai motor sedangkan Marvis pemuda itu hanya sebatas partner gelap nya atau orang bayaran yang di tugaskan untuk mencari informasi para si pembully.
Tidak ada urusan apa apa lagi demi mencegah kecurigaan dan sudah sepakat sampai sini bahkan dengan Rose yang marah pada Marvis tidak peduli dan memilih untuk pergi daripada harus berurusan dengan Anni yang memang sudah di sepakati.
Kini dia masih berada di dalam kampus sedangkan para polisi sedang melakukan penyelidikan, gaun pesta yang digunakan Morana kini telah ia bakar hingga hangus menjadi abu untuk meninggalkan jejak.
Mau tidak mau bahwa para pihak kampus melaporkan pada kedua orang tua nya tentang Anni hampir menjadi korban pembunuhan Morana termasuk Rose juga yang membuat kedua orang tuanya dapat bergegas untuk segera menjemput putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM!
Teen Fiction"Nggak! Nggak! Pokoknya gue gak terima atas perlakuan yang elo pada lakuin ke gue!" "Seenaknya ngehancurin harga diri gue, gue bales perbuatan elo semua!" "Tunggu pembalasan gue! Bedebah!" *** Merasakan pembullyan yang dialami berturut turut bukan h...