: tidak menjanjikan EYD.
Selamat membaca.
***
Mission:
Alesha Hacraft***
Suami dari korban pembunuhan tersebut segera hadir dan melihat kejadian yang tak ia pernah bayangkan, sama sekali tidak pernah terbayangkan walau istrinya kini menjadi korban pembunuhan. Satu-satunya yang tersisa adalah putrinya kini memeluknya.
"Papa!" Seru nya dan memeluk tubuh mungilnya.
"Sayang... Rara nggak apa-apa kan?" Tanya nya sembari memeriksa kondisi putrinya.
"Mama berdarah!!"
Morana berada di kejauhan dan tersenyum sembari mengganti pakaian nya menjadi seorang Anni. Anni yang tidak mau ikut campur urusan mereka memilih untuk pergi dibandingkan harus menonton tontonan yang tidak berguna disana.
Ia berjalan dengan mengemudikan motornya seperti biasa.
'Aku nggak pernah pikir kalau semua rencana balas dendam ini bisa dibuat begitu dengan sangat mudah'
'Seharusnya bisa saja aku tertahuan tapi entah bagaimana aku selalu selamat apa ada yang melindungi ku? Aku tidak tahu'
'Dari semua kejadian tidak masuk akal ini dan aku melakukan nya dengan berhasil tanpa adanya jejak yang ditinggalkan'
'Ini aneh seharusnya tapi aku bersyukur, sepertinya aku sudah siap nanti jika memang seandainya aku tertahuan'
'Aku senang, kalian pada akhirnya sudah mati'
Berita berita bertebaran berbagai macam media, media televisi maupun internet tentang kejadian barusan ini. Kejadian yang tidak terduga dan berbagai saksi mata di kumpulkan dan di wawancarai.
Berita itu yang selalu di bahas di kampus termasuk orang tuanya dan sahabatnya sendiri membahas tentang pembunuh misterius itu. Sampai bosan kalau di dengar. Anni sudah bosan dan muak.
Pembunuh itu tidak sembarangan dalam memilih korban tetapi pilah pilih dan ada maksud tertentu dibalik motif nya tanpa asal membunuh seseorang seperti kebanyakan.
Dia mendapatkan kontak sms Requelle saat itu dimana ia mengirim pesan sebagai bentuk ejekan, jelas Anni yang saat itu sudah berubah dan membalasnya dengan ejekan pula tapi dia tahu. Ejekan yang di lontarkan nya memang belum cukup kuat untuk perasaan nya tersinggung.
Selalu membuat status dan menunjukkan bahwa itu adalah pacarnya tanpa mengenakan seragam sekolah, dia tahu kalau ciri ciri anak alay yang sudah pasti kalau memang sekolah adalah foto saat ia menggunakan seragam sekolah. Ini tidak.
Memberanikan diri untuk bertanya dengan kontak satu teman nya pada saat masih sekolah menengah, dia tidak membully tapi ketika Anni dibully dia menunjukkan ketidakpedulian nya. Dia membalas pertanyaan nya yang bisa Anni simpulkan kalau bisa saja dia hamil diluar nikah dan tahu sendiri kan sudah menjadi hal biasa di zaman sekarang.
Mereka sudah tahu dampaknya tapi tetap saja dilakukan, namun ia berani menjamin jika dirinya memiliki pacar tidak akan berani sampai segitunya apalagi berhadapan dengan dirinya sekarang. Pacarnya menyentuh dirinya sudah di pastikan ia akan mendapatkan masalah besar nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM!
Teen Fiction"Nggak! Nggak! Pokoknya gue gak terima atas perlakuan yang elo pada lakuin ke gue!" "Seenaknya ngehancurin harga diri gue, gue bales perbuatan elo semua!" "Tunggu pembalasan gue! Bedebah!" *** Merasakan pembullyan yang dialami berturut turut bukan h...