Ketigabelas

29 19 0
                                    

: tidak menjanjikan EYD.

Selamat membaca.

***

Mission:
Kareen Houtson

***

Kareen Houston sosok yang ingin ia jatuhkan dari lantai tujuh, dia yang sudah membuat ia tersiksa waktu itu. Dia tidak ingin membuat keributan di Mall, menarik tangan nya untuk pergi meninggalkan Kareen yang masih terus mengejeknya.

Dia bersama dengan segerombolan gadis gadis menjeng sehabis memborong barang belanjaan bagian butik, pakaian mereka yang sudah cukup menggambarkan dengan pusar yang tertera.

"Temen SMA lo Ni?" Anni menggeleng membuat alisnya menaut, "siapa? Temen SMP? Anak jurusan lain apa gimana?"

"Benalu di hidup gue itu"

"Okey okey gue tahu lo marah tapi pliss deh lepasin tangan gue.. lo nyeret-nyeret tangan gue sampe tangan gue sakit"

Tanpa sadar Anni menyeret Rose hingga jauh dari bangku itu, keberadaan Rose bersama dengan kroco-kroco nya sudah tidak terlihat lagi yang membuat Anni menghela nafas lega.

Rose yang tidak mengerti disini dan berusaha meminta penjelasan dari Anni sekarang tentang kejadian tadi. Saat ini mereka sedang duduk berada di tempat yang jauh, hampir mendekati balkon lantai atas yang bisa melihat pemandangan jalan raya atau tempat parkir mobil di khususkan di depan area menuju pintu masuk.

Rencana nya muncul dan kebetulan dia membawa baju khusus untuk menjadi Morana. Mungkin gadis itu sudah pulang atau masih berada di area Mall.

Di kawasan yang sudah aman dari penganggu membuat Rose bertanya sekali lagi dan meminta penjelasan pada Anni saat ini juga, sebagai seorang sahabat juga selama dua tahun bersama tentu tentang keluh kesah atau hal hal yang ia sembunyikan harus ia ceritakan.

Dikata penasaran memang penasaran tapi disamping itu ia memikirkan Rose, memikirkan perasaan Anni yang mungkin tersinggung. Julukan cupu itu tidak pantas diarahkan pada Anni, bagaimana pun juga sekarang begitu sangat bertolak belakang dengan Anni.

Culun dari mana, coba pikirkan.

"Lo cerita ke gue, jangan  diem aja. Ada apa sebenarnya?"

Anni menghela nafasnya dengan pelan, "biasa orang di masalalu, suka amat ganggu ketenangan gue" ungkapnya, "masih belum siap gue cerita. Lain kali aja ya"

"Oke gue gak maksa elo buat cerita tapi diliat dari mana pun keknya orang itu ngeremehin elo"

"Biarin, percaya sama gue. Orang kek gitu biasanya udah di bales sama orang lain. Palingan disebelin orang lain juga"

Dia berpura pura tidak peduli walau rasa jengkel itu tetap ada. Dia tidak mau sampai sedetail kecilpun ia beritahu pada Rose karena rencana nya dia akan menghabisi Kareen hari ini juga dan tinggal ia memikirkan caranya untuk bagaimana Anni bisa meninggalkan Rose.

Rose pasti bertanya tanya seperti kejadian PromNight saat itu dimana Anni izin untuk keluar dari aula pesta menuju ke kamar mandi sebelum ia pada akhirnya menjadi korban dari kesadisan Morana. Ia harus memikirkan cara bagaimana untuk bisa mengejar gadis itu.

"Kita mau kemana lagi?" Tanya Rose setelah ia menenteng plastik belanjaan nya, "gue udah belanja, udah beli minum juga kita, pulang kita?"

"Lo mau pulang?" Anni tidak mengharapkan untuk pulang dari sini, "gue masih belum puas ege. Puas-puasin aja, besok lo kan kerja"

"Gitu ya, oke deh"

Alasan begini, sebetulnya Anni sudah bosan juga. Memikirkan rencana bagaimana Anni bisa pergi tapi memakan waktu yang agak lama mencari celah agar ia tidak tertahuan.

DENDAM! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang