"Plis ya, kali ini aja? Setelah itu gue janji gak bakal kenalin cowok lagi! Plissss, ya ya ya ya?" Gadis dengan rambut terurai itu terus merengek agar permintaannya disetujui sama sahabatnya-Devia.
Sedangkan gadis hijab hitam dengan abaya didepannya hanya menghela nafas-Syakila.
"Dev, udah ya. Aku gak mau kenal-kenalan lagi. Lagian aku heran, gimana bisa kamu dapat temen muslim gitu padahal kamu kan beda."
"Yeee emang gak boleh apa nonis punya temen yang beda agama."
Devia dan Syakila memang beda agama. Mereka bersahabat sejak masa SMP. Walaupun beda agama, mereka tetap saling membantu sama lain. Tidak membedakan soal agama.
Syakila memutar bola matanya dengan malas. Bagaimana tidak, sejak Syakila ditinggal seseorang (bukan pacar ye) 1 tahun yang lalu, Devi selalu mengenalkan beberapa teman cowok padanya.
"Kali ini yang terakhir. Gue janji," ucap Devia sambil menunjukkan jari membentuk peace.
"Aku gak mau, Dev."
"Gue yakin, ini adalah yang terbaik buat Lo. Ini cocok sama lo, dijamin Islam."
"Islam KTP."
Tidak ada yang salah bukan dengan perkataan Syakila? Karena sekarang jamannya sudah berubah. Ngakunya Islam tapi ibadah aja masih bolong. Bahkan gak pernah dilakukan. Sudah diingetin tapi gak dilakuin ya sudah. Biarkan saja, yang penting kita harus saling mengingatkan dalam kebaikan.
Seperti surat Al-Ashr yang memiliki makna dan keutamaan yang bermanfaat bagi umat muslim karena isinya Allah menyerukan umat muslim untuk dapat melakukan amal sholih sebanyak-banyaknya dan saling menasihati pada kebaikan agar tidak termasuk ke dalam orang-orang merugi.
"Aku takut, Dev."
Devia mengerti ucapan 'takut' Syakila. Ia meraih tangan sahabatnya. Memberikan semangat untuk tetap bertahan.
"Gue ngerti. Untuk terakhir kalinya, gue yakin ini pasti cocok. Karena ini juga sahabat lamanya suami gue, gua jamin deh."
Memang benar, Devia sudah menikah di usia 20 tahun kemarin. Sekarang mereka sama-sama berumur 21.
"Kan gak ada salahnya buat kenalan."
Akhirnya Syakila mengangguk setuju diiringi senyumnya yang manis. Devia juga ikut senang dan bahagia.
Bukannya apa, alasan Devia mengenalkan temen cowok pada Syakila agar Syakila tidak terjebak dalam masa lalunya yang kelam. Dan berharap traumanya sembuh.
Syakila selalu tersenyum, tapi jauh dalam hatinya menyimpan banyaknya luka. Senyumannya hanya topeng untuk dirinya agar terlihat baik-baik saja. Apalagi Syakila bekerja disebuah toko roti, dimana dirinya harus selau tersenyum dan terlihat ramah.
Hanya Devia yang tau semuanya tentang Syakila. Begitu juga Syakila yang tau tentang Devia. Karena diantara mereka tidak saling menyembunyikan apapun. Selalu terbuka.
Bukankah arti sahabat seperti itu? Saling memberi penyemangat. Susah senang bersama.
"Gue jamin, kali ini Lo pasti bakal bahagia."
Syakila menggeleng pelan, "Kebahagiaan itu tidak perlu dicari. Kebahagiaan akan datang sendiri. Allah sudah mengatur semua."
Devia tersenyum mendengarnya, sahabatnya ini dari dulu memang lebih agamis. Tapi sejak seseorang itu pergi, Syakila tambah lebih baik dari sebelumnya.
✨✨✨
Flashback On
"Kenapa nangis, Ila?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Suami & Dek Istri
Fiksi Remaja"Umurnya sudah kepala dua tapi jiwanya sudah mati sejak umur belasan" Itulah Syakila, seorang perempuan yang mati-matian untuk mencoba sembuh dari segalanya. Penjual di toko roti yang gajinya tidak seberapa harus menafkahi adik-adiknya padahal memil...