Selamat membaca chapter pertama dari Unlocky!
***
"Sebelum memulainya, pastikan bahwa segala strategi dan rencanamu tersusun sempurna."
*****
Awan gelap dan rintik hujan menyambut awal bulan Desember. Sedari semalam, hujan terus menerus turun membasahi bumi. Tak terasa penghujung tahun telah di depan mata dan awal yang baru akan segera tiba.
Keyra menatap nanar tetesan air hujan yang membasahi kaca jendela kamarnya. Di saat orang-orang berbahagia, nampaknya bumi turut berduka bersamanya. Gadis itu mengalihkan pandangan pada pigura foto di atas meja belajarnya. Ia memandangi dua perempuan yang saling merangkul dan tersenyum lebar di depan kamera. Salah satu dari mereka adalah dirinya sendiri, sementara perempuan yang lain adalah kakak kandung yang terpaut 1 tahun darinya.
Kemarin adalah hari ke-100, tepat setelah kakaknya pergi meninggalkan dunia. Kadangkala, Keyra masih tak menyangka jika kakaknya benar-benar telah berpulang dan tak akan lagi ada di sisinya. Ia masih tak dapat menerima bahwa dunia harus diam saja mengenai kepergian kakaknya. Ia benci bahwa orang-orang selalu menutup mata akan kejadian yang menimpa kakaknya.
"Ra minta maaf karena nggak bisa nolong Kak Vera. Ra janji, Ra akan terus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena Ra tahu, Kak Vera nggak mungkin ngelakuin hal itu."
Gadis itu membelai lembut foto Vera di depannya. Sorot matanya nampak sendu tetapi senyum lebar terulas tulus di bibirnya. Keyra hanya ingin kakaknya tahu bahwa ia baik-baik saja. Setidaknya, ia bisa berpura-pura sempurna di hadapan dunia meskipun masih ada banyak hal yang harus ia lakukan untuk menemukan kebenaran. Masih ada yang harus ia selesaikan demi mendapatkan keadilan bagi Verasya Aurelia.
***
"Selamat pagi, Key!" Sapaan super cerah dan ramah itu membuat Keyra mendengus keras. Gadis itu memutar kedua bola matanya malas, sudah hapal dengan tingkah orang yang menyapanya tadi.
"Heh, Gembok! Lo mending diem deh! Gue nggak ada mood buat ngeladenin kelakuan lo pagi-pagi," seloroh Keyra kesal. Ia hanya berharap laki-laki yang menghalangi jalannya ini mengerti dan segera menyingkir dari hadapannya. Namun, bukan Locki Maheswara namanya jika sehari saja dia bertingkah normal. Bukannya menyingkir, laki-laki itu malah menyengir lebar memamerkan deretan giginya.
"Kunciii ... berarti gue boleh, dong, gangguin lo dari siang sampai malam?"
Masa bodoh! Keyra sudah jengah dengan semua omong kosong cowok di depannya. Padahal Keyra yakin, saat ini raut wajahnya terlihat kelam—segelap suasana hatinya dan langit mendung di luar sana. Cowok ini nggak peka atau emang gila aja, sih?
Keyra mendorong Locki perlahan, mencoba menyingkirkan laki-laki itu dari depan pintu kelas. Cowok itu menurut meski akhirnya tetap mengekori Keyra menuju tempat duduknya, masih dengan berbagai celotehan yang keluar dari mulutnya. Keyra terkadang merasa takjub karena laki-laki itu tak terlihat lelah sama sekali, seakan-akan energinya senantiasa terisi penuh hingga seratus persen.
"Tapi lo tahu nggak, Key? Nama kita, tuh, saling melengkapi kayak kita berdua emang jodoh nggak, sih?"
Oh, omong kosong cowok itu masih berlanjut rupanya. Keyra sudah tidak heran lagi. Cowok itu tidak akan berhenti berbicara sebelum bel tanda masuk berbunyi, seperti sebelum-sebelumnya. Meski begitu, Keyra sama sekali tak bisa terbiasa dengan semangat meledak-ledak seorang Locki Maheswara.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLOCKY
General FictionAda yang janggal dengan kematian Verasya Aurelia. Pasalnya, ia ditemukan tak bernyawa setelah tenggelam di kolam renang SMA Cempaka dengan belasan pil antidepresan yang berceceran di tepi kolam. Pihak sekolah menutup kasus itu dengan menyatakan bahw...