Chapter 4(Bagian 2) : Waktunya Pergi

10 4 0
                                    

Lalu di hari esoknya sekitar jam sembilan pagi, aku datang ke rumah Bu Latif untuk bertanya sesuatu terkait proses pembelajaran ini dan saat sampai di depan rumahnya aku mengetuk pintu tiga kali.

"Permisi bu ini Leo." Ucapku dengan nada yang sesopan mungkin.

"Masuk dulu Leo, pintunya tidak dikunci." Balasnya.

Saat aku masuk ke dalam rumahnya, aku melihat Bu Latif menyiapkan banyak berkas di ruang tamu, mungkin sedang mencari berkas-berkas yang aku butuhkan.

"Kau sudah datang ya Leo, sekarang kau duduk dulu, ada banyak hal yang ingin ibu tanyakan kepadamu terkait dengan permintaan yang kau sebutkan." Ucapnya.

Lalu aku duduk menghadap ke arah Bu Latif seperti sedang melakukan sesi wawancara pekerjaan.

"Leo, pertama-tama ibu ucapkan selamat karena kau sudah berhasil mengikuti ujian program kuliah ke Jepang itu." Ucapnya sambil tersenyum.

"Terima kasih bu." Balasku.

"Dan selanjutnya, apakah kau benar-benar yakin ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri? Apakah orang tuamu sudah menyetujui ini?"

"Saya benar-benar yakin karena ini adalah impian saya dan kedua orang tua saya mendukung penuh seratus persen."

"Begitu ya, dan kau akan diberangkatkan pada awal semester dua kan?"

"Ya bu benar. Tapi kalau proses mengurus berkas disekolah lama bisa saja jadwal berangkatnya ditunda."

"Kalau begitu kita akan urus secepatnya karena siswa sepertimu tidak bisa terbebani begitu lama."

Aku hanya mengangguk untuk membalas perkataan dari Bu Latif.

"Leo, semalam ibu sudah menelepon kepala sekolah. Beliau bilang kau bisa saja berangkat sesuai jadwal, tapi mau bagaimanapun kau harus tetap ujian. Hanya saja kau mendapatkan perlakuan istimewa yaitu boleh ujian secara online dari tempatmu. Tapi membicarakan tentang ujian, yah masih lama sih." Ucapnya.

"Saya tidak keberatan dengan hal itu bu, yang penting saya bisa segera berangkat ke sana karena saya harus kursus Bahasa Jepang dulu begitu sampai di sana."

"Begitu ya. Baiklah kalau begitu kau tandatangani dulu beberapa berkas ini."
Aku mengambil beberapa berkas yang diberikan oleh Bu Latif dan menandatangani berkas itu.

"Setelah ini kita tinggal menunggu konfirmasi dari kepala sekolah. Inilah yang akan membuatmu berat. Karena kepala sekolah itu kadang sulit ditemukan, dia adalah orang yang sibuk." Ucap Bu Latif.

"Begitu ya bu, kalau begitu saat hari pertama masuk apakah dia akan datang?"

"Sepertinya iya."

"Kalau begitu saya akan coba menemuinya saat itu."

Aku berdiri dari tempat dudukku.

"Sudah mau pulang?"

"Ya bu, terima kasih sudah mempermudah proses pembelajaran saya."

"Tidak masalah Leo, itu juga tugas saya sebagai wali kelasmu."

"Kalau begitu saya permisi ya bu."

"Ya. Hati-hati di jalan."

Aku keluar dari lingkungan rumahnya dan berjalan menuju ke area tukang ojek.

Leo : Dia yang Seorang IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang