Chapter 2(Bagian 6) : Weekend Belajar(2)

10 5 0
                                    


Sekarang sudah jam dua belas siang, aku rasa belajar bahasa Jepang untuk hari ini cukup menghafal hurufnya dulu, karena aku harus mempelajari mata pelajaran yang lain untuk persiapan ujian.

Selanjutnya aku akan mencoba mempelajari bahasa Inggris. Yah mungkin ini tidak bisa dikatakan mudah, tapi tidak bisa juga dikatakan sulit. Karena penggunaan kata penghubungnya terkadang membuatku terkecoh.

"I can punch you."

Subjek predikat dan objek. Pada dasarnya pelajaran ini sama dengan pelajaran bahasa Indonesia, yang membedakannya hanya bahasa saja.
Aku terus mempelajari bahasa Inggris tak hanya kata penghubungnya, tapi juga berbagai macam kosakatanya.
Setelah satu jam aku beralih ke mata pelajaran matematika, tapi sebelum aku belajar ibu sudah memanggilku.

"Nak keluar dulu ya, nanti dulu belajarnya. Ayo kita makan siang dulu."
"Iya bu." Balasku.

Aku pun keluar dari kamarku untuk makan siang dan hari ini ibuku memasak nasi goreng.

"Wah nasi goreng, sepertinya enak nih. Oh iya bu, ayah mana?"

"Coba kamu panggil didepan, mungkin ayah sedang menonton televisi."

Aku pergi ke ruang televisi dan melihat ayah sedang menonton sepakbola.

"Ayah ibu memanggil untuk makan siang."

"Iya nak kalian duluan saja, ayah mau nonton sepak bola dulu."

Aku kembali ke meja makan dan mengatakannya kepada ibuku.

"Bu, ayah bilang kita duluan saja, karena dia sedang seru menonton sepakbola."

"Begitu ya, kalau begitu Leo kau bawa beberapa piring ini ke depan televisi ya, kita makan bersama disana."

Aku pun mengikuti perintah ibu dan membawa beberapa piring lalu nasi dan air minum juga. Ayah yang melihat itu pun jadi heran.

"Eh ada apa ini? Kenapa semua makanan dibawah kesini?"

"Karena ibu tidak mau melewatkan momen makan bersama seperti ini, kapan lagi ayah bisa dapat libur kan? Biasanya saat sabtu juga ayah sering dapat panggilan dadakan entah untuk memperbaiki ini atau itu."

"Leo benar, akhir-akhir ini saat sabtu dan minggu ayah selalu dapat panggilan kerja tambahan. Dan karena hari ini kebetulan libur, jadi ibu mau kita makan bersama."

"Ya sudah ayo kita makan berssma, tapi ayah sambil menonton sepakbola tidak apa-apa kan? Karena ini lagi seru."

"Ya karena itulah kami membawa makanannya kesini ayah."

Lalu, kami semua makan siang di depan televisi dan menikmati pertandingan sepak bola bersama.

"Oh iya Leo, bagaimana belajarmu? Apakah lancar?" Tanya ibu.

"Sejauh ini semuanya aman bu, karena aku menikmati semua prosesnya."

"Ibu senang kalau begitu. Ibu tidak ingin kamu merasa tertekan nak, jadi kalau kau merasa kelelahan kau sebaiknya istirahat dulu ya, impianmu memang penting tapi percuma kalau kau pergi ke sana dalam keadaan sakit."

"Ibu dan ayah pokoknya tenang saja karena aku akan tetap menjaga kesehatanku dengan baik sambil belajar "

"Ya ibu percaya dengan kamu nak."

"Kalau ayah tentu juga percaya denganmu. Dan ayah juga percaya kalau kamu pasti bisa mewujudkan impianmu."

"Terima kasih, ayah dan ibu."

"Sama-sama Leo. Oh iya, kau akhir-akhir ini kan sepertinya sangat berjuang keras untuk mencapai mimpimu, dan kau pernah berjanji kepada ibu kalau kau akan dapat juara umum saat ujian nanti. Jadi, kalau nanti kau memenuhi janjimu, apakah ada satu hal yang kau inginkan?"

"Eh ibu tiba-tiba sekali, tapi tidak apa-apa kok bu seriusan. Karena jika nanti aku diberi imbalan aku akan cepat berpuas diri dan akhirnya aku jadi tidak mau belajar lagi, aku tidak mau hal itu terjadi bu."

"Begitu ya nak, ya sudah kalau begitu ibu doakan saja semoga kamu bisa menepati janjimu ya."

"Iya bu."

Setelah selesai makan aku kembali belajar dan melihat ke arah bukuku.

"Selanjutnya apa lagi tadi, oh iya matematika."

Aku mencoba untuk memahami berbagai macam materi dalam matematika, mulai dari diagram, himpunan, sin cos tan, dan akar.
Tapi, aku masih sadar dengan kemampuan otakku yang belum seberapa. Jadi, saat ini aku hanya bisa nempelajari diagram dan himpunan saja. Untuk materi sin cos tan, himpunan dan akar aku belum terlalu menguasainya.

"Aku tahu kalau matematika itu sulit, tapi saat benar-benar ingin aku seriusi ternyata memang sesulit ini ya."

-

-

Chapter 2 End, Next to Chapter 3.

**********

Leo : Dia yang Seorang IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang