10. Manipulasi Penglihatan

57 27 13
                                    

Sean menarik selimutnya agar bisa menutupi tubuh. Malam ini terasa begitu dingin sebab hujan yang deras dari sore.

Sean suka keadaan begini. Membuatnya nyenyak untuk tidur. Hanya saja hujan itu diikuti oleh kilat yang terus menggelegar.

Clak

Clak

Clak

Sean membuka kedua matanya. Ia merasa risih dengan air yang menetes di wajahnya. Sepertinya kamarnya bocor.

Sean langsung menatap ke plafon. Dua mata biru laut itu terbelalak setelahnya terpejam karena tetesan air mengenai matanya.

Sean mengusap wajahnya dan merasa bahwa tetesan air tersebut sangat berbeda.

"Hihi..."

Sean langsung memejamka matanya dan menyatukan kedua tangannya. Mulutnya mulai berdoa.

"Demi nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Aku meminta perlindungan—"

"Ora ngono carana ngadonga, Le."

Sean sedikit membuka matanya. Ia langsung terbelalak dengan sosok wanita berambut panjang, wajahnya pucat dan ada luka sobek di pelipis hingga ke pipi. Sudut bibirnya robek.

"Argkh!"

Mulut Sean dipegang oleh sosok itu. Sosok itu memaksa Sean untuk membuka mulutnya.

"AARGHHH! AAARGGHHH!!"

Sebuah cairan hitam mulai masuk ke dalam mulutnya. Dua pupil matanya mengarah ke atas, tangannya menggenggam erat seprei.

Sosok itu ikut masuk ke dalam mulut Sean.

Ceklek

"Sean? Lo gak apa-apa?"

Rahandika menyembulkan kepalanya, mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar.

Sean tengah terduduk di kasur dengan tangannya sedang memainkan sebuah rubik.

Sean hanya menganggukkan kepalanya. Rahandika kebingungan dengan balasan dari Sean. Biasanya Rahandika akan kena amuk karena masuk kamar sembarangan.

"Sean?"

Sean mendongak dan menatap Rahandika. Tatapan itu kosong juga bibirnya yang pucat.

Rahandika menghampiri dan berdiri di hadapan Sean.

"Lo gak demam tuh?" Rahandika menyentuh kening Sean.

"Aku gak sakit," lirih Sean.

Rahandika menatap aneh Sean. Anak itu menggunakan bahasa lebih lembut.

Keningnya mengerut, tangan Rahandika memegang wajah Sean dan sedikit memiringkannya. Rahandika terkejut dengan apa yang ia lihat.

Leher Sean terdapat sebuah lebam dengan biru tua yang pekat. Ini seperti luka pukulan.

"Lo berantem sama siapa dah? Lebam banget ini." tanya Rahandika.

Sean menyingkirkan tangan Rahandika dari wajahnya. Dia kembali menundukkan kepalanya, tangannya sibuk sekali membuat rubik itu selesai.

Trak

Trak

Trak

Manusia Setan || BBB SOLAR ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang