∞ siang ini

42 4 3
                                    

sudah siang, matahari mulai naik sampai pucuk kepala.

panas sekali, bunga sampai harus terbangun karena pendingin di kamarnya tidak terasa.

bunga melirik ke arah jam weker di meja samping tempat tidurnya.

"astaga jam 12 siang?" panik bunga lalu melempar selimut tebalnya ke sembarang arah lalu bergegas keluar melihat adam.

tidak ada, jelas saja pemuda itu kan sedang bekerja.

"kenapa kak adam nggak bangunin aku sih," gerutu bunga lalu pergi ke dapur untuk meminum air.

sudah ada beberapa obat di atas meja makan.

"astaga aku lupa belum minum obat udah tiga hari," gumam bunga.

gadis itu sudah mau mengambil beberapa pil dan akan meminumnya, lalu pintu rumah tiba-tiba terbuka.

"hai, bunga," sapa pemuda yang membuat bunga kecanduan.

"biru!!!" pekik bunga lalu melupakan obatnya.

"kamu darimana?" tanya bunga.

"nggak dari mana-mana sih, kamu baru bangun ya?" tanya biru.

bunga mengangguk.

"badanku kayaknya capek banget deh," ujar bunga.

"mau aku pijitin?" tawar biru.

"aku geli kalo dipijitin," jawab bunga.

"tapi kalo aku gini... geli nggak?" tanya biru lalu mencium leher bunga, memberikan sensasi geli ketika lidah pemuda itu mengenai leher jenjang bunga.

ludah yang basah dan dingin seolah menggerogoti leher jenjang bunga.

satu tiupan diarahkan ke telinga bunga, satu lenguhan juga lolos dari bibir mungil bunga.

"stop, aku belum mandi," cicit bunga kelimpungan karena enak.

"kita simpan kegiatan ini buat nanti ya, kamu mau makan di luar?" tanya biru.

bunga mengangguk antusias, "aku udah lama nggak liat kota deh," ujar bunga.

"okai, kita jalan-jalan ya," ajak biru lalu bunga berlari ke kamar mandi.

tidak sabar untuk segera keluar dari rumah.

bosan, karena bunga pengangguran.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang