suara gemuruh petir kembali menggelegar, bunga terbangun di sofa depan tv.
sampingnya sudah ada adam dan jani.
"kak, udah pulang?" tanya bunga ke adam yang sedang merokok di samping bunga.
sedangkan jani, duduk di sebelah bunga bagian kanan sembari membaca buku.
jani adalah teman bunga walaupun usia jani sama seperti adam, kadang kala mereka bertiga selalu bermain keluar bersama.
"kayaknya ngantuk banget, tidur di kamar gih," ujar adam.
lalu bunga duduk dan memijat pelipisnya yang terasa sakit, kenapa? apakah karena petir tadi?
"aku kira kamu kenapa-napa ra, nggak denger ya pohon depan rumahmu ambruk tuh kena pager," ucap jani.
"hah iya kah? oh iya... aku tadi liat— eh... biru!" seru bunga.
"biru?" tanya adam.
"biru apa?" tambah jani.
"biru samudera, tadi ada cowok yang ke rumah terus bilang kalo dia soulmateku," jawab bunga.
"kan udah aku bilang kalo aku nggak lagi di rumah jangan bukain pintu sembarangan buat orang nggak dikenal, kalo kamu diapa-apain gimana?" ucap adam memeluk bunga.
namun, tangan kanan adam meraba pundak jani dan wanita itu tetap diam.
"kakak tadi kemana? aku kan takut hujan, makanya aku nungguin kakak di balik pintu," ujar bunga.
"tadi keluar bentar cari rokok terus ketemu jani katanya mau main, yaudah ngikut dia," jawab adam lalu bunga melihat ke arah jani yang fokus pada bukunya.
dengan gerakan cepat adam melepas tangannya dari pundak jani.
"oh.." bunga mengangguk.
jani menutup bukunya dan melepas kacamatanya, "bikin makan malam yuk, laper," ajaknya kepada bunga.
mereka bertiga makan malam dengan kondisi gelap gulita karena pohon depan rumah tumbang dan mengenai alur kelistrikan yang menyambar satu distrik di perumahan bunga.
selesai makan malam seperti biasa adam membakar satu puntung nikotin bersama jani di ruang terbuka yang berada di dekat kamar mandi.
sedangkan bunga membereskan sisa makanan mereka.
"sstt.. bunga... sssttt... bungaaaa..." panggil seseorang secara berbisik yang membuat bunga menoleh ke arah sumber suara.
karena gelap, bunga jadi tidak bisa melihat apa-apa.
"kak adam?" panggil bunga.
"bukan bunga...." jawab sosok itu.
bunga melotot, ia tidak sebodoh itu mengetahui bahwa itu bukanlah hantu.
"aku biru... samudera..." ucap sosok itu lagi pelan.
bunga lalu berteriak ketakutan kemudian disusul adam dan jani.
adam dan jani menenangkan bunga di kamar tidur, setelah tenang adam meminta izin untuk mengantar pulang jani.
"ra, kamu nggakpapa kan?" tanya jani meminta izin.
bunga mengangguk pelan lalu adam memberikan boneka kucing kesayangan milik bunga.
"rora, aku tinggal sebentar ya, sebentar.... banget nggak lama-lama kok, kamu tidur aja kalo udah ngantuk, aku kasih penerangan banyak lilin di sekitar kamar ya, atau mau dengerin radio aja?" tanya adam.
bunga cuma menggeleng.
kemudian adam pergi mengantar jani pulang.
15 menit kemudian, bunga yang sedang mengisi teka-teki di koran membuat dirinya mengantuk karena kegiatan berpikirnya itu.
tak lama ia mulai terkantuk dan memejamkan mata, tetapi baru beberapa detik ia merasakan hawa dingin yang menerpa wajahnya.
ketika gadis itu membuka mata, alangkah terkejutnya bahwa itu adalah sosok yang ia temui tadi sore bernama biru samudera.
ingin sekali bunga berteriak namun langsung ditutup mulutnya oleh biru.
"hei, aku bukan orang jahat," ujar biru.
sedikit tenang, bunga menatap mata pemuda itu, sungguh tampan dan menawan.
kedua matanya berbinar walau di kegelapan malam.
"kamu siapa sih?" tanya bunga.
"aku soulmatemu, datang menemuimu karena kamu yang minta dan kamu butuh," jawab biru.
bunga langsung melepas tangan biru yang menutup mulutnya.
"soulmate apa? aku udah punya pacar dan aku nggak butuh siapa-siapa selain kak adam," ujar bunga.
biru mengendikkan bahu lalu duduk di atas kasur bersama bunga yang juga duduk.
"kalo kak adam mu pulang nanti, coba cium bau jaketnya, itu bukan parfum yang biasa dia pakai atau biasa kamu pakai," ucapnya.
bunga mengerutkan kening, "apa maksudmu?"
biru mendekatkan wajahnya ke wajah bunga, jari telunjuknya mengarah ke bibir bunga dan kedua mata mereka saling bertatapan.
tidak ada yang saling melepas pandangan, wajah bunga maju diikuti dengan wajah biru yang maju.
kepala mereka saling miring dan biru yang pertama menempelkan bibirnya ke bibir bunga.
dingin. untuk itu biru basahi bibir bunga secara perlahan.
ternyata enak. candu. lebih nikmat daripada bibir adam, batin bunga.
kegiatan kemudian adalah mereka saling melumat bibir satu sama lain, tangan bunga merangkul leher biru dan bunga naik ke atas paha biru dan duduk di sana.
tak lama mereka mendengar suara motor adam datang, biru melepas tautan mereka.
"aku akan datang lagi," ujar biru kemudian mengecup kening bunga.
biru pergi melalui pintu utama dan adam sudah berada di depan kamar bunga.
"belum tidur sayang?" tanya adam sembari menutup pintu kamar dan melepas jaketnya.
bunga menggeleng pelan, adam pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang kotor sedari luar.
bunga beranjak dari kasurnya dan mengambil jaket kulit adam, dihirupnya jaket itu.
satu kata yang terlintas di benak bunga adalah jani.
bau jaket adam adalah bau jani.
larasati jani (yunjin lesserafim)