5. Berkunjung ke Keluarga Liar

703 77 13
                                    

Dug

"APASIH!" Amuk Arjuna yang sedang menimati masa liburannya.

Pria mapan nan tampan yang sebentar lagi menginjak usia 49 itu menolehkan kepalanya guna melihat siapa pelaku penendangan pantatnya dan saat melihat keberadaan si putra sulung, wajahnya seketika menjadi datar dan ia segera mengacungkan jari tengahnya.

"Go fuck yourself" bisik Arjuna.

Arjuna hanya bisa berbisik karna jika ketahuan sang istri, dirinya akan kena ceramah sepanjang masa.

"MA-"

Belum sempat Travis mengadu, ayahnya sudah lebih dulu berdiri dan membekap mulut julidnya. Hingga membuat keduanya terjatuh dan berguling diatas karpet dan berakhir bergelut juga saling jambak.

Jeon yang melihat kelakuan mereka hanya bisa elus dada sambil membatin, semoga kelak anaknya tidak mewarisi sifat Travis yang kadang sangat amat di luar anak sehat manusia.

Mendengar suara gaduh dari arah ruang keluarga membuat Julian si anak kedua keluar dari kamarnya, ia terbahak melihat kelakuan keluarganya itu.

Julian menyapa Jeon sebentar sebelum berlari kearah dapur dan kembali datang dengan tali tambang di tangannya, siswa yang sebentar lagi naik kelas 12 itu mendekat kearah Travis.

"Abang ayo kita iket papah bang, terus kita ceburin ke kolam renang" ucapnya dengan semangat.

"Ide bagus" ucap Travis.

Kemudian kedua adik kakak itu segera meringkus tubuh ayahnya yang sudah pasrah, Arjuna tahu melawan mereka dengan tubuh yang sudah jompo tidak ada gunanya. Apalagi untuk menghadapi kedua anaknya yang sudah seperti titisan setan.

"Apasih berisik banget?"

Saat mendengar suara sang istri, secercah cahaya kehidupan seakan menghampiri Arjuna. Ia yang sudah meringkuk dengan badan yang terikat tambang segera mendongak untuk menatap Cio dengan pandangan yang super melas.

"Sayang liat kelakuan mereka" adunya.

Cio menghela nafas lelah, rasanya ingin marah tapi dulu suaminya itu juga suka memasukan anak-anaknya kedalam plastik sampah sampe mereka menangis.

Hanya dengan melihat tatapan mata dari sang ibu, akhirnya Travis dan Julian melepaskan mangsa mereka dan tidak jadi menceburkannya kedalam kolam.

Jeon terkikik geli, dia lebih memilih mengambil balita perempuan yang ada di gendongan mamah mertuanya.

Namanya Rami, si bungsu yang baru berumur satu setengah tahun hasil dari kebablasan papa Ajun terhadap mama Cio.

Dia selalu senang setiap menatap wajah Rami karna parasnya lebih mirip kearah Travis.

"Rami udah mam enggak?" Tanya Jeon.

Si balita mendongak untuk menatap kakak iparnya itu, sebelum suara cadelnya keluar.

"Mam tukic mamah"

Jeon yang merasa gemas langsung memeluk erat tubuh gempal Rami, setelahnya ia mulai mengobrol dengan mama mertua sambil di selingi celotehan si balita.


::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 :::



"Yang, mau nginep atau pulang?" Tanya Travis yang baru keluar dari kamar mandi.

Jeon menarik tangan suaminya untuk duduk di tepi ranjang, lalu mengambil alih handuk di tangan Travis dan menggantikannya untuk mengeringkan rambutnya.

"Nginep aja kak" jawab Jeon. "Aku masih pengen main sama Rami hehe" lanjutnya dengan mata yang berbinar bahagia.

"Sayang gimana kalo kita bikin punya kita sendiri aja, kan lebih leluasa buat di mainin"

Ajakan dari mulut menyebalkan suaminya berhasil membuat wajah manis itu bersemu merah, ia pasrah saat Travis menarik tubuhnya untuk duduk di pangkuan pria itu.

Ia mendorong pelan wajah Travis saat yabg mulai menciumi lehernya.

"Kak aku malu, gimana kalo mama denger?" cicitnya.

"Gak bakal, kamar kakak kedap suara kok"

Jeon menjilat bibirnya yang mendadak merasa kering, "Tapi ini masih sore"

"Gapapa, siapa tau kalo di bikinnya sore hari lebih cepet jadi. Boleh gak?" Izin Travis.

Jeon memejamkan matanya dan mengangguk kecil, "Iya" bisiknya.



::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 :::




"Enak bang?" Tanya Julian.

Travis yang sedang minum menaikan sebelah alisnya dan menatap bingung kearah sang adik.

"Hm?"

Julian cengengesan dan menggaruk belakang kepalanya, "Bang sumpah gua gak niat buat nguping atau apa ya, gua cuma kebetulan lagi ngadem di balkon. Dan itu, pintu balkon lu gak ketutup bang"

Mata Travis membulat sempurna setelah mengerti apa maksud dari adiknya itu.

Setelahnya Julian berlari menjauh dengan gelak tawanya, salahkan saja papa mereka yang mendesain balkon kamar keduanya yang berdempetan sehingga dia bisa mendengar apa yang sedang di lakukan abang dan kakak iparnya itu.

Semua ini memang salah Arjuna, ya apapun itu. Pokoknya yang salah itu si kepala keluarga!!!



::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 :::




::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 ::: 🦋🐺 :::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Julian (17) adik kedua Travis

...

Rami (1,5) si bungsu keluarga Arjuna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rami (1,5) si bungsu keluarga Arjuna.

Rumah Tangga (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang