"Aya..?", ucapku pelan.
Cahaya, atau yang biasa dipanggil Aya, menoleh dan tersenyum kepada Cornelia. Senyum itu adalah salah satu alasan Nelia mencintainya. Ternyata rasanya masih sama.
"Kamu gapapa?", tanya Nelia
"Sulit sih Nel kalau dibilang gapapa..", sambil menyeka matanya. Jelas terlihat Indah sedang menahan air matanya turun lagi.
"Wanna hug?", Nelia yakin tak ada cara lain yang bisa menenangkannya selain pelukannya.
"Sure...", Aya mulai mendekatkan dirinya kepada Nelia dan mulai memeluk Nelia. "Kayaknya memang ini yang kubutuhkan sekarang. Thank you for being here Nel, aku tahu ini tidak mudah buat kamu. Maaf ya..."
"Kamu kenapa? Kok tiba-tiba minta aku datang ke tempat ini malem-malem. Kaget banget aku tadi kamu telp setelah sekian lama, mana kamu minta ketemu di sini lagi. Kamu naik apa tadi ke sini? Tempat ini kan terpencil banget. Dulu aja kamu sampai ga sadar kalau ada tempat ini kalau ga gara-gara aku.."
"Naik taxi, tapi berhenti di tempat yang agak jauh tadi. Sopir taxinya ga mau, takut dibegal katanya. Agak jauh juga sih tadi jalannya..."
"Kamu kenapa sih Aya?? Kok mellow banget gini... Masalah sama Damar lagi?", Nelia memilih bangkit berdiri dan memandang Aya dari depan secara langsung. Nelia mengangkat wajah Aya yang sedari tadi tertunduk lesu. Seketika itu juga Nelia kaget, "Astaga ini luka apa?? Jangan bilang ini karena Damar ya! Sialan tuh laki! Ayo kita per-"
Aya memilih untuk membuang wajahnya sehingga Nelia tidak bisa menyelesaikan ucapannya, "Gapapa kok", jawabnya sederhana.
"Gila ya kamu.. Ini ga bener Aya! Ayo ikut ke rumahku, aku obatin"
"Nelia.. aku pengen di sini. Aku lebih tenang di sini, trust me i'm okay with that. Luka itu bisa terobati dengan aku di sini."
Seketika Nelia memeluk kembali mantan kekasihnya itu. Nelia yang sedang berdiri di depan Aya, membawa wajah Aya ke dadanya sambil mencoba menenangkannya. Air mata Aya lagi-lagi tak tertahankan untuk turun, tapi kali ini Indah lega karena ada Nelia di depannya.
"Makasih ya Nel..."
"Anything for you...", jawab Nelia sambil mengecup kening Aya.
Lagi-lagi tempat itu menjadi saksi bagi Nelia dan Aya, setelah terakhir kali mereka berada di sini untuk berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya dan Cornelia
General FictionCerita tentang 2 wanita yang saling mencinta, sekarang dan selamanya. Terinspirasi dari Ondah AU moment