12: kost

213 39 7
                                    

KOST FIONY.

Disinilah sekarang fiony, ara dan zee.

Feni tidak benar-benar setega itu mengusir mereka, hanya saja ke-empatnya memang perlu mendapatkan hukumannya.

Kenapa fiony juga ikut? Satu kesalahan fiony karena kabur dari rumah.

Feni menarik semua fasilitas milik mereka, bahkan hanya di bekali uang saku 100k untuk seminggu.

Feni juga berharap tindakannnya ini membuat mereka sadar kalau hal yang mereka lakukan ini salah serta merugikan diri sendiri.

Berharap dengan begini kalau mereka semua akan menjadi lebih dekat lagi dan paham akan salah di diri sendiri, sebelum akhirnya nanti saling memaafkan.

Dan untuk freya? Freya di bawa oleh aldo ke rumah sakit dan tidak memberitahukan di mana freya di rawat. Tapi jika nanti freya sudah pulih, aldo akan mengembalikan freya untuk ikut menjalani hukuman bersama dengan para saudarinya.

Dan sudah terhitung tiga hari ini zee, ara serta fiony tinggal bersama di kost fiony.

Beberapa jam yang lalu ara juga sudah mengakui semua kesalahannya di hadapan fiony, lalu meminta maaf kepada fiony. Ya walaupun fiony belum mengatakan kalau ia sudah memaafkan ara.

Ara tau itu, karena tidak mudah untuk memaafkan kesalahannya.

Tapi setidaknya mereka semua tidak secanggung saat pertama kali tiba di kost.

"Ini freya ga mati kan?" Zee sudah mondar-mandir, mencoba untuk menelfon freya.

Ponsel freya tidak aktif sejak dua hari yang lalu, dan hal itu tentu saja membuat zee sangat panik. Konflik mereka tidak bisa memutuskan hubungan darah antar mereka.

"Soalnya guci yang gue pukul ke kepala dia itu tebel, mana sampe pecah lagi." Zee sudah menggigit jarinya.

"Lagian adek gue itu kenapa bisa sampe kesetanan gitu deh?" Zee frustasi sekali sekarang.

Ara yang mendengar itu tersenyum tipis, sedangkan fiony hanya diam saja, karena sejujurnya fiony juga sama khawatirnya.

"Ya gue tau tindakan gue yang cepu ke mommy dan ga bawa nama lo dalam cerita itu salah, tapi gue juga ga expect kalo mommy bakalan ngesiksa freya di depan kita." Ucap zee lagi.

"Gue emang pengen freya dapet hukuman dari mommy, tapi hukuman yang mommy kasih bisa aja bikin diri freya makin hilang kendali, dia bisa jadi lebih keras dari kemarin. Bisa-bisa kita benerran bakalan mati karena di cekik sama dia." - Zee.

"Lo pikir gue ini ga ketar-ketir bakalan tinggal satu ruangan gini sama freya nanti, gimana kalo ntar gue tidur tetiba dia ambil pisau?" Sambung ara.

Zee memutar bola matanya malas, ara terlalu berpikir negatif kepada adiknya sendiri.

"Kok gitu pikiran lo ke adek lo sendiri?" Zee sudah berkacak pinggang.

"Ck! Lo kan udah liat rekaman cctv waktu gue hampir ngeregang nyawa karena di pukul pake vas, terus lo pikir luka-luka di lengan sama tangan terkilir gue ini dari siapa kalo bukan dari adek kita itu." - Ara.

"Sama satu lagi gue hampir kehabisan napas di cekik pake ikat pinggang." Ucapan ara ini mendapatkan kekehan pelan dari zee.

"Yakan ada gue yang tolongin lo." Zee mendudukkan dirinya di samping fiony.

Hening.

Zee menatap ara yang sibuk membuka perban di tangannya, lalu melihat fiony yang hanya diam menatap ponselnya.

"Kalian berdua belum putuskan? Gamau putus?" Seruan zee ini berhasil membuat ara dan fiony melihat ke arahnya.

Zee menyeritkan alisnya saat mendapatkan tatapan dari keduanya.

BUT YOU : frefio [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang