09: freya - ara

207 40 19
                                    


Feni tersenyum saat melihat anak-anaknya yang sudah berdatangan ke meja makan untuk sarapan bersama, sudah ada beberapa hari ini suasana rumah damai karena zee masih berada di amerika.

Tapi senyum feni hilang saat mendapati mata fiony yang sembab.

"Loh fio habis nangis atau gimana nak?" Tanya feni sembari bangkit dari duduknya dan menghampiri fiony yang ingin mengambil duduk di samping freya.

Fiony memberikan senyuman tipisnya.

"Aku gapapa kok, mih. Tadi malem aku nonton drama yang alurnya sedih banget, jadi kebawa perasaan deh." Jelas fiony.

Feni sedikit lega mendengar penjelasannya fiony, tangan feni terangkat untuk mengelus surai fiony.

"Udah ayo mulai sarapan." Suruh feni.

Dan mendapatkan deheman dari freya serta ara.

Sarapan pagi kali ini ternyata lebih hening dari kemarin-kemarin, feni memakluminya karena tidak ada si biang rusuh, zee.

"Ohiya, nak. Besok mommy bakalan berangkat untuk susul zee, anak bandel satu itu kalau ga di susul ga bakalan tau pulang." Ucap feni.

"Nanti mommy juga lupa pulang." Seru ara.

Feni menganggukkan kepalanya setuju atas ucapan ara.

"Mommy kalau di sana lama, aku ikut." Sambung freya.

Feni tertawa karena ucapan anak kandungnya itu.

"Tumben banget, biasanya kelihatan seneng mommy tinggal." Ucapan feni ini hanya mendapatkan decakkan saja dari freya.

"Engga kok, mommy di sini jugakan ada kerjaan. Palingan juga cuma dua hari doang di sana." Jelas feni.

"Kalian bertiga baik-baik di rumah ya, jangan aneh-aneh pokoknya. Ara jagain adik-adik kamu ini." Pesan feni ini mendapatkan anggukkan kepala dari ara.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan sarapan mereka.

Sesekali freya melihat ke arah fiony yang terlihat benar-benar kacau pagi ini.

**

Dulu pagi fiony selalu di awali dengan pertengkaran ketiga saudari yang berebut untuk berangkat sekolah bersamanya.

Dan pagi fiony kali ini benar-benar kebalikannya, freya dan ara sama-sama tidak menawari tumpangan untuk fiony.

Fiony menggunakan mobil yang feni belikan untuknya, fiony mengendarai mobil itu dengan tidak tentu arah.

Pikirannya kali ini bukan sekolah lagi, tapi bagaimana ia harus keluar dari rumah itu tanpa melukai perasaan feni yang telah membesarkannya.

Fiony menghela napasnya saat mobil yang ia gunakan sudah terparkir dengan rapih, fiony menatap ke arah tempat pemakaman umum itu dengan matanya yang sudah memerah.

Fiony turun dari mobilnya, melangkahkan kakinya masuk ke dalam TPU dan mencari nisan yang bertuliskan nama orang tuanya.

Fiony duduk bersimpuh saat sudah menemukan makam kedua orang tuanya yang kebetulan bersebelahan.

Fiony memejamkan matanya dan menyimpan tangannya di dadanya, dan detik selanjutnya fiony membuka matanya, tersenyum tipis saat membaca nama ayah dan ibunya di nisan itu.

"Apa bener fio harus ikut kalian berdua? Fio kangen sama ayah bunda, kak ara bener harusnya fio ikut kalian aja biar ga jadi beban di keluarga mereka." Ucap fiony sembari mengusap nisan ayahnya.

"Dunia ini jahat banget sama fio, apa fio memang ga pantes untuk di cintai? Bahkan ayah sama bunda juga milih untuk ninggalin fio sendirian." - Fiony.

Fiony tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi, air matanya sudah tidak bisa ia tahan.

BUT YOU : frefio [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang