Spontan, Pharita menoleh, mengikuti arah pandang Rico. Dari balik kaca, terlihat sosok seorang cowok kurus dan tinggi. Profil wajahnya menarik, dengan mata yang bersinar tajam. Dia mengenakan celana dan jaket jins. Rambutnya lurus dan sedikit gondrong. Kacamata hitam bergantung di saku jaketnya. Dia langsung membuka pintu dan masuk. Tidak mengetuk pintu ataupun mengucapkan salam karena yakin kehadirannya selalu diharapkan.
“Bang Rico, gimana request-an gue buat rencana comeback CC. Approve dong?”
Gaya bicaranya cuek. Kepercayaan dirinya terpancar kuat. Tentu saja Pharita mengenal sosok itu. Semua orang pun sangat mengenal cowok itu.
Dia Ramizard Kalya Lakeswara, vokalis sekaligus bassist CC yang tetap meroket meski grup band mereka sedang rehat sementara waktu. Bisa dibilang Rami adalah talent multitalenta yang baru saja dihujani ribuan puja-puji karena sukses memerankan tokoh tamu di sebuah drama. Dia juga laris membintangi sederet iklan.
Sementara gitaris dan drummer CC sendiri benar-benar rehat dari semua kegiatan yang ada, mereka seperti tenggelam ditelan bumi. Hanya saja berita bahagia dari drummer CC sempat mencuat, saat itu para penggemar berbondong-bondong mengucapkan selamat atas berita kehamilan pertama dari sang istri drummer CC tersebut.
Untuk sang gitaris plus vokalis utama sendiri, dia benar-benar tenggelam. Tidak ada sama sekali berita yang muncul, bahkan paparazi pun tidak sama sekali mampu memotret batang hidungnya. Para penggemar mengira jika si vokalis kesayangan mereka itu sedang berlibur di luar negeri. Padahal jika ditelusur, ah nanti saja, si vokalis utama kecintaan kita akan diceritakan secara perlahan.
Kembali pada obrolan mereka.
“Pasti. Itu mah udah jelas banget gue ACC, Bro!” Rico mengangguk-angguk.
“Minggu lalu, gue udah meeting sama produsernya. Barengan Rora juga, biasa lah dia pasti buntutin terus bininya ya kan. Semua lancar. Kontrak otewe disiapin.” Senyum di bibir Rico merekah lebar. Wajahnya mendadak cerah menyambut kedatangan talent tambang emasnya. “Ayo duduk, duduk. Habis liburan seminggu, lo siap dong, terima tawaran-tawaran baru lagi.”
Rami tanpa sadar duduk di samping Pharita yang sedang menatapnya dan Rico dengan jengah.
“Siap, Bang. Ada proyek apa aja nih, buat gue?” Tanyanya sambil bersandar santai.
“Banyak, Ram. Gue kirim lewat email aja kali yak. Biar enak diskusinya. Ntar kalau udah deal, baru kontraknya gue antar langsung ke rumah lo.”
Rami dan Rico pun terlibat perbincangan yang seru dan panjang seputar pekerjaan-pekerjaan yang datang untuk Rami. Melupakan seonggok gadis cantik nan manis yang tinggal beberapa detik lagi kemurkaannya bisa menggelegar.
Pancaran kecantikan gue nggak kelihatan apa gimana sik?! Gumam kekesalan Pharita.
Lagi-lagi Pharita mendesah berat mengingat waktu berharganya terbuang sia-sia, dia dibiarkan begitu saja menjadi penonton seperti ini.
“Excuse me. Gue pamit pulang, Bang Rico!”
Rico tersentak, seolah baru ingat bahwa ada Pharita di situ. “Eh-eh, bentar, bentar. Tunggu dulu, Pharita.”
Rami pun ikut tersentak, sampai terlonjak berdiri. “Heh?! Lo?! Lo-lo bukannya Phari Phari yang ngebiasin Kak Ruka? Lo ngapain disini?” Heran Rami, dia kembali duduk dengan menghadap Pharita. Jujur, sejenak Rami menikmati wajah manis di depannya itu, apalagi bibirnya yang keriting ketika mode kesal, menambah pesona gadis itu.
“Diem lo! Gue nggak ada urusan sama lo.” Jawab Pharita ketus, tidak peduli jika cowok itu adalah teman biasnya.
Bukannya marah, Rami malah terkekeh. Dia sudah biasa sebenarnya menghadapi keketusan gadis rusa itu. Di setiap fansign yang diadakan oleh CC, Pharita nyaris tidak pernah absen. Dan setiap itu pula Rami menghadapi nada cuek Pharita yang hanya berlaku pada dirinya, tidak dengan Rora, apalagi dengan Ruka. Entahlah, mungkin Pharita belum menyadari pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unintentionally Yours
FanficKita ada karena aku dan kamu disatukan oleh semesta. Secara kebetulan? Atau memang sudah ketetapan Tuhan? Tetapi perlu diketahui, ketidaksengajaan yang sengaja semesta mainkan, tidak akan pernah salah sasaran.