"KAKAK!"
Ruka membalikkan badan untuk memberi perhatian penuh kepada sang adik yang menghampirinya dengan ceria. Kurang lebih selama satu bulan mereka tidak bertemu, karena sang adik baru saja pulang dari honeymoon-nya.
Untung saja keseimbangan tubuh Ruka bagus, sehingga tubrukan badan adiknya hanya membuatnya terhuyung dua langkah ke belakang.
"Kangen..." rengeknya. Kepala mungilnya ditenggelamkan ke dada bidang Ruka.
Lantas si kakak sulung tentu membalas rengkuhan hangat itu, juga memberi usapan lembut di punggung si adik perempuannya. "Kakak juga kangen sama kamu, Ayon. Gimana honeymoon-nya hm? Gas terus nggak tuh si bocil?" Tanya Ruka dengan nada jenaka.
Pipi gembul Ayon sontak memerah, bahkan sampai ke telinga. Agaknya sedikit memalukan jika bercerita tentang bagaimana pertempurannya dengan sang suami. Ayon lebih memilih diam sambil memukul kecil dada Ruka. "Ih, Kak Ruka!"
Ruka pun terbahak. Dia menggusak rambut Ayon yang terus salah tingkah. "Lucu banget kamu."
Hingga, suara ketukan menginterupsi mereka. Pintu terbuka, menampilkan asisten rumah tangga keluarga mereka. "Misi Den, Non, udah dipanggil Bapak sama Ibu, disuruh turun ke halaman belakang."
"Oh, iya. Makasih, Bi." Ujar Ruka.
Keluarga Lakeswara kali ini melakukan sarapan siang di halaman belakang. Hampir-hampir seperti pesta kebun. Meski keluarga inti Lakeswara tinggal satu rumah, membuat momen kebersamaan sangatlah sulit.
Hizruka, sang sulung mereka, meski sedang hiatus pun, keberadan dirinya di rumah bisa dikatakan hanya tampak ketika akan tidur dan bangun tidur, selebihnya, entah berkelana ke mana saja manusia kukang itu. Ayona pun, baru saja pergi honeymoon sebulan lebih, dan terkadang menginap di rumah sang mertua. Sementara Tuan dan Nyonya Besar Lakeswara sendiri, hampir setiap minggu ada saja perjalanan bisnis keluar kota ataupun keluar negeri. Minggu ini saja, mereka baru pulang dari trip bisnis mereka di Australia.
Itulah kenapa perjamuan makan dengan keluarga inti lengkap seperti ini sangat penting. Apalagi kali ini dengan kehadiran menantu mereka dan juga mengundang sepupu-sepupu Ruka. Karena mereka seringkali terkendala kesibukan masing-masing sehingga sulit bertemu.
Ruka dan Ayon berjalan menuju teras belakang rumah mereka. Di sana, sudah tersedia sebuah meja makan dengan berbagai makanan tersaji. Ayon langsung berlari karena menghirup aroma sedap rempah-rempah masakan.
"Wuihhh, makanannya kesukaan Ayon semua ini!" Serunya, mengamati jamuan di meja makan panjang. Semua terlihat sudah siap kecuali tatakan tumpuk untuk keu-kue yang justru belum terisi.
Ruka melihat sekeliling dan tak menemukan orangtua yang katanya memanggil mereka kemari. "Bi, Papi sama Mami di mana?"
"Ibu di dapur, Den. Kalau Bapak saya lihat tadi di ruang depan lagi telepon."
Baru saja Ruka ingin bertanya di mana Kenny, adik iparnya itu langsung muncul sambil membawa boks kue yang lupa dibawa tadi, Ruka sebelumnya meletakkan di meja tamu. Kenny meletakkan boks kue itu di meja makan, lalu meminta salah satu ART untuk menatanya.
Ayon segera memeluk sosok suaminya dari belakang. "Sayang, kok lama banget sih ke kamar mandinya?"
"Aku pupita sekalian, Yang. Ehehe. Biar muat banyak nanti nih perut nampung masakan Mami."
"Pupita?"
"Masa nggak tahu sih, Yang? Pupita. Kalau berak, tahu?"
"Ish jorok! Kita mau makan Kenny, jangan ngomong kata jorok bisa nggak?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unintentionally Yours
Fiksi PenggemarKita ada karena aku dan kamu disatukan oleh semesta. Secara kebetulan? Atau memang sudah ketetapan Tuhan? Tetapi perlu diketahui, ketidaksengajaan yang sengaja semesta mainkan, tidak akan pernah salah sasaran.