Bab 3

6 0 0
                                    

"Hai tetangga~!!"

Tian celingukan saat mendengar suara Sheina menyapa pendengarannya. Namun dia tidak melihat keberadaan gadis itu di sekitarnya dan kembali fokus bermain laptop di teras rumah.

"Ciee~ yang cuek~! Cikiwi! Cikiwi!"

Tian kembali mencari asal suara Sheina dan pemuda itu tak sengaja mendongak ke atas. Dia melotot horor saat melihat seorang gadis berparas imut nangkring manis di atas atap rumah milik seorang pria yang dikenal sebagai paranormal bisu dan jarang keluar.

"Anjir! Sheina! Ngapain di situ, woy!" Seru Tian dan segera berjalan mendekati rumah Liam yang terletak tak jauh dari sana. Rumah Liam dan rumah Tian hanya berjarak 50 meter, dan rumah Liam terletak paling ujung.

Sheina cekikikan. Dengan santai gadis bersurai cokelat itu mengemil sebuah snack sambil menikmati suasana sore yang cerah.

Liam yang berada di dalam rumah mengernyit saat mendengar suara Sheina yang berasal dari atap. Untuk memastikannya, pria tampan itu segera keluar rumah lalu mendongak ke atas. Seketika dia senam jantung saat melihat Sheina duduk manis di atap rumah sambil asik dengan cemilannya.

Sheina yang mendengar teleponnya berbunyi memutuskan mengeceknya. Terlihat nama Liam terpampang di layar ponsel. Gadis berparas imut itu menunduk dan melihat Liam dengan ekspresi serius menatapnya tajam. Pria tampan itu mengetik sesuatu di ponselnya lalu memasukkan ke dalam saku dan berkacak pinggang.

'Tring'

Sheina mengecek ponselnya langsung nyengir saat melihat pesan dari Liam. Satu pesan singkat yang berbunyi, [Turun.]

"Bentar, Om. Lagi nanggung!" Sahut Sheina cuek, "Pemandangan dari sini keren banget, sumpah! Om ikut naik, nggak?"

Liam meraup wajah frustasi dan mengomel dalam hati, "Astaga, bocah ini! Di suruh turun kenapa susah banget, sih? Ngapain coba berada di atap? Mau bikin aku jantungan? Kalau jatuh dan patah tulang, gimana?"

Liam menghela nafas dan memberi isyarat agar gadis itu turun. Sheina mengangguk pasrah dan segera melompat dari atap yang sukses membuat jantung Liam berdisko ria.

'Tap'

Sheina mendarat di sebelah Liam dengan selamat. Gadis itu nyengir lebar dan menghampiri pria bisu itu dengan ceria saat melihat sorot khawatir di manik cokelat itu.

"Aku nggak apa-apa, Om. Tenang aja. Soalnya aku ahli parkur."

Liam menghela nafas. Sepertinya, Sheina akan memberikan banyak kejutan nantinya.

🐾

"Sore, Om." Sapa Tian kikuk saat melihat Liam berdiri di ambang pintu. Manik cokelatnya menatap tajam pemuda di depannya seakan bertanya, 'sedang apa dan cari siapa?'

"Aku Tian, teman sekelasnya Sheina yang waktu ini mengantarkan dia pas sakit, Om. Yang sama Nadia itu." Tian menjelaskan dengan gugup.

Liam mengangguk dan mengambil ponsel, mengetik sesuatu dengan cepat lalu menunjukkan layarnya pada Tian, 'masuklah. Shei ada di dalam.'

"Iya, Om. Makasih." Pemuda itu mengekori Liam ke dalam rumah.

Tian menatap interior rumah Liam dengan kagum. Suasana hangat terasa di sini di tambah dengan nuansa kayu yang memberi kesan elegan dan sederhana. Meskipun tinggal sebagai tetangga, tetapi orang tuanya melarang kemari karena banyak rumor tentang Liam bertebaran di luar sana.

Liam mempersilahkan Tian duduk di sofa panjang yang berbatasan dengan sebuah meja kecil. Sementara pria itu duduk di sofa single yang ada di sebelahnya.

Aroma manis kue yang dipanggang menyapa penciuman mereka. Sheina muncul dari dapur dengan wajah belepotan tepung diikuti seekor kucing berwarna putih, tak lupa motif loreng harimau menghiasinya. Terlihat gadis itu membawa sepiring kue dan secangkir kopi di atas nampan.

Pembuat Onar Kesayangan Tuan BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang