Chapter 09

14 1 0
                                    

Aku menatap malas diriku dicermin, apakah ini semua harus dilakukan lagi? Tidak cukupkah mandi air biasa saja lalu sabun dan langsung ganti piyama? Dan yang lebih menyebalkannya adalah ritual mandi kali ini lebih lama dari yang pagi tadi.

"Winter"

"Ya, tuan muda?"

"Aku sudah dua jam lebih berendam, apa kau ingin aku bengkak karena terus berendam di air?"

"Tenang saja tuan, air ini sudah direndam batu mana dan ditambah dengan rerempahan, air ini sangat bagus untuk kulit jika anda berendam lama"

Winter tersenyum dan aku sungguh sangat tidak percaya dengan senyumnya itu.

Baiklah, aku akan bersabar kali ini karena hari ini adalah hari spesial di keluarga ini. Jika saja Luham bukan kakaknya Reigha, pasti aku tinggal tidur. Hari ini melelahkan jujur saja. Aku merilekskan tubuhku lagi, aku memejamkan mata dan mengosongkan pikiran.

"Tuan muda?"

"Hmm?"

"Saya kira anda tertidur, pakaian anda sudah saya siapkan"

Aku berdiri dan keluar dari bathup. Winter melilitkan handuk di tubuhku, dengan lembut dia mengeringkan tubuhku. Winter mengambil beberapa baju yang akan aku pakai, dia memakaikannya satu persatu padaku dengan hati-hati dan teliti. Sejujurnya aku suka bagaimana dia memadupadankan pakaianku dengan aksesoris yang aku pakai sehari-harinya.

"Selesai, tuan muda"

Aku melihat diriku dicermin, sialan, mau seberapa lelahpun aku tapi wajah Reigha ini malah seperti bunga yang pagi hari baru disirami, sangat segar.

'Aku sangat iri padamu Reigha!!!' aku berteriak dalam hati.

Dan yang lebih menjengkelkannya lagi adalah tidak ada yang bisa aku lakukan dan hanya membatin. Reigha ayo kita menjadi orang baik saja, sayang sekali kalau kau harus menjadi villain dalam wujud seperti ini. Aku malah jadi berpikir kau ini sebenarnya protagonisnya tau, tapi sayangnya kau adalah antagonis.

"Anda tidak apa-apa, tuan muda? Dari tadi anda melamun terus"

Aku menatap Winter, "Apa kau tidak mengerti kalau aku ini kelelahan dan ingin istirahat?"

"Ahaha... saya rasa anda memang perlu"

Tck, kalau kau tau kenapa kau bertanya ha? Menyebalkan sekali.

Kriet

pintu kamarku terbuka, Agler dan Alden masuk.

"Uwaaah!!!" Alden langsung menghampiriku dengan mata berbinar.

"Kakak! Kau cantik!" ucap Alden.

Aku berjongkuk dan mencubit hidungnya.

"Aku tampan bukan cantik" ucapku.

"Al benar kak, kau cantik" Agler menyetujuinya.

"Pft..."

Aku melirik Winter yang menahan tawanya, ini semua karenamu tau!

"Tuan muda, ini sudah hampir waktunya" ucap Einas.

Aku mengangguk, "Ayo kita pergi"

Kami bersama ke aula timur tempat diadakannya pesta ulang tahun Luham, didepan pintu Luham, Sahnon, Beckie, ibu dan ayah menunggu. Setelah semuanya lengkap, pintu dibuka ksatria. Dari ayah, ibu masuk lebih dulu lalu Luham, Sahnon dan Beckie.

"Sekarang kita keluar" aku mengulurkan tangan masing-masing pada Agler dan Alden.

Keduanya menyambut uluran tanganku, kamipun keluar bersama. Karena palayan dan pengawal tidak diperbolehkan masuk, Einas, Veer dan Winter hanya bisa menunggu di taman yang sudah disediakan untuk para pengawal dan pelayan yang yang menemani para bangsawan. Taman itu juga bersebelahan dengan aula pesta.

(ORIGINAL BL)(Promo)Aku Akan Menyingkirkan Status Villain Ini (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang