Chapter 15

14 0 0
                                    

Beberapa hari berlalu, semenjak hari itu aku dan ayah selalu minum teh di sore hari dan meskipun ayah sibuk dia tetap menyempatkan waktu untukku. Yah baguslah jika hubungan ayah dan anak ini membaik, itu artinya Grand Duke bukan salah seorang ancaman bagi nyawa Reigha lagi. Lalu, San sendiri tidak terlihat batang hidungnya. Syukurlah dia tidak menggangguku lagi. Hidup damai ini sungguh menyenangkan.

Tapi...

Baru saja aku berpikir begitu, lalu apa-apaan ini?

Aku sedang dalam suasana hati yang baik berjalan sambil bersenandung menuju rumah kaca, tapi yang aku temui disana bukan ayahku melainkan pria menyebalkan itu.

Aku duduk di kuris didepan San.

"Kenapa kau disini, ayahku dimana?"

"Selamat sore, Rei" ucap San sambil tersenyum.

Aku merinding melihatnya, itu menggelikan sekali.

"Yang mulia—"

"San"

Aku menatapnya kesal, "Anda disini—"

"San"

Ukh... aku ingin sekali memukul wajahnya yang tersenyum lebar itu!

"Haa... San, kenapa kau disini?"

Bukannya menjawab pertanyaanku, San malah meminum teh dan memakan cookies dengan santai. Lihatlah wajah polosnya itu, benar-benar menyebalkan. Aku melihat San didepan yang benar-benar menikmati waktunya. Kali ini San pun datang dengan rambut hitamnya, padahal aku sudah tau siapa dia sebenarnya apakah dia harus melakukan penyamaran seperti ini?

Hmm... aku penasaran, dia mengubah warna rambutnya tapi kenapa dia tidak mengubah warna matanya sekalian? Lalu, bukankah dia seorang Kaisar bagaimana bisa dia disini dengan santainya makan cemilan, Apa dia tidak punya pekerjaan?

"Ah, ayahmu sedang ada urusan di perbatasan jadi mulai sekarang kau akan minum teh sore bersamaku" ucap San.

"Hah?!"

Apa-apaan orang gila ini?!

"Kau Kaisar kanapa kau harus repot-repot mengurusiku begini? Urusan Negara lebih penting, bukan?"

"Ya, tapi aku juga harus sesekali bersantai bukan, apa kau tau betapa melelahkannya mengurusi dokumen-dokumen itu, ah... atau bagaimana kalau kau pergi bersamaku ke is—"

"Maaf, aku tidak tertarik dengan pekerjaanmu"

San cemberut, sesekali dia melirikku kemudian menunduk lagi.

'Apa dia puppy? Astaga, mataku pasti rusak jika tidak mana mungkin aku melihat kuping dan ekor itu turun' batinku.

Aku menghela nafas, "Kembalilah bekerja"

Akupun berdiri, aku ingin kembali ke kamarku toh ayah tidak ada disini dan aku harap pria itu pergi.

"Kau mau kemana?" tanya San.

"Bukan urusanmu"

Aku pergi dari taman kaca dan San tentu tidak mendengarkanku, dia malah mengikutiku tapi aku tidak memperdulikannya dan aku mempercepat langkahku.

"Kakak"

Aku berhenti, Agler berlari kearahku.

"Apa yang kakak lakukan?"

Agler melirik San yang ada dibelakangku, dia menatap tidak suka kepada San. Anak ini cukup berani, dia benar-benar adikku aku bangga padanya.

"Bukankah kakak seharusnya bersama ayah, lalu apa yang  yang mulia lakukan disini?"

Aku melirik San, dia memasang senyum polos.

"Cih..."

Hmm?! Apa aku tidak salah dengar? Anak ini berdecih kepada Kaisar?

Aku refleks menoleh kearah San, dia masih saja dengan senyum konyolnya itu. Haruskah aku lega atau kesal, tapi ya sudahlah.

"Ayah sibuk hari ini" ucapku.

"Lalu kenapa kakak bersama dia?" Agler menunjuk San.

Tu-tu-tu-tunggu...!!!

Adikku yang manis dan imut, kenapa kau menunjuk seorang Kaisar dengan entangnya seakan kau menunjuk seorang pelayan?!

Aku langsung menurunkan tangan Agler dan menggendongnya.

"A-adikku yang imut, ba-bagaimana kalau kita keruang makan sekarang. Ini sudah hampir saatnya makan malam, lihatlah langit sudah mulai gelap"

Aku buru-buru membawa Agler pergi, aku sempat menoleh kebelakang dan untungnya San tidak mengikutiku. San berbicara dengan seseorang disana, dilahat dari pakaiannya sepertinya bukan pelayan ataupun ksatria Preston. Sudahlah, itu bukan urusanku.

Begitu sampai di ruang makan, aku baru menurunkan Agler.

"Kakak, tanganmu tidak apa-apa? Aku cukup berat" tanya Agler.

"Huh? Ah, tidak. Kau cukup ringan, apa kau diet? Anak-anak sepertimu tidak baik diet, kau harus makan banyak agar pertumbuhanmu tidak terganggu"

Agler cemberut, "Aku berat, loh"

"Ahaha..."

Aku mengacak rambut Agler, dia imut sekali. Adikku yang manis aku khawatir pria itu akan marah dan tanpa sadar aku menggedongmu sampai kesini dan setelah kau bahas tanganku jadi gemetar. Huhuhu...

"Sambil menunggu yang lain sebaiknya kita duduk dulu" ucapku.

Aku menarikkan kursi untuk Agler, setelah anak itu duduk akupun duduk disampingnya.

"Apa yang kau lakukan hari ini" tanyaku.

"Hari ini aku hanya membaca buku di perpustakaan karena Jevie pergi bersama kak Sahnon, aku sempat bertanya tapi sepertinya itu masalah serius"

Hm? Tadi San juga bilang kalau ayah ada urusan di perbatasan dan kak Sahnon juga pergi, pasti tujuan mereka sama. Apa yang sebenarnya terjadi?









=================Cut================








Hai gimana ceritanya? Sebelumnya salam kenal, aku penulis novel ini, kalian bisa panggil Yuki. Jika kalian penasaran dengan versi fullnya, kalian bisa membaca di Karyakarsa(Yukisaku, linknya ada di profile). Kalian bisa beli persatuan chapter seharga 20 koin atau langsung paketannya seharga 350 koin(seluruh chapter langsung terbuka). Jika kalian sudah membeli semua chapternya kalian juga bisa men-klaim PDFnya.

Sebelumnya, untuk novel yang aku promosikan di Wattpad hanya akan aku update full bagian free dan untuk berbayar hanya akan aku publish beberapa line awal.

Novel ini sudah tamat di Karyakarsa dengan total 22 chapter (1 prolog, 20 chapter, 1 epilog). Kalian juga bisa beli langsung PDFnya dengan dm ke email: yukisakuebook@gmail.com, seharga 35.000 ribu.

Klaim PDF:
Jika kalian sudah membuka cerita yang terkunci, tenang aja karena itu akses permanen jadi tidak akan terkunci lagi. Untuk klaim PDF sendiri, kalian bisa dm ke email diatas dan jangan lupa untuk menyertakan nama akun kalian.

Novel yang publish di Karyakarsa:
1. Aku Akan Menyingkirkan Status Villain Ini (Tamat)

2. The Obsessive Count Looks At Me (Tamat)

3. Kenaan For Alan (Short)

4. I Was Born As The Youngest Child In The Black Summoner Family (On-going)

(ORIGINAL BL)(Promo)Aku Akan Menyingkirkan Status Villain Ini (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang