Seokjin bangun dengan badan yang terasa pegal. Jungkook tertidur di sisinya dengan bertelanjang dada. Ia memperhatikan jam yang ada di atas nakas. Pukul 13.10. Ia terkejut dan segera bangun. Saat ia hendak melangkah menjauhi ranjang, ia terjatuh dengan suara keras di lantai. Jungkook yang masih tidur pun sampai terbangun karena mendengar suara itu.
"Baby?" panggil Jungkook sambil turun dari tempat tidur dan mendekat. Ia membantu suaminya yang terlihat kesakitan karena sikunya terantuk lantai saat terjatuh.
"Apha..." lirih Seokjin kesakitan. Jungkook melihat siku laki-lakinya memerah.
"Neo gwaenchanha?" tanya Jungkook dengan dahi berkerut. "Seharusnya kau membangunkan aku jika membutuhkan sesuatu, Seokjin-a."
"Aku tidak ingin mengganggumu, Koo. Kau terlihat lelah." ucapnya dengan dahi berkerut.
Jungkook mengajaknya untuk kembali duduk di atas ranjang. Ia segera menuju ke dapur dan mengambil sedikit es di lemari pendingin dan membungkusnya menggunakan handuk untuk mengompres siku Seokjin yang memerah.
"Kau ingin mengambil sesuatu, bukan? Katakan padaku kau ingin mengambil apa? Biar aku ambilkan." ucap Jungkook sambil menempelkan es itu ke siku sang suami.
"Aku ingin mengambilkan makanan untukmu. Tadi pagi kau belum sarapan dan ini sudah waktunya makan siang." jawab Seokjin lalu merungut. Ia kesal sekali kenapa ia bisa sampai terjatuh.
"Mian! Sepertinya aku terlalu berlebihan melakukannya."
"Kau memang selalu berlebihan, Koo. Setiap kau melakukannya, aku pasti tidak bisa berjalan." tandas Seokjin yang membuat Jungkook mengusap tengkuknya sambil tersenyum canggung.
"Bagaimana dengan sikumu? Manhi apha?" tanya Jungkook dengan sangat khawatir.
"Sekarang sudah lebih baik. Bantu aku ke dapur! Aku harus menyiapkan bahan-bahan untuk makan malam."
"Untuk malam ini kau tidak perlu memasak makan malam, baby."
"Wae? Tentu saja aku harus memasak makan malam. Ji Yoo dan Jae Hyun pasti lapar saat mereka tiba di rumah nanti."
"Sepertinya kau sudah banyak belajar untuk membuatku kesal, Babe. Kau terus menjawab ucapanku."
Seokjin mengerucutkan bibirnya. Ia masih ingin bicara, tapi tidak jadi karena ucapan Jungkook barusan.
"Aku ingin mengajakmu makan malam, honey. Bersama Ji Yoo dan Jae tentunya."
"Tumben..."
"Baby...!"
"Aneh saja melihatmu tiba-tiba mengajak makan malam di luar, Koo. Apa kau tidak ingat saat Jae merengek memintamu untuk makan malam di restoran favoritnya beberapa minggu yang lalu? Kau bahkan menolak permintaannya."
"I'm sorry! Aku tidak akan mengulanginya lagi. Mulai sekarang aku akan berusaha untuk lebih banyak meluangkan waktu untukmu dan juga anak-anak."
Seokjin menghela napas. Ia tahu suaminya itu sungguh-sungguh. Tapi rasa kecewa yang ia dan anak-anaknya rasakan selama satu tahun belakangan ini membuatnya tidak bisa mempercayai ucapannya.
"Koo...! Aku bukan tidak mau mempercayai ucapanmu. Geundae ... aku dan anak-anak sudah terlalu sering kau kecewakan. Kau berulang kali melanggar janji yang kau buat dengan alasan sibuk. Aku, Ji Yoo dan Jae tidak menginginkan apapun, Koo. Cukup dengan membuktikan apa yang telah kau ucapkan." ucap Seokjin dengan dahi berkerut.
Jungkook benar-benar merasa bersalah. Ia menyadari bahwa satu tahun belakangan ini, ia tidak pernah membawa keluarganya pergi berlibur. Saat berjanji, ia bahkan harus membatalkannya karena sibuk mengurusi pekerjaan kantor yang menumpuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pragma (By My Side S2)
FanfictionKetika sebuah balas dendam menghancurkan segalanya...