Someone who Hold A Grudge

14 4 6
                                    

Seokjin yang baru tiba di rumah sakit langsung menuju ke UGD. Jungkook langsung mendapat penanganan medis dari tim dokter spesialis emergensi. Mereka segera melakukan pengecekan pada kondisi Jungkook yang masih belum sadarkan diri.

Laki-laki tampan itu mondar-mandir di depan ruang UGD. Ia benar-benar takut terjadi sesuatu pada suaminya itu. Tadi pagi ia masih melihat Jungkook tertawa saat menggodanya, dan kini ia justru berada di dalam sana menerima penanganan medis.

"Koo..." ucapnya lirih dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Seokjin-a!"

Tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namanya. Seokjin menoleh ke sumber suara itu. Ada sosok laki-laki tampan yang berjalan mendekatinya.

"Hyungie..." lirihnya tanpa bisa menahan air mata.

"Apa yang terjadi? Jika Ahn Sijang tidak menghubungiku, Aku tidak tahu jika Jungkook mengalami kecelakaan."

"Moleugesseo. Koo tadi menghubungiku, Hyung. Dan saat aku tiba di lokasi kecelakaan, Koo sudah hilang kesadaran." jawab Seokjin lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Sebelum suaranya hilang di telepon, Koo mengeluh dadanya sangat sakit. Aku benar-benar takut, Hyung. Aku tidak mau sesuatu terjadi padanya."

Namjoon memegangi bahu Seokjin hingga membuat laki-laki itu menjauhkan tangannya.

"Tidak akan ada yang terjadi. Kookie akan baik-baik saja. Kau harus yakin, Seokjin-a."

Seokjin mengangguk. Ia menghapus air mata di wajahnya dengan tangan kirinya.

"Hyung benar. Tidak akan ada yang terjadi padanya. Koo pasti baik-baik saja." ucap Seokjin berusaha menguatkan dirinya. Namjoon mengangguk.

"Ahn Sijang! Apakah Ahn Siljang juga memberitahu anak-anak tentang—"

"Kau tenang saja! Aku tadi sudah bertanya padanya. Ahn Siljang belum memberitahu Ji Yoo dan Jae."

Jawaban Namjon membuat Seokjin menghela napas. Jika kedua anaknya mendengar kondisi sang ayah, mereka akan sangat panik.

45 menit kemudian, seorang dokter dari ruang UGD keluar dan terlihat menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Keluarga pasien Jeon Jungkook?" tanya sang dokter. Seokjin dan Namjoon seketika langsung berdiri.

"Saya keluarganya. Bagaimana keadaan Koo, Seonsaengnim?" tanya Seokjin dengan cemas.

"Beruntung pasien tidak mengalami luka yang serius. Hanya beberapa memar di bagian lengan dan luka yang ada di keningnya. Saat kecelakaan terjadi, kemungkinan pasien melindungi kepalanya dari benturan yang mungkin dialaminya."

Seokjin menghela napas lega. Begitu juga dengan Namjoon. Tapi laki-laki berusia 31 tahun itu teringat dengan keluhan Jungkook saat mereka berbicara di telepon.

"Ssaem! Tadi saat Koo masih bisa berbicara denganku di telepon, ia mengatakan jika dadanya sangat sakit. Apakah itu berbahaya?" tanya Seokjin dengan dahi berkerut.

"Gejala nyeri dada akan muncul dalam waktu 24 jam. Kami akan terus memantau keadaan pasien. Jika ada gejala yang ditimbulkan karena nyeri dada yang pasien alami, kami akan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut."

"Mengapa harus nanti, Seonsaengnim? Mengapa tidak dilakukan segera? Apakah tidak apa-apa jika seperti itu?" tanya Seokjin dengan cemas. Namjoon berusaha menenangkan adik iparnya itu.

"Seokjin-a!"

"Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Koo, Hyung..." ucap Seokjin membela diri. Sang dokter tersenyum.

Pragma (By My Side S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang