Stalker

16 3 3
                                    

Saat Seokjin kembali ke ruang inap, Dokter yang merawat Jungkook ternyata ada di dalam ruang inap suaminya. Ia bergegas mendekat demi mendengar jika keadaan Jungkook baik-baik saja.

"Berdasarkan hasil MRI yang sudah dilakukan, Kondisi Jeon Jungkook Hoejangnim baik-baik saja. Sakit di dada yang Hoejangnim rasakan adalah akibat yang ditimbulkan karena benturan dengan roda kemudi. Ada memar di dada anda, Hoejangnim. Meskipun menggunakan seatbelt, jarak pengemudi dengan roda kemudi dapat menyebabkan cedera dada."

"Apakah itu artinya Daddy bisa segera pulih?" tanya Ji Yoo yang berdiri di belakang Seokjin. Dokter mengangguk.

"Majseubnida. Tapi setelah ini anda harus beristirahat yang cukup Hoejangnim. Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas karena hal itu akan berpengaruh pada kesehatan anda."

"Gamsahabnida, Ssaem." ucap Jungkook lirih. Dokter itu tersenyum.

"Kalau begitu saya permisi dulu." Seokjin dan Ji Yoo membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai tanda terima kasih, sementara Jae Hyun membukakan pintu untuk sang dokter.

Setelah laki-laki dengan mantel berwarna putih itu pergi, pemuda itu dengan riang mendekati Jungkook yang masih terbaring lemah. Ia benar-benar bahagia mengetahui keadaan sang ayah yang baik-baik saja.

"Apa kau senang, Jae?" tanya Taehyung yang melihat keponakannya tersenyum senang. Pemuda itu mengangguk.

"Nae. Aku senang karena kondisi Daddy baik-baik saja. Dengan kejadian ini, Daddy bisa beristirahat di rumah tanpa harus bekerja. Iya kan, Appa?" Seokjin tersenyum, Jungkook juga ikut tersenyum mendengar ucapan bungsunya barusan.

Tok tok tok!

Seokjin berjalan ke arah pintu dan membukanya. Sosok Ahn Siljang berdiri di sana dengan tangan membawa paper bag berisi ayam goreng dan tteokbokki.

"Saya mengantarkan pesanan anda, Sajangnim." ucap Ahn Siljang sambil menyerahkan paper bag yang dibawanya kepada Seokjin.

"Masuklah! Kita makan sama-sama." seru Seokjin yang langsung mendapat gelengan kepala dari sopir pribadi keluarga Jeon.

"Anibnida, Sajangnim. Lebih baik saya kembali ke mobil. Saya—"

Ucapan Ahn Siljang terhenti saat Jae Hyun menarik tangan laki-laki itu untuk masuk ke dalam ruangan Jungkook.

"Hoejangnim..."

"Makanlah bersama-sama di sini, Ahn Siljang. Sejak siang kau terus menunggu di mobil bukan?" tanya Jungkook pelan.

"Nan gwaenchanha, Hoejangnim. Tugas saya memang menunggu sampai Ji Yoo Agassi dan Jae Hyun Dolyeonnim kembali. Nan—"

"Kau harus makan! Setelah perut kenyang, kau bisa kembali ke mansion bersama Ji Yoo dan Jae." ucap Seokjin lalu meminta Ahn Siljang untuk duduk diantara Taehyung dan Jae Hyun. Ia meletakkan satu kotak ayam goreng di hadapan mereka bertiga dan satu kotak lagi di hadapan Ji Yoo. Satu mangkuk tteokbokki berukuran jumbo ia letakkan di tengah.

"Makan dan habiskan!" seru Seokjin yang membuat Jae Hyun segera mencomot satu potong ayam goreng lalu melahapnya. Taehyung dan Ji Yoo juga melakukan hal yang sama. Akhirnya, Ahn Siljang juga ikut mengambil ayam kemudaian memakannya. Seokjin tersenyum. Ia mendekati Jungkook dan duduk di tepi ranjang.

"Mian! Kau tidak bisa ikut makan." ucap Seokjin pelan. Jungkook menggeleng.

"Kau juga makanlah! Sejak tadi kau juga belum makan." lirih Jungkook sambil menatap mata Seokjin dengan lembut. Laki-laki itu menggeleng pelan.

"Aku akan makan, tapi nanti. Aku tidak akan bisa makan sebelum melihatmu tertidur lelap.

"Kalau begitu bantu aku untuk kembali berbaring. Aku lelah dan ingin beristirahat."

Pragma (By My Side S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang