Part 5

8 0 0
                                    

Happy reading.....

Beomgyu melangkah masuk ke kelas dengan senyum lebar, tas ranselnya menggantung di bahu. Pagi itu cerah, dan suara tawa serta obrolan riuh terdengar dari teman-temannya. Mereka semua sedang bersiap untuk pelajaran olahraga, tetapi kabar bahwa guru mereka, Jeon Jungkook, sedang rapat membuat suasana berubah santai. Pelajaran dibebaskan, dan pilihan bermain basket muncul secara spontan di antara mereka.

Lapangan di sekolah mulai penuh dengan tawa dan sorakan saat bola basket pertama dilempar. Beomgyu, Jeno, Hyunjin, dan beberapa teman lainnya berlari-lari kecil, mencoba mencuri bola dari satu sama lain sambil sesekali bersorak keras setiap kali seseorang berhasil mencetak poin.

Saat Beomgyu mengoper bola kepada Hyunjin, terdengar suara tawa dari sisi lapangan. Jeno, yang tengah duduk sejenak untuk mengatur napas, menoleh kepada Hyunjin dan berkata dengan nada menggoda, "Jadi, Hyunjin, apa kabar kekasihmu yang selalu mengirimi pesan manis itu? Jangan bilang hari ini dia mengirimmu sarapan juga, ya?"

Hyunjin mengangkat alisnya dan tertawa sambil menggiring bola, "Ah, aku sudah bilang, dia punya selera humor yang baik. Dan ya, dia mengirimkan croissant pagi ini. Cemburu, huh?"

Beomgyu yang mendengar percakapan itu ikut tertawa. "Sepertinya kita semua butuh kekasih yang perhatian seperti itu," katanya sambil melayangkan pandangan ke arah Jeno. "Bagaimana denganmu, Jeno? Aku dengar kau sedang dekat dengan seseorang."

Jeno mengangkat bahu dan menyeringai, "Ah, mungkin saja. Tapi siapa tahu, aku mungkin lebih suka membuat kalian penasaran."

Mereka semua tertawa, suara bola basket yang memantul dan gemuruh tawa mengisi udara. Beomgyu merasa hatinya hangat, dikelilingi oleh teman-teman yang membuat momen seperti ini terasa berharga. Di tengah kesibukan dan kompetisi, canda ringan tentang kisah asmara mereka memberi warna lain dalam kehidupan sekolah mereka.

Setelah mereka puas bermain basket, Jeno melihat ke arah bola voli yang tergeletak di pojok lapangan. "Hei, bagaimana kalau kita coba bermain voli? Bosan juga kalau hanya basket terus," katanya sambil tersenyum lebar.

Hyunjin segera bangkit dan meraih bola voli itu. "Setuju! Lagi pula, lebih banyak pemain lebih seru. Ayo, semuanya!"

Beomgyu mengangguk antusias. "Ide bagus, Jeno. Yuk, kita buat tim!"

Mereka semua berkumpul, membentuk dua tim. Tim pertama terdiri dari Beomgyu, Jeno, dan beberapa teman lainnya, sementara tim kedua dipimpin oleh Hyunjin. Suasana semakin riuh saat mereka mulai bermain, bola melayang-layang di udara, diikuti teriakan dan sorakan setiap kali seseorang berhasil melakukan spike atau menerima bola dengan baik.

Di tengah permainan, bola mengarah ke Hyunjin yang dengan cepat meloncat dan melakukan smash keras, membuat tim lawan kewalahan. Beomgyu tertawa sambil menggelengkan kepala. "Hyunjin, kau ternyata berbakat juga dalam voli. Apa ada lagi yang kau sembunyikan dari kami, selain kekasih misteriusmu?"

Suasana menjadi lebih ramai saat beberapa teman mereka menggoda Hyunjin dengan teriakan, "Ayo, bocorkan siapa kekasihmu!" atau "Kita tahu dia pasti spesial kalau sampai membuatmu tersenyum sendiri!"

Hyunjin hanya tersenyum tipis, tapi kali ini wajahnya sedikit memerah. Dia mengangkat bahu sambil menjawab, "Kalau kalian bermain lebih baik, mungkin aku akan mempertimbangkannya."

Jeno tertawa, "Tantangan diterima!" Dia melompat tinggi untuk menghalau bola yang di-smash oleh Beomgyu, tetapi bola itu memantul ke sisi lain lapangan, membuat tim Beomgyu bersorak kemenangan.

Di tengah keramaian, Beomgyu menatap Hyunjin yang sesekali mencuri pandang ke ponselnya yang disimpan di tepi lapangan. Keingintahuannya makin besar. Siapa pun yang membuat Hyunjin terlihat sebahagia ini, pasti seseorang yang istimewa.

Nada yang Tak Terdengar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang