Pt.7 : Earning Trust

31 3 0
                                    

.................

"Aduh..... Ini dimana ya?." –Shania

"Hai...." –Shania (Kesadaran)

"Hmm??.... HAH???!!!!..... SI.... SI.... SIAPA LO??!!!. KOK LO MIRIP GUE???." –Shania

"Ya ampun ini orang. Masa sama kesadaran sendiri ngga kenal?." –Shania (Kesadaran)

"Kesadaran??.... Maksud lo apa??.... Gue dimana???." –Shania

"Satu – satu dong. Tenang ya, sekarang ini lo lagi ada didalam pikiran lo sendiri." –Shania (Kesadaran)

"Pikiran gue?." –Shania

"Iya.... gue ini adalah sifat lain dari diri lo yang tersimpan didalam pikiran lo. Harusnya kita ini beda jauh, tapi entah kenapa gue malah ngga jauh – jauh beda sama lo. Mungkin ini karena sifat lo yang gampang bosen itu. Untung sifat itu ngga ada pada diri gue kalo ngga bakalan nambah kacau pikiran lo." –Shania (Kesadaran)

"Kenapa gue bisa ada disini?." –Shania

"Lo disini karena itu..... *Menunjuk kearah sesuatu*." –Shania (Kesadaran)

Kesadaranku menunjuk kearah sebuah pintu besar yang ada jauh dibelakangnya saat ini. Aku tidak tau pintu apa itu dan aku juga masih tidak percaya kalau aku sedang berada didalam pikiranku. Mungkin saat ini aku sedang berhalusinasi.

"Itu pintu apa?." –Shania

"Didalem pintu itu ada 'potensi sebenarnya' dari diri lo. Gue ngga tau pasti apa isinya dan bahkan gue yang menghuni pikiran lo ini ngga tau gimana cara ngebukanya." –Shania (Kesadaran)

"Apa hubungan gue disini sama pintu itu?." –Shania

"Lo inget waktu lo depresi tadi?." –Shania (Kesadaran)

"Inget." –Shania

"Chase kesini tadi, dan lo pasti udah tau itu. Soalnya udah jelas – jelas lo dan gue itu saling berhubungan. Nah waktu Chase berhasil nyemangatin gue dan otomatis juga berhasil nyemangatin lo, salah satu gembok yang ada dipintu itu bergetar dan hancur tepat disaat lo ngerasa super bersemangat untuk ngalahin Yupi." –Shania (Kesadaran)

"Gue masih ngga ngerti..." –Shania

"Hadeh.... Yaudah gue langsung to the point aja. Lo dipanggil kesini sama pintu itu, karena pintu itu udah saatnya dibuka dan pintu itu sendiri udah minta dibuka. Semangat lo-lah yang bikin salah satu gembok dipintu itu rusak dan pintu itu manggil lo kesini sekarang." –Shania (Kesadaran)

"Jadi pintu itu Cuma mau dibuka sama gue?." –Shania

"Yap..." –Shania (Kesadaran)

"Kenapa begitu?." –Shania

"Gak tau deh. Coba aja lo tanya sama pintunya." –Shania (Kesadaran)

"Caranya?." –Shania

"Kontak langsung. Sentuh aja pintu itu nanti juga lo bisa ngomong. Kalo gue yang ngajak dia ngomong belum tentu dia mau ngerespon gue." –Shania (Kesadaran)

Aku melakukan kontak dengan pintu itu sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kesadaranku. Dia menungguku dibelakang sementara aku berbicara dengan pintu itu. Ternyata pintu itu juga bagian dari pikiranku, hanya saja tugasnya adalah menjaga 'potensi tersembunyiku'. Waktu aku menanyakan apa potensi tersembunyiku padanya dia tidak menjawab apapun.

"Dia bilang semangat gue kurang terbakar. Kalo gue pengen tau gue harus membakar semangat gue lebih dari pertarungan gue sebelumnya." –Shania

"Pintu itu banyak maunya ya?. Ckhh.... Kalo kayak gini gue ngga bisa bantu apa – apa, gue Cuma bisa berdoa semoga lo bisa naklukin pintu keras kepala itu." –Shania (Kesadaran)

Seishun HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang