fever; chapter 08

256 28 8
                                    

..⃗.🕊•̩̩͙⁺゜ʟᴏᴛᴜsᴇʀɪ.ᴄʜᴘᴛ ⤾·˚


Anavel kini menggendong Arthur dengan pelan, ia benar-benar takut jika Arthur terbangun dan memarahinya, ia tau jika apa yang dia lakukan adalah hal yang benar-benar di tingkat bajingan, namun bagaimana lagi semua itu sudah terjadi dan dia terbawa emosi.

Mungkin kekanakan namun ia benar-benar tidak bisa menahan emosinya, ia sudah lama tidak bersama dengan Arthur, sudah dua tahun ia tidak bertemu dengan lelaki mungil itu. Dan disaat mereka akhirnya bertemu lagi Arthur malah menjauhkan diri seketika saat ia ingin bercerita tentang masalah mereka. Apa salahnya? Ia ingin dirinya dan teman-teman yang lain berteman dan menjadi dekat lagi. Ia rindu dengan sosok Arthur di hidupnya.

Namun karena kejadian hari ini, mungkin keinginannya harus ia pendam sementara waktu, Arthur pasti akan dendam kepadanya, namun masa bodoh, Anavel akan menerjang semua hal yang Arthur lemparkan kepada dirinya.

Ia akan berjuang untuk mendapatkan hati Arthur, ia tau bahwa banyak orang yang menyukai dirinya, bahkan teman-temannya yang berada di tongkrongannya kini mulai tertarik dengan Arthur, jadi Anavel harus bekerja lebih keras walau jalan yang ia pilih pasti akan menjadi jalan yang paling berduri.

Berjalan menuju ke parkiran, Anavel di hadang oleh seseorang, seseorang yang membuat ia selalu sebal. "Oh? Anavel! Yo man" Ucap lelaki tersebut sembari menatap Arthur yang berada di gendongannya. "Hm, cowok lo vel? Cakep juga, boleh lah bagi" Ucapnya yang membuat Anavel menatapnya dengan sinis, "bacot el, urusin geng lo dulu tolol" Ucap Anavel. Nael, lelaki yang benar-benar membuat Anavel selalu emosi, dan sekarang? Dia ingin dekat dengan Arthur-nya? Tidak akan pernah, Arthur hanya miliknya.

"Idih, gua aja kesana cuma disuruh atasan gue mon maaf dik, gua mending ke geng sebelah" Ucap Nael sembari membalas tatapan sinis Anavel. "Dahlah, habisin waktu gue aja lo el, oh ya.. kalo lo nyari masalah ama dia, pala lo gue bacok" Ucapnya yang kini meninggalkan Nael sendiri dan menuju ke mobilnya.

Mobil? Ya mobil, ia ke sekolah hari ini dengan mobil, tentu saja tidak melupakan motor Arthur ia menitipkannya ke seorang staff sekolah.










Sesampainya di apartemen miliknya, ia dengan perlahan menurunkan tubuh Arthur ke kasur yang lembut, membuka perlahan seragam sekolah milik Arthur dan memakaikan baju dan juga celana miliknya yang sedikit kebesaran kepada Arthur, ya daripada Arthur-nya harus tidur dengan baju seragam, lebih baik ia memakai baju miliknya, ditambah lagi Arthur benar-benar imut di baju milik Anavel itu.

Beberapa menit setelah menidurkan Arthur di kasurnya ia beranjak pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, jangan khawatir ia sudah membersihkan Arthur juga. Setelah selesai membersihkan dirinya sendiri ia berjalan menuju kamarnya, dengan handuk yang kini mengikat melingkari pinggulnya.

Ia menatap Arthur yang sedang tertidur pulas membuat Anavel tersenyum dengan lembut, namun daritadi handphone milik Arthur-nya sering berdering dengan notifikasi orang-orang brengsek yang ingin mendekati Arthur.

Dengan acuh ia mematikan handphone milik Arthur dan mengenakan celananya sebelum akhirnya meninggalkan kamarnya dan pergi ke ruang tengah, bermain dengan handphonenya dan menikmati suasana malam ini.


Sekarang pukul setengah sebelas malam, dan kini Anavel masih berada di ruang tengah, sembari meminum soda dan juga menghisap rokoknya, ya anak yang terlihat polos ini memang benar-benar berbanding terbalik dengan wajahnya.

Sedang asik dengan dirinya sendiri, Anavel dikejutkan dengan sosok lelaki yang imut, dan berapa terkejutnya dirinya ketika melihat bahwa lelaki imut itu kehilangan sesuatu, dan sesuatu itu, ya, celananya, lelaki itu benar-benar hanya memakai baju oversized miliknya dan ia terlihat sangat imut dan erotis.

"Sayang~" Ucap Anavel dengan nada manja, dan apa itu? Sayang? Sejak kapan anak ini begitu berani memanggil Arthur dengan sebutan itu, Arthur, lelaki yang imut dan masih setengah tidur hanya terdiam dan tersipu malu, ia berjalan mendekati Anavel dan menatapnya tidak suka.

Dan untungnya Anavel peka, ia mematikan rokoknya dan meminum air putih, dan seketika Anavel dibuat kaget lagi oleh Arthur. Arthur kini duduk diatas pahanya dan mengalungkan kedua tangannya di leher Anavel, wajahnya yang sedikit merah karena malu atau mungkin karena belum sadar membuat siapapun yang melihat salah paham.

Dengan sigap Anavel memegang pinggang Arthur yang kecil itu, pinggang Arthur benar-benar kecil dan pas untuk di peluk, Anavel pun mulai mengecup leher putih milik Arthur, ia bisa melihat beberapa bekas gigitan dan ciumannya, tanpa ia sadari Arthur kini benar-benar terbawa suasana, ia terus mendesah kecil.









































Belum ada semenit, suasana untuk mereka berdua kembali tenang dan sunyi, bagaimana tidak, Arthur tiba-tiba tertidur di pundaknya dan itu membuat Anavel terkekeh gemas atas perilaku Arthur. Tuhan, Anavel kini benar-benar jatuh cinta sedalam dalamnya kepada lelaki imut ini yang sedang tertidur pulas di pelukannya.












━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

. . ⇢ [ʟᴏᴛᴜsᴇʀɪ.ᴛʙᴄ] ˎˊ˗ ꒰ 📎 ꒱

Author ; Anavel nih, bulol ya ges ya...

Oh ya, btw, kalau aku buat discord/channel tele buat kalian biar gausah dm pas ada chapter spesial dan buat update2 gj gitu gimana? Kalian setuju ga? Kalau setuju mending discord atau telegram nih?

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fever | Sutsujin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang